Reog Ponorogo Masuk Nominasi UNESCO, Sugiri: Kami Kerja Keras Agar Dunia Mau Mengakui

-
Reog Ponorogo Masuk Nominasi UNESCO, Sugiri: Kami Kerja Keras Agar Dunia Mau Mengakui
KEJAR PENGAKUAN DUNIA: Reog Ponorogo masuk nominasi tunggal ICH UNESCO. | Foto: Barometerjatim.com/IST PONOROGO, Barometerjatim.com Reog Ponorogo berpeluang mendapat pengakuan dunia. Ini setela kesenian adiluhung tersebut, menjadi nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sebelumnya, Reog Ponorogo tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada 2013. Kami akan terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo, kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat acara Kenduri Seni Reog Ponorogo di Pendopo Kabupaten Ponorogo yang juga dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (26/2/2021) malam. Sugiri juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Khofifah. Matur nuwun sanget dukungannya Ibu Gubernur. Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos,  mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo, ucapnya. Sebagai informasi, setiap tahun Kemendikbud selalu ada proses seleksi bagi warisan budaya tak benda di Indonesia. Kemudian, yang menjadi unggulan akan dilanjutkan ke UNESCO. Pemkab Ponorogo pernah mengusulkan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada 2018 namun belum berhasil. Di tahun tersebut, justru Gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021. Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan. Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring reog khas Ponoragan yang terdiri dari kendang, kempul (gong), kethuk-kenong, slompret, tipung, dan angklung. Sementara itu, Khofifah berharap Reog Ponorogo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, sehingga kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo serta Indonesia ini akan semakin mendunia dan membawa nama baik Indonesia. Kenapa disebut nominasi tunggal, karena  memang reog hanya ada di Ponorogo. Kalaupun reog dimainkan di Medan atau di Makassar misalnya, ya namanya tetap Reog Ponorogo, bukan reog Medan dan seterusnya, kata Khofifah. Saya yakin, kesenian Reog Ponorogo telah memiliki nilai luar biasa sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO, sambungnya. Untuk itu, Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jatim terutama kepada para pegiat media sosial untuk memberikan dukungan pada Reog Ponorogo agar lolos sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Caranya, dengan mempromosikan dan memviralkan melalui media sosial dan kanal Youtube. Mulai sekarang kita bisa mempromosikan kebudayaan kita, kesenian kita. Salah satunya Reog Ponorogo ini dengan mengunggah di media sosial agar semakin dikenal luas di dunia, ucapnya. » Baca berita terkait Reog Ponorogo. Baca juga tulisan terukur lainnya Retna Mahya.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.