Ahmad Nawardi Kembali Duduk di Kursi Senator, Juara di Dapil Jatim Suara Tembus 3,28 Juta!
SURABAYA | Barometer Jatim – Ahmad Nawardi membuktikan dirinya bukan calon anggota DPD RI kaleng-kaleng. Buktinya, berdasarkan rekapitulasi tingkat kabupaten/kota, perolehan suara incumbent tersebut menembus 3,28 juta atau tertinggi di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur.
Menyusul di bawah Nawardi yakni incumbent lainnya, LaNyalla Mahmud Mattalitti yang meraih 3,13 juta suara. Sedangkan dua lainnya untuk menggenapi kuota empat calon yang lolos, yakni pendatang baru Lia Istifhama 2,74 juta suara dan Kondang Kusumaning Ayu 2,54 juta suara.
Dari empat calon yang lolos, Kondang terbilang mengejutkan karena sebelumnya nama calon DPD RI omor 10 itu tak banyak dikenal. Namun satu yang jadi perbincaagan wargaet, yakni fotonya di surat suara yang eye catching.
Kondang pun menumbangkan nama-nama yang sudah lebih dulu dikenal, di antaranya mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo yang mendulang 2,2 juta suara atau selisih 300 ribu-an suara dengan Kondang. Selain itu ada Adilla Azis, petahana yang meraup 1,95 juta suara.
NAWARDI TERBANYAK: Perolehan suara DPD RI Dapil Jatim berdasarkan nomor urut calon. | Foto: IST
Sedangkan Lia, meski namanya tak ngetop namun ada embel-embel sebagai keponakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan baru lengser pada 13 Februari 2024 atau sehari sebelum coblosan.
Terkait lolosnya dua incumbent, Nawardi dan LaNyalla, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Sunaa Ampel (UINSA) Surabaya, Abdul Quddus Salam menuturkan sebenarnya tidak mengejutkan.
Nawardi, misalnya. Selama ini, selain unggul di survei sejumlah lembaga, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu memang dikenal akrab dengan para kiai dan tokoh masyarakat.
“Beliau memang santri, anak-anaknya juga santri. Selain itu, sudah sangat lama berkecimpung di aktivitas pergerakan dan politik,” kata Qudus.
“Pernah menjadi anggota DPRD Jatim dan dua periode di DPD RI. Beliau juga kelahiran Madura. Jadi sangat wajar mendulang suara tebal, sebab modal sosialnya sudah sangat kuat,” sambungnya.
Justru, tandasnya, terasa aneh kalau sampai Nawardi tidak banyak mendapatkan dukungan. ‘’Sebaliknya, rasanya tidak rasional kalau tidak memiliki modal sosial besar kemudian mendapat banyak suara,’’ katanya.
Demikian pula dengan LaNyalla. Qudus menyatakan, namanya bahkan jauh lebih lama dikenal masyarakat dan jejaringnya juga luas. ‘’Jadi baik Pak Nawardi dan Pak Nyalla keduanya memang memiliki kompetensi,’’ ucapnya.
Meski perolehan suara sudah terbaca di tingkata kabupaten/kota, Qudus mengingatkan bahwa calon yang dipastikan lolos tetap harus menuggu hasil rekapitulasi KPU RI yang dijadwalkan paling akhir 20 Maret 2024.{*}
| Baca berita DPD RI. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur