Khofifah Tinggalkan 4,1 Juta Orang Miskin di Jatim, Gus Sadad: Ada yang Hilang dari Era Imam Utomo dan Pakde Karwo!

SURABAYA | Barometer Jatim – Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad memandang kemiskinan di Jatim masih tinggi -- data BPS 4,1 juta per Maret 2023, lantaran hampir lima tahun provinsi ini dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa tak ada gairah perekonomian di perdesaan.
Padahal, menurut legislator yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jatim tersebut, desa merupakan episentrum. Pusat kekuasaan dari unit terkecil, pusat perekonomian, hingga pusat pengembangan, tapi justru menjadi kantong-kantong kemiskinan.
“Dan saya lihat, sorry to say ya. Mohon maaf saya tidak melihat, bahwa dalam masa empat tahun terakhir ini (lima tahun berjalan) ada satu konsep yang mengarah pada bagaimana penguatan masyarakat desa,” katanya saat berbicara di Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) 2025 di Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa (6/2/2024).
Keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Sadad itu bisa membandingkan kepemimpinan di Jatim, karena selama menjadi wakil rakyat di Indrapura -- kantor DPRD Jatim -- mengalami era tiga gubernur.
“Mohon maaf, saya sudah menjadi anggota DPRD Jatim sejak era Bapak Imam Utomo, dilanjutkan dengan Pakde Karwo, dan sekarang Bu Khofifah,” katanya.
| Baca juga:
- Kemiskinan di Jatim Masih 4,1 Juta, Gus Sadad: 5 Tahun Tak Ada Gairah Ekonomi di Desa!
- Orang Miskin di Jatim Masih 4,1 Juta Terbanyak di Indonesia, Khofifah Genjot Penyaluran Berbagai Bansos!
- Alas Gelato Hadir di Surabaya, Gus Hans: Kita Bangga Anak Muda Bisa Bantu Atasi Pengangguran di Jatim!
“Ada gaya kepemimpinan yang berbeda, tentu kan sesuai dengan zamannya. Tetapi satu hal yang hilang pada periode ini, pada masa inhi, adalah menciptakan satu program yang kongkret yang menggairahkan masyarakat desa, menggairahkan perekonomian di desa,” sambungnya.
Program kongkret tersebut, ucap Sadad, tidak harus diwujudkan dalam program-program yang besar, tapi bisa dilakukan dengan sentuhan-sentuhan kecil.
“Soal stunting, misalnya. Kita ngomongin stunting tapi kan mestinya mengefektifkan Posyandu, pemberian makanan sehat buat anak-anak di desa. Itu harus digerakkan dari bagaimana menciptakan sesuatu, mengefektifkan sumber-sumber pangan di daerah itu. Ini yang mesti kita ciptakan secara serius,” jabarnya.
Lantas, apa solusi terbaik dan tercepat bagi masyarakat desa? “Padat karya. Kita enggak melihat bahwa padat karya itu menjadi pilihan atau opsi bagi pembangunan masyarakat desa,” kata Sadad.
“Semua kan serba kontraktual gitu kan. Tidak memberikan kesempatan kepada pemerintahan desa, untuk mengembangkan suatu program-program pembangunan desa yang melibatkan masyarakat dalam skala luas,” sambungnya.
Kembali ke Desa
4,1 JUTA: Selama Jatim dipimpin Khofifah, orang miskin di Jatim sebanyak 4,1 Juta. | Data: BPS Jatim
Sentuhan-sentuhan kecil yang dimaksud Sadad, di periode lalu misalnya koperasi wanita pernah disentuh dengan permodalan enggak besar, Rp 25 juta.
“Semua desa/kelurahan, 8.501 koperasi wanita di seluruh desa/kelurahan pernah disentuh dengan stimulan Rp 25 juta, ditambah lagi Rp 50 juta. Untuk apa? Menggairahkan masyarakat desa,” tegas Sadad.
“Ya ini otokritik, karena kita menjadi bagian dari unsur pemerintahan daerah sesuai dengan konstitusi. Penting bagi saya merumuskan sesuatu, membuat addresing, menentukan titik di mana sih sebenarnya kita ini menyelesaikan masalah satu per satu,” imbuhnya.
| Baca juga:
- 1,5 Bulan Jelang Khofifah Turun dari Takhta Gubernur, Catat! Warga Miskin Ekstrem di Jatim Masih 331.980
- Khofifah Orasi Entas Kemiskinan saat Diganjar Gelar Doktor HC, BPS Catat Orang Miskin di Jatim Masih 4,1 Juta!
- 3 Bulan Jelang Khofifah Lengser, Survei: Warga Jatim Soroti Penyediaan Lapangan Kerja dan Kemiskinan!
Bagai Sadad, isu kemiskinan tetap akan terus, termasuk di mana kantong-kantong kemiskinan. “Saya rasa, mau enggak mau kita mesti kembali ke desa. Di sana ada sumber ketahanan pangan, semua. sawah ternak semuanya di desa,” katanya.
“Tetapi kita enggak melihat apakah ada pemihakan yang serius pada pengembangan pertanian misalnya, yang itu digambarkan dengan alokasi ploting di anggraan OPD yang membidangi pertanian.”
Inilah, kata Sadad, hal-hal yang selalu ditemukan -- di luar masalah-masalah laten seperti pupuk -- saat anggota DPRD Jatim bertemu masyarakat pada masa kunjungan kerja, reses, atau ketika rumah anggota dewa didatangi konstituennya karena sudah menjadi semacam kegelisahan.{*}
10 KAB/KOTA PENDUDUK MISKIN TERTINGGI
1. Kab. Sampang: 21,76%
2. Kab. Bangkalan: 19,35%
3. Kab. Sumenep: 18,70%
4. Kab. Probolinggo: 17,19%
5. Kab. Tuban: 14,91%
6. Kab. Ngawi: 14,40%
7. Kab. Pamekasan: 13,85%
8. Kab. Pacitan: 13,65%
9. Kab. Bondowoso: 13,34%
10. Kab. Lamongan: 12,42%
| Baca berita Kemiskinan. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur