Timses: Akseptabilitas Ning Lia Jauh di Atas Azrul Ananda

PILWALI SURABAYA: Yusub Hidayat, akseptabilitas Ning Lia tertinggi untuk kandidat wakil. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Bursa Pilwali Surabaya 2020 tak lagi ramai soal kandidat wali kota, karena hampir pasti tiket milik Machfud Arifin yang diusung koalisi besar Parpol serta jagoan yang akan diusung PDIP.
Tapi dinamika politik yang berkembang, lebih sengit di trek siapa bakal calon wakil yang akan mendampingi Machfud maupun jagoan PDIP. Figur pasangan haruslah turut menyumbang perolehan suara, bukan malah membebani.
PDIP, hingga kini masih adem ayem. Rekomendasi untuk bakal calon wali kota di Pilwali Surabaya -- seperti kata Ketua DPP PDIP Jatim, Kusnadi -- paling cepat diterbitkan pada gelombang ketiga penyerahan rekomendasi, akhir Agustus 2020.
Sebaliknya, kandidat pendamping Machfud terus bermunculan, terutama calon yang diusulkan Parpol koalisi. Terbaru, Partai Nasdem menyodorkan Azrul Ananda -- kendati lewat blog pribadinya happywednesday.id, Presiden Persebaya itu menegaskan tak akan maju.Lantas, bagaimana kandidat lain menanggapi munculnya nama Azrul? Lia Istifhama alias Ning Lia, lewat ketua tim pemenangannya, Yusub Hidayat mengatakan tak gentar.
"Banyak yang bilang Azrul ideal. Tapi akseptabilitas (tingkat penerimaan) Azrul cukup rendah, tidak ideal. Sedangkan Ning Lia, angka akseptabilitasnya di 95 persen, sehingga cukup ideal untuk wakil," katanya merujuk hasil survei internal, Jumat (31/7/2020).
Akseptabilitas Ning Lia tinggi, menurut Yusub, karena dibanding kandidat wakil lainnya dia lebih mampu melakukan komunikasi politik dengan semua kalangan. Apalagi untuk meningkatkan elektabilitas harus didukung aspek sosiologis."Aspek sosilogis itu ya semua latar belakang kalangan. Bisa etis, agama, kelompok sosial, itu semuanya bisa dikelola sedemikian rupa oleh Ning Lia," katanya.
Sehingga, Yusub melihat pertarungan di Pilwali Surabaya 2020 ini sebenarnya bagaimana bisa mengambil wakil yang ideal dan itu ada pada sosok Ning Lia.
"Ning Lia ini popularitasnya bagus dibarengi dengan akseptabilitas yang bagus pula, sehingga timbullah elektabilitas yang cukup dominan," katanya."Kalau kemudian ada yang mengatakan Ning Lia di bawah Azrul itu perlu dipertanyakan. Kalau popularitas, oke. Tapi soal akseptabilitas Azrul masih jauh di bawah Ning Lia," katanya.
Bukankah Azrul punya modal sebagai Presiden Persebaya? Menurut Yusub, Persebaya maupun suporter fanatiknya, Bonek tidak bisa dikomoditikan."Walaupun dia Presiden Persebaya, belum tentu Bonek itu memilih. Bonek itu fanatik pada Persebaya. Apalagi melihat sekian tahun perjalanan Bonek tidak akan terpengaruh secara politik, baik di Plwali maupun dimana-mana," katanya.
ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya