Pendukung Khofifah Hidup Lagi Setelah 5 Tahun Mati Suri

-
Pendukung Khofifah Hidup Lagi Setelah 5 Tahun Mati Suri
BANGKITKAN KEMBALI PENDUKUNGNYA: Khofifah Indar Parawansa mengisi ceramah agama di Krian, Sidoarjo. Keputusan Khofifah maju lagi di Pilgub Jatim membuat pendukungnya 'hidup lagi' setelah hampir lima tahun 'mati suri'. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN

Sukses menurunkan angka kemiskinan di level nasional, Khofifah 'ditantang' para kiai dan elemen masyarakat untuk memberantas kemiskinan di tanah kelahirannya: Jawa Timur.

INILAH fakta luar biasa dari pendukung Khofifah Indar Parawansa, sekaligus peringatan serius bagi bakal calon rivalnya di Pilgub Jatim 2018. Bak tanaman jahe: Terlihat kering, tanpa kehidupan selama kemarau panjang. Begitu disiram hujan sehari, mereka 'berlomba-lomba' tumbuh untuk menghijaukan permukaan bumi. Atau laksana rekening dormant (dormant account). Terlihat pasif, mati suri karena semua aktivitas perbankan terhenti. Begitu 'terobati', seribu rupiah saja yang disetor bisa menyulut jutaan, bahkan miliaran rupiah untuk mengaktifkan rekening kembali. Sabtu, 4 November 2017. Untuk kali pertama Khofifah menegaskan dirinya bakal maju di Pilgub Jatim 2018. Tempat deklarasi' yang dipilih pun keramat: Masjid Raya KH Abdul Chalim di kompleks Ponpes Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto. Nama masjid diambil dari nama almagfurlah KH Abdul Chalim Leuwimunding, ayahanda KH Asep Saifuddin Chalim, pengasuh Ponpes Amantul Ummah yang juga mustasyar PCNU Kota Surabaya. "Banyak sekali yang tanya ke saya, ada yang secara langsung, lewat telepon, SMS, lewat teman-teman saya, tanyanya pun seragam: Benarkah saya akan maju Pilgub Jatim? Insyaallah, minta restu panjenengan, bismillah, saya akan ikut maju lagi dalam Pilgub Juni tahun depan," kata Khofifah. Baca: 10 Tahun, Pakde-Gus Ipul Gagal Entas Kemiskinan Perdesaan Byuurrr..!!! 'Jahe-jahe' pendukung Khofifah yang hampir lima tahun 'mati suri', diam di bawah permukaaan tanah, berebut muncul untuk kembali merapatkan barisan. Demi kemenangan Khofifah di Pilgub Jatim 2018. Para kiai yang dimotori Kiai Asep, pribadi-pribadi dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jatim yang diketuai H Sururi, serta pimpinan cabang, anak cabang hingga ranting Muslimat NU se-kabupaten/kota Mojokerto menyambut antusias penegasan Khofifah. Sementara terkait pertanyaan banyak orang: Bukankah sudah dua kali maju di Pilgub Jatim dan sekarang lebih enak menjadi menteri, Khofifah tak memungkiri jika yang dikejar kenikmatan jabatan maka sekaranglah saatnya. Baca: Soekarwo: Kemensos Bantu Turunkan Kemiskinan di Jatim Apalagi dia tercatat sebagai menteri nomor dua paling berprestasi dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, versi hasil survei Populi Center yang dirilis Kamis (2/11) lalu. "Tapi ketika masuk dalam perjuangan keumatan, saya sudah keliling se-Indonesia ternyata pertanyaan sederhana saya ke ke ibu-ibu, apakah masih memiliki utang? Serentak mereka menjawab iya!" katanya. "Kalau utang untuk berdagang tidak apa-apa, tapi kalau untuk kebutuhan konsumtif maka ini ada yang salah dalam membangun kesejahteraan keluarganya. Maka ini harus dibenahi bersama-sama agar mereka mencapai kesejahteraan," jelasnya. Pioner Pemberantas Kemiskinan ISTIGHOTSAH KUBRO: Khofifah Indar Parawansa menghadiri istighotsah kubro bersama para kiai dan warga Muslimat NU Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN ISTIGHOTSAH KUBRO: Khofifah Indar Parawansa menghadiri istighotsah kubro bersama para kiai dan warga Muslimat NU Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN ISTIGHOTSAH KUBRO: Khofifah Indar Parawansa menghadiri istighotsah kubro bersama para kiai dan warga Muslimat NU Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/RADITYA DP Kabar penegasan, bahwa Khofifah bakal maju di Pilgub Jatim 2018 yang tersiar ke seluruh penjuru Jatim, membuat 'dormant-dormant' pendukung di tempat lain langsung merapatkan barisan. Mulai membentuk relawan yang sebenarnya sudah disiapkan sejak lama, hingga mereka ingin bersua langsung dengan Khofifah untuk menunjukkan, bahwa mereka masih ada dan siap merapatkan barisan kembali setelah hampir lima tahun 'mati suri'. Sehari setelah 'deklarasi' di Pacet, Minggu (5/11) siang, para kiai, tokoh NU serta warga Muslimat NU di Surabaya berkumpul di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Surabaya dan kediaman Gus Habib, putra Kiai Asep. Selain istighotsah kubro, pertemuan digelar untuk membahas bakal Cawagub pendamping Khofifah. Baca: Kiai Mutawakkil Bikin Jawa Timur Tak Adem Lagi Kiai yang hadir di antaranya KH Salahuddin Wahid, KH Muhtam Muchtar, KH Hisyam Syafaat, KH Yusuf Nuris, KH Afifuddin Muhajir, KH Syuthi Toha, KH Yazid Karimullah, Prof Dr Halim Subahar, Prof Dr Fathoni, KH Abd Wahid Badrus, KH Mas Mashur serta KH Muchlis Muchsin. Lalu di jajaran ibu nyai antara lain Nyai Hj Lily Wahid, Nyai Hj Mahfudhoh Aly Ubaid, Nyai Hj Mutammimah Hasyim Muzadi, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, Nyai Hj Masruroh Wahid serta Nyai Hj Lilik Fadhilah. Di tempat ini, Khofifah lebih gamblang lagi menjelaskan niat dan semangatnya untuk maju di Pilgub Jatim 2018. Selain atas dorongan para kiai juga menerima 'tantangan' dari elemen masyarakat untuk memberantas kemiskinan di tanah kelahirannya, Jatim -- setelah sukses menurunkan kemiskinan dan gini ratio di level nasional lewat Kemensos. Baca: Khofifah Berjalan di Atas 9 Pedoman Politik Warga NU "Saya bersyukur selama di Kemensos ada amanat dari pemerintah, dari presiden terutama, misalnya prioritas pembangunan nasional salah satunya adalah menurunkan kemiskinan dan gini ratio. Mandatnya kepada Kemensos, antara lain melalui Program Keluarga Harapan (PKH)," jelas Khofifah. Mandat ini sukses dijalankan Khofifah dengan baik. Terbukti, mulai Bank Dunia, Bappenas, TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) hingga Kementerian Keuangan menyebut: PKH program paling signifikan menurunkan kemiskinan dan gini ratio. Presiden Jokowi lantas meminta PKH agar diformat dalam bentuk non tunai. Hasilnya, ketika dilaksankan pada 2017 untuk 6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berjalan sangat baik dan lancar dengan realisasi 99 persen lebih. Baca: Loyalis Khofifah di Madura Mulai Bergerak dari Pamekasan Padahal menilik topografi Indonesia yang terdiri dari wilayah pedalaman, perbatasan antarnegara, pulau-pulau kecil maupun terluar bukanlah pekerjaan mudah untuk merealisasikan PKH tepat sasaran. Kini yang kurang tinggal 'urusan kecil' terkait gagal Burekel (buku rekening kelompok), misalnya NIK kurang lengkap atau nama ibu kandung belum tercantum. "Sudah disisir, insyaallah November ini tuntas," tegas Khofifah. Nah, belakangan ini, komitmen Presiden Jokowi semakin kuat untuk menurunkan kemiskinan perdesaan melalui padat karya agar percepatan kesejahteraan masyarakat di desa segera terwujud. Baca: Kalangan Muda Siap Deklarasi Relawan Sahabat Khofifah "Melihat peta dana desa yang cukup tinggi, sebenarnya percepatan kesejahteraan masyarakat di desa, terutama di Jatim, bisa dilakukan dengan sistem, mekanisme dan format intervensi yang kira-kira saya sudah pernah melakukan itu," tandas Khofifah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, saat ini kemiskinan di Indonesia di angka 10,6 persen, namun kemiskinan perdesaan justru hampir 14 persen alias kemiskinan perdesaan di atas rata-rata nasional. Sedangkan kemiskinan perkotaan sekitar 7 persen atau hampir separuh dari kemiskinan perdesaan. "Saya rasa ini adalah tantangan bagi saya orang Jatim, arek Suroboyo. Rasanya saya bisa bersinergi dengan banyak elemen di seluruh level. Tidak hanya Jatim dan nasional, bahkan internasional untuk bersama-sama turut membantu percepatan kesejahteraan masyarakat di desa di Jatim," tuturnya. Doa Majelis Dzikir ISTIGHOTSAH DI GEDUNG MILIK PCNU: Ribuan jamaah Mualimat NU dan para kiai di Sidoarjo menggelar istighotsah kubro bersama Khofifah Indar Parawansa di aula Gedung Rohmatul Umah. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUANISTIGHOTSAH DI GEDUNG MILIK PCNU: Ribuan jamaah Mualimat NU dan para kiai di Sidoarjo menggelar istighotsah kubro bersama Khofifah Indar Parawansa di aula Gedung Rohmatul Umah. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN ISTIGHOTSAH DI GEDUNG MILIK PCNU: Ribuan jamaah Muslimat NU dan para kiai di Sidoarjo menggelar istighotsah kubro bersama Khofifah Indar Parawansa di aula Gedung Rohmatul Umah. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN Dari Surabaya, malam harinya Khofifah bergerak ke Krian, Sidoarjo, untuk menghadiri undangan Majelis Dzikir Nurul Iman se-Surabaya, Gresik dan Sidoaro. Kehadiran Khofifah yang didampingi Nyai Hj Mahfudhoh binti KH Abdul Wahab Chasbullah dielu-elukan seribuan jamaah. Di majelis tersebut, hadir pula sejumlah kiai dan ibu nyai, di antaranya Pengasuh Ponpes Sahlaniyah Krian, KH Ali Mustawa; Pengasuh Majelis Dzikir Nurul Iman Surabaya, Abah Dukin; Nyai Hj Lilik Choiriyah (Sukodono, Sidoarjo) serta Gus Wahib (Lontar, Surabaya). Dalam ceramahnya, Khofifah memaparkan tiga hal terkait keagamaan dan sosial yang perlu diselesaikan bersama-sama. Pertama, soal manfaat luar biasa dari Majelis Dzikir Nurul Iman yang mengajak umat untuk selalu ingat kepada Allah Swt. Baca: Kubu Gus Ipul Minta Khofifah Mundur, Muslimat NU: Enak Aja Dia mencontohkan shalat tasbih yang terkadang jarang dilakukan kalau tidak ada ajakan dari majelis dzikir. "Ibu-ibu, biasanya kalau sendiri mengerjakannya seminggu atau sebulan sekali?" tanya Khofiah. "Setahun sekali..," seloroh jamaah yang disusul ger-geran hadirin. Kedua, soal perilaku utang lewat rentenir karena terpaksa. Padahal tidak ada kiai dan ibu nyai yang dalam ceramahnya membenarkannya. Artinya ada hal-hal terkait kemiskinan yang perlu diselesaikan bersama-sama dengan format dan target tepat sasaran. Ketiga, terkait penyelahgunaan narkoba. Meski dimana-mana ada pengajian, tapi kemungkaran juga merajalela. "Saya khawatir karena yang rajin ikut pengajian ya orang-orang ini saja. Maka PR kita adalah mengajak orang lain yang belum rajin ke pengajian," katanya. Tokoh NU Sidoarjo SIDOARJO BERSAMA KHOFIFAH: Mantan Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Abd Manaf Sholeh ajak warga Muslimat NU dan masyarakat Sidoarjo menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN SIDOARJO BERSAMA KHOFIFAH: Mantan Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Abd Manaf Sholeh ajak warga Muslimat NU dan masyarakat Sidoarjo menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN SIDOARJO BERSAMA KHOFIFAH: Mantan Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, KH Abd Manaf Sholeh mengajak warga Muslimat NU dan masyarakat Sidoarjo untuk menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN Satu jam memberikan ceramah di Krian, Khofifah melanjutkan perjalanan ke Bluru, Sidoarjo, untuk menghadiri undangan istighotsah kubro. Sekitar pukul 21.00 WIB, ribuan jamaah sudah menunggu kehadirannya di aula Gedung Rohmatul Umah milik PCNU Kabupaten Sidoarjo. Selain jamaah Muslimat NU dan majelis dzikir, acara juga dihadiri sejumah kiai NU di antaranya KH Amiruddin Mu'in (Pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad), KH Usman Bahri (mantan Dewan Syuro PKB), KH Abd Manaf Sholeh (mantan ketua PCNU), Hadi Sutjipto (mantan wakil bupati) serta KH Badrul Munir (Ponpes Al Badriyah). Gus Manaf -- sapaan KH Abd Manaf Sholeh -- dalam kesempatan tersebut mengajak warga NU, Muslimat NU maupun masyarakat Sidoarjo lainnya agar total mendukung Khofifah di Pilgub Jatim 2018, tanpa harus takut dengan tekanan siapapun, termasuk penguasa maupun petinggi Parpol non pengusung Khofifah. Baca: 10 Menteri Berprestasi: Mensos Nomor 2 di Atas Menkeu Saya minta ibu-ibu mulai malam ini sudah harus bergerak. Jika di Pakistan ada tokoh dunia, Benazir Bhutto, maka di Indonesia dan Muslimat NU punya Bu Khofifah," kata Gus Manaf yang disambut aplaus dan gemuruh ribuan jamaah yang hadir. Khofifah, lanjut Gus Manaf, adalah satu-satunya kader KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjadi andalan utama dalam rangka menggerakan roda organisasi di NU. "Terus terang saja, di saat laki-laki belum mampu tapi yang perempuan ini sudah mampu, ya kader Gus Dur ini: Bu Khofifah. Jangan sampai kita dibayang-bayangi (calon) yang lainnya. Calon gubernur Jatim itu hanya satu, yakni Bu Khofifah. Lihat lainnya sambil merem, gitu aja, paparnya. Acara semakin khidmat dengan pembacaan burdha yang dipimpin Nyai Mahfudhoh. Sebelumnya acara dipungkasi dengan pembacaan doa dari Kiai Amiruddin, terlebih dahulu Kiai Asep bersama jamaah membaca hizib nashor.