Admin Medsos Mundur Usai Candaan Bocor, Eri Cahyadi: Jangan Bunuh Karakternya!

Reporter : -
Admin Medsos Mundur Usai Candaan Bocor, Eri Cahyadi: Jangan Bunuh Karakternya!
BIJAK: Eri Cahyadi, kalau anak muda mengalami kegagalan jangan dibunuh karakternya. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menolak pengunduran diri admin media sosial (medsos) pribadinya, Hening Dzikrillah yang viral akibat ucapan candaan saat jeda siaran langsung. Dia memilih menonaktifkan sementara, dan meminta admin tersebut memperbaiki diri.

"Jadi kemarin kan sempat viral admin saya, Mbak Hening, itu membuat khilaf, salah untuk kalimatnya yang keluar ketika dia guyon (bercanda)," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Senin (3/11/2025).

Eri mengaku baru mengetahui peristiwa tersebut setelah kembali dari kegiatan Konferensi Asia Afrika di Blitar. Setiba di kantor, dia menerima surat pengunduran diri Hening yang dikirim melalui Sekretaris Daerah (Sekda).

"Saya tidak tahu kabar itu sampai hari Minggu, dan Senin tadi saya baru masuk ada surat pengunduran diri dari Mbak Hening," tuturnya.

Namun Eri tidak bisa menerima keputusan itu. Dia menilai, sebagai anak muda, Hening berhak untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri.

"Kalau anak muda mengalami kegagalan, jangan dibunuh karakternya, tapi bagaimana kita mengajak anak-anak ini untuk yakin,” ujarnya.

Beri Ruang Berkembang

Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu menilai generasi muda perlu diberi ruang untuk berkembang. Menurutnya, Hening adalah sosok kreatif yang selama ini membantu mengelola akun medsosnya dengan semangat dan tanggung jawab tinggi.

"Anak-anak muda seperti Hening itu saya nilai terbaik. Sehingga saya ajak jadi bagian yang nempel (mengawal) dengan saya. Tapi saya selalu sampaikan, media sosial itu bukan untuk popularitas, bukan untuk menampilkan apa yang dikerjakan,” tegasnya.

Dia mencontohkan, akun media sosial Instagram (IG) miliknya lebih sering digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang zakat, kerja bakti, hingga berbagai program Pemkot Surabaya.

"Kalau IG saya, malah mengajak, ayo zakat, ayo bersih-bersih (kerja bakti). Itu mengedukasi masyarakat,” katanya.

Soal insiden candaan yang viral, Eri menjelaskan bahwa Hening tidak sengaja mengucapkan kalimat tersebut karena mikrofon siaran langsung tidak dalam posisi mute.

"Dia guyon sama temannya sesama tim medsos. Anak muda itu kan kadang teledor, onok (ada) kurang matangnya,” ujarnya.

Eri menilai kesalahan tersebut menjadi bagian dari proses belajar. "Ketika anak muda mengalami kegagalan, maka itu awal sebuah keberhasilan," katanya.

Dia juga menegaskan, tidak akan membiarkan anak muda seperti Hening kehilangan semangat hanya karena satu kesalahan.

"Saya nonaktifkan sementara agar dia memperbaiki diri. Dia harus berani menghadapi kenyataan. Ketika ada kesalahan, jangan pernah mundur selangkah pun,” ujarnya.

Saat ini, kata Eri, Hening sedang menenangkan diri. “Insyaallah dia menenangkan diri dulu, katanya mau umrah. Tapi saya sampaikan, dia harus tetap kuat dan berani menyelesaikan masalahnya,” tuturnya.

Eri berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi generasi muda, agar tidak takut berbuat salah selama masih berani bertanggung jawab.

"Setiap manusia tempatnya kekurangan, tapi keberanian menghadapi kesalahan itu yang menjadikan kita sempurna,” ucapnya.

Minta Maaf dan Mundur

Sebelumnya, dalam rekaman yang beredar luas, terdengar percakapan antara Hening dan timnya mengenai rencana pengunggahan konten aktivitas Eri .

Warganet mereaksi ucapan “epok-epok keliling” atau pura-pura turun ke lapangan, dianggap menunjukkan adanya skenario dalam penyajian konten kinerja Eri.

Nek koyok gini Mat, kan bagus tuh bapak turun. Videoe kita disimpen dulu ae, bek-beke besok hujan bisa dipakai, yo, epok-epok keliling. Eh iki lek wis negene lah ga metu suorone yo? Soale jeda, ga lucu,” ujar Hening saat jeda live.

Setelah viral, Hening menyebut ucapannya hanyalah candaan kepada teman semobilnya, namun tetap mengakui bahwa tindakannya tidak pantas dilakukan dalam konteks profesional.

Lewat video klarifikasi yang diunggah akun Instagram miliknya, Hening menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik dan kepada Wali Kota Surabaya.

“Saya memohon maaf sebesar-besarnya. Ini murni kesalahan pribadi saya, meskipun konteksnya bercanda. Tapi saya sadar dampaknya besar untuk Pak Wali Kota,” ucap Hening sambil terisak.

Hening pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai admin media sosial Eri. Keputusan itu sebagai bentuk tanggung jawab penuh atas kegaduhan yang terjadi.(*)

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.