Orang Miskin di Jatim Masih 4,1 Juta Terbanyak di Indonesia, Khofifah Genjot Penyaluran Berbagai Bansos!

| -
Orang Miskin di Jatim Masih 4,1 Juta Terbanyak di Indonesia, Khofifah Genjot Penyaluran Berbagai Bansos!
TERBANYAK DI INDONESIA: Orang miskin di Jatim di era Khofifah masih 4,1 juta atau terbanyak di Indonesia | Sumber: BPS

SURABAYA | Barometer Jatim – Di ujung kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa -- lengser 13 Februari 2024, jumlah orang miskin di Jawa Timur berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) masih 4,189 juta (10,35%) per Maret 2023 atau terbanyak se-Indonesia.

Di bawah Jatim, provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak kedua yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah, masing-masing sebanyak 3,8 juta jiwa dan 3,7 juta jiwa.

Secara year on year (y-on-y) angka kemiskinan di Jatim memang turun 0,03% tarhadap Maret 2022 sebesar 10,38% atau turun 0,14% terhadap September 2022. Namun sejak Khofifah memimpin Jatim pada 13 Februari 2019, angka kemiskinan justru sedikit di atas kemiskinan yang ‘diwariskan’ Gubernur Jatim sebelumnya, Soekarwo alias Pakde Karwo, yakni 4,112 juta pada Maret 2019 atau sebulan setelah Khofifah dilantik menjadi Gubernur Jatim.

| Baca juga:

Nah, 35 hari jelang mengakhiri masa jabatannya, Khofifah menyampaikan berkomitmennya untuk terus fokus menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya dengan menyalurkan berbagai program bantuan sosial (bansos).

Bansos tersebut, di antaranya disalurkan melalui sejumlah program pengentasan kemiskinan dengan memperluas pelayanan dan penjangkauan yang optimal kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Berbagai bansos tersebut diharapkan menjadi salah satu jalan untuk menurunkan angka kemiskinan di Jatim.

"Untuk mewujudkan Jatim Sejahtera, Jatim Berkah dan Jatim Harmoni yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya, berbagai upaya telah kami lakukan. Salah satunya dengan menyalurkan berbagai bantuan sosial," ujar Khofifah dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).

| Baca juga:

Khofifah menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan untuk menurunkan kemiskinan antara lain dengan menurunkan beban pengeluaran rumah tangga miskin, meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin, dan menekan angka kemiskinan di daerah kantong kemiskinan.

"Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk sapaan sekaligus sebagai bentuk intervensi sektor sosial yang memang perlu ada penguatan," jelasnya.

Penurunan beban pengeluaran rumah tangga miskin, terang Khofifah, diwujudkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Plus dan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) yang pengelolaannya di bawah Dinas Sosial Jatim.

Luncurkan Beragam Program

PKH Plus, ujar Khofifah, bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang memiliki anggota keluarga lansia di atas 70 tahun. Masing-masing lansia yang menjadi penerima manfaat (PM) PKH Plus menerima bantuan sebesar Rp 2 juta per tahun yang dibagi dalam empat tahap penyaluran.

Pada tahun 2019-2022, program ini menyasar 50.000 lansia per tahun, kemudian pada tahun 2023 sasaran program ini bertambah menjadi 55.000 lansia. Total 255.000 lansia telah menerima program PKH plus.

Lalu program ASPD merupakan bansos yang diberikan kepada penyandang disabilitas berat. Program ini pertama kali dilaksanakan pada 2020 yang disalurkan untuk 3.000 Penerima Manfaat (PM). Selanjutnya, pada tahun 2021-2023, jumlah PM bertambah menjadi 4.000 PM per tahun.

"Masing-masing PM mendapatkan Rp 3,6 juta per tahun yang disalurkan dalam empat tahap, sekitar 15 ribu orang telah menerima manfaat program ini," ucapnya.

| Baca juga:

Selain itu, kata Khofifah, untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin, Dinsos Jatim memiliki program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang, bansos Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), pengembangan kewirausahaan bagi eks klien UPT, bantuan stimulan untuk klien UPT, dan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT).

"Kami juga menjalankan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin," ucapnya.

Berbagai upaya tersebut disebut Khofifah membuahkan hasil. Jatim, katanya, berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem sangat signifikan bahkan di bawah rata-rata nasional. Kemiskinan ekstrem Jatim pada 2021 sebesar 2,23%, Maret 2022 (1,8%,) September 2022 (1,56%), dan Maret 2023 (0,82%).{*}

PROVINSI JUMLAH ORANG MISKIN TERBANYAK

1. Jawa Timur: 4 .188.810
2. Jawa Barat: 3.888.600
3. Jawa Tengah: 3.791.500
4. Sumatra Utara: 1. 239.710
5. NTT: 1 .141.110
6. Sumatra Selatan: 1. 045.680
7. Lampung: 970.670
8. Papua: 915.150
9. Banten: 826.130
10. Aceh: 806.7501

| Baca berita Kemiskinan. Baca tulisan terukur Abdillah HR | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.