Luluk Tak Membual! Data BPS Bilang Kemiskinan Jatim Memang Tertinggi di Indonesia

Reporter : -
Luluk Tak Membual! Data BPS Bilang Kemiskinan Jatim Memang Tertinggi di Indonesia
PANGGUNG DEBAT: Luluk (kanan) sindir tajam Khofifah soal kemiskinan dan pengangguran. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Cagub Jatim nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah menyindir Cagub nomor 2 yang juga petahana, Khofifah Indar Parawansa dalam debat perdana Pilgub Jatim di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (18/10/2024) malam.

Sindiran paling tajam yakni selama Jatim dipimpin Khofifah bahkan hingga kini jumlah kemiskinan masih tertinggi di Indonesia. Selain itu, lulusan SMK yang seharusnya siap kerja justru menyumbang angka pengangguran terbesar di Jatim.

“Kondisi Jatim sebagaimana yang kita rasakan dan kita ketahui, bahwa jumlah penduduk miskin tertinggi di Indonesia. 1 juta pengangguran, UMKM 9,6 juta tapi 1,5 juta yang baru memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha),” kata Luluk.

“Anak-anak lulusan SMK yang seharusnya siap kerja, ternyata mereka menjadi penyumbang pengangguran terbuka terbesar yang ada di Jatim,” tandasnya.

Benarkah yang dilontarkan Luluk? Mari cek data dan statistiknya, apakah Cagub yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu membual atau memang faktanya demikian.

Terkait kemiskinan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), selama lima tahun Jatim dipimpin Khofifah jumlah orang miskin tercatat 4,189 juta (10,35%) atau terbanyak se-Indonesia per Maret 2023.

Di bawah Jatim, provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah, masing-masing 3,8 juta jiwa dan 3,7 juta jiwa.

Secara year on year (y-on-y) angka kemiskinan di Jatim memang turun 0,03% tarhadap Maret 2022 sebesar 10,38% atau turun 0,14% terhadap September 2022.

TERTINGGI DI RI: Jumlah penduduk miskin Jatim per Maret 2024 masih sebanyak 3,983 juta orang. | Sumber: BPSTERTINGGI DI RI: Jumlah penduduk miskin Jatim per Maret 2024 masih sebanyak 3,983 juta orang. | Sumber: BPS

Namun sejak Khofifah memimpin Jatim pada 13 Februari 2019, angka kemiskinan tak lebih baik dari yang ‘diwariskan’ Gubernur Jatim sebelumnya, Soekarwo alias Pakde Karwo, yakni 4,112 juta (10,37%) pada Maret 2019 atau sebulan setelah Khofifah dilantik menjadi Gubernur Jatim.

Setelah Khofifah lengser dan nakhoda Jatim dilanjutkan Penjabat (Pj) Gubernur Adhy Karyono, untuk kali pertama kemiskinan turun menyentuh 1 digit. Dari data yang dirilis BPS, jumlah penduduk miskin Jatim pada Maret 2024 sebanyak 3,983 juta orang (9,79%) atau turun 0,206 juta orang (0,56%) terhadap Maret 2023.

Kalaupun penurunan tersebut diklaim hasil kerja Khofifah, secara jumlah tetap saja angka tersebut masih yang tertinggi di Indonesia.

Di bawah Jatim mengekor Jawa Barat dengan penduduk miskin 3.848.670 (7,46%), disusul Jawa Tengah 3.704.330 (10,47%), Sumatera Utara 1.228.010 (7,99%), dan Nusa Tenggara Timur 1.127.570 (19,48%) dalam rangkaian 5 besar (selengkapnya lihat daftar). Artinya, Luluk tidak membual tapi yang disampaikan memang fakta.

Lalu terkait lulusan SMK penyumbang pengangguran terbesar di Jatim, lagi-lagi Luluk juga tidak membual.

Meski selama 5 tahun duet Khofifah-Emil begitu membanggakan program Millennial Job Center (MJC) bisa memberi lapangan pekerjaan untuk anak muda, nyatanya lulusan SMK masih menjadi penyumbang tertinggi, disusul SMA.

SMK TERBESAR: Lulusan SMK menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran di Jatim. | Sumber: BPSSMK TERBESAR: Lulusan SMK menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran di Jatim. | Sumber: BPS

Mari lihat detail statistiknya. Berdasarkan data BPS yang dirilis Mei 2024, lulusan SMK mendominasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim, yakni sebesar 6,42% pada Februari 2024.

“Kalau kita lihat tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa masyarakat yang lulus SMK masih mendominasi tingkat pengangguran di Jatim,” kata Kepala BPS Jatim, Zulkipli dalam keterangannya saat itu.

Disusul lulusan SMA yang memiliki TPT sebesar 4,64%, lalu SMP 4,10%, kemudian Universitas 4,07%, berikutnya Diploma I/II/III 3,09%, dan SD ke bawah 2,38%.

“Ini harus dievaluasi. Termasuk keberadaan SMK, sekolah double track, Millennial Job Center. Harus dievaluasi kembali apa kemudian kontribusinya dalam penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Jatim,” kritik anggota Banggar DPRD Jatim periode 2019-2024, Mathur Husyairi.

Secara keseluruhan, orang nganggur di Jatim hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2024 masih 0,90 juta atau secara persentase TPT yang merupakan indikator untuk mengukur tingkat tenaga kerja sebanyak 3,74%.

Bagaimana dengan jumlah UMKM yang ber-NIB masih 1,5 juta? Data yang disuguhkan Dinas Koperasi dan UMKM Jatim memang demikian. Hingga 2024 jumlah UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta dan dari jumlah itu yang sudah mengurus NIB baru mencapai 1,57 juta.{*}

  • JUMLAH PENDUDUK MISKIN PROVINSI
    1. Jawa Timur: 3,983 Juta (9,79%)
    2. Jawa Barat: 3,849 Juta (7,46%)
    3. Jawa Tengah: 3,704 Juta (10.47%)
    4. Sumatera Utara: 1,228 Juta (7,99%)
    5. NTT: 1,128 Juta (19.48%)
    6. Sumatera Selatan: 984 Ribu (10,97%)
    7. Lampung: 941 Ribu (10.69%)
    8. Aceh: 805 Ribu (14,23%)
    9. Banten: 792 Ribu (5,84%)
    10. Sulawesi Selatan: 736 Ribu (8,06%)
    11. NTB: 709 Ribu (12,91%)
    12. Riau: 492 Ribu (6,67%)
    13. DKI Jakarta: 465 Ribu (4,30%)
    14. DI Yogyakarta: 446 Ribu (10,83%)
    15. Sulawesi Tengah: 380 Ribu (11,77%)
    16. Papua Pegunungan: 365 Ribu (32,97%)
    17. Sumatera Barat: 346 Ribu (5,97%)
    18. Kalimantan Barat: 336 Ribu (6,32%)
    19. Sulawesi Tenggara: 320 Ribu (11,21%)
    20. Papua Tengah: 308 Ribu (29,76%)
    21. Maluku: 298 Ribu (16,05%)
    22. Bengkulu: 281 Ribu (13,56%)
    23. Jambi: 265 Ribu (7,10%)
    24. Kalimantan Timur: 221 Ribu (5,78%)
    25. Sulawesi Utara: 187 Ribu (7,25%)
    26. Bali: 184 Ribu (4,00%)
    27. Kalimantan Selatan: 183 Ribu (4,11%)
    28. Gorontalo: 178 Ribu (14,57%)
    29. Sulawesi Barat: 162 Ribu (11,21%)
    30. Papua: 153 Ribu (17,26%)
    31. Kalimantan Tengah: 146 Ribu (5,17%)
    32. Kepulauan Riau: 138 Ribu (5,37%)
    33. Papua Barat: 110 Ribu (21,66%)
    34. Papua Barat Daya: 102 Ribu (18,13%)
    35. Papua Selatan: 92 Ribu (17,44%)
    36. Maluku Utara: 83 Ribu (6.32%)
    37. Kep. Bangka Belitung: 70 Ribu (4,55%)
    38. Kalimantan Utara: 48 Ribu (6,32%)

| Baca berita Debat Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.