Gencar Serang Khofifah di Panggung Debat, Elektabilitas Luluk Tetap Saja Tenggelam!
SURABAYA | Barometer Jatim – Cagub nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah gencar 'menyerang' Cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa di dua kali panggung debat Pilgub Jatim.
Namun strategi Luluk mengkritik tajam petahana dalam lima tahun memimpin Jatim tak mendongkrak elektabilitasnya, tetap saja tenggelam di bawah 5%. Sebaliknya, tingkat keterpilihan Khofifah makin kokoh di atas 50%.
Dalam survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis pada Jumat (15/11/2024), tingkat keterpilihan Luluk yang berpasangan dengan Lukmanul Khakim hanya 3,8%.
Bandingkan denga Khofifah-Emil Dardak yang mencapai 52,5%, disusul Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans 20,9%. Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu/belum menentukan pilihan 22,8%.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada periode 2-7 November 2024. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan margin of error lebih kurang 3,46%.
Elektabilitas Luluk-Lukman sebesar 3,8% ini, sedikit lebih baik dari hasil survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 27 Oktober-3 November 2024 sebesar 2,1%. Sedangkan Khofifah-Emil 67,0 persen dan Risma-Gus Hans 19,1%.
Ngegas Sejak Awal
Diketahui, Luluk tampil gahar pada debat perdana Pilgub Jatim di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), 18 Oktober 2024.
Bahkan baru masuk sesi pemaparan visi misi dan program saja, dia langsung menyentil Khofifah terkait berbagai persoalan di Jatim yang hingga kini tak kunjung beres, terutama kemiskinan dan pengangguran.
“Kondisi Jatim sebagaimana yang kita rasakan dan kita ketahui, bahwa jumlah penduduk miskin tertinggi di Indonesia. 1 juta pengangguran, UMKM 9,6 juta tapi 1,5 juta yang baru memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha),” katanya.
Lalu anak-anak lulusan SMK yang seharusnya siap kerja, tandas Luluk, ternyata mereka justru menjadi penyumbang pengangguran terbuka terbesar di Jatim.
Pun saat debat kedua di Grand City Convention and Exhibition Surabaya, 3 November 2024. Luluk juga 'skakmat' Khofifah yang berapi-api pamer 738 penghargaan.
“Jangan pernah berbangga kalau kita menerima begitu banyak penghargaan. Apalah artinya penghargaan kalau ternyata rakyat kita masih miskin. Ngurus KTP susah, ngurus BPJS susah, apalagi ngurus izin juga susah, belum tahu kapan akan selesai dan berapa biaya semestinya yang harus dibayarkan,” kritiknya.
Di sisi lain, menurut data Indonesia Corruption Watch (ICW) 2023, Jatim ternyata juga memiliki kasus korupsi terbanyak di Indonesia. Bagi Luluk, ini realitas yang harus dituntaskan.
“Kita harus bisa menghadirkan birokrasi yang baru, birokrasi yang tidak bocor-bocor, birokrasi yang memecahkan masalah bukan menjadi masalah, birokrasi yang akan mengurus bukan menjadi urusan,” tegasnya.{*}
| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur