Di Balik Makam Imam Bukhari, Gus Hans: Uzbekistan Tak Bisa Lupa Jasa Bung Karno!

Reporter : -
Di Balik Makam Imam Bukhari, Gus Hans: Uzbekistan Tak Bisa Lupa Jasa Bung Karno!
HANGAT: Gus Hans bersama para tokoh hadiri pertunjukan Imam Al Bukhari & Soekarno. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans menghadiri pertunjukan tablo teater dan musik bertajuk Imam Al Bukhari & Soekarno yang menggambarkan perjalanan Presiden Pertama RI, Soekarno saat mengunjungi Uzbekistan pada 1956 di Balai Budaya Surabaya, Jumat (27/6/2025).

Alhamdulillah bisa menghadiri peringatan antara Uzbekistan dan Indonesia, terutama berkaitan dengan peran Bung Karno dalam proses penemuan dan pemugaran makam imam besar, Imam Bukhari di Samarkand Uzbekistan,” katanya.

Selain Gus Hans, sejumlah tokoh yang di antaranya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi; mantan Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma; serta Anggota DPRD Jatim, Fuad Benardi.

Sejarah mencatat, nama Soekarno begitu legendaris bagi masyarakat Uzbekistan, sebuah negara di Asia Tengah pecahan Uni Soviet yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Hal itu berkaitan dengan kisah ditemukannya makam Imam Bukhari, seorang perawi hadits yang sangat termasyhur di kalangan umat Islam.

Tapi tak banyak yang tahu, Soekarno lah yang meminta pemerintah komunis Soviet saat itu agar menemukan makam tersebut. Berkat jasa Soekarno, kini kompleks makam Imam Bukhari yang terletak di Desa Hartang, sekitar 25 kilometer dari Samarkand, menjadi salah satu wisata umat Islam seluruh dunia.

JASA BUNG KARNO: Gus Hans saat mengunjungi makam Imam Al Bukhari di Samarkand, Uzbekistan. | Foto: Barometerjatim.com/RQJASA BUNG KARNO: Gus Hans saat mengunjungi makam Imam Al Bukhari di Samarkand, Uzbekistan. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

Gus Hans telah membuktikan sendiri, betapa peran Bung Karno masih membekas sampai sekarang, jasa-jasanya masih diingat masyarakat setempat, terutama komunitas muslim di Uzbekistan.

“Terbukti ketika saya datang ke sana, alhamdulillah ketika tahu saya dari Indonesia diberikan kesempatan khusus untuk bisa masuk ke ruangan bawah tanah. Di situlah letak makam Imam Bukhari,” tutur Gus Hans.

“Mereka menyampaikan tentang bagaimana jasa-jasa Indonesia, hubungan Indonesia dan Uzbekistan dengan komunitas yang ada di sana,” sambungnya.

Mereka, tandas Gus Hans, memandang jasa besar Bung Karno tidak bisa dilupakan. Terlebih berkat komunikasi politik berkelas dari Bung Karno, makam tersebut kini bisa menghidupkan potensi wisata di daerah Samarkand.

“Hikmah yang bisa kita petik dari komunikasi yang telah dibangun oleh Bung Karno, betapa posisi itu bisa memberikan kemanfaatan,” ucapnya.

LANGKAH KE UZBEKISTAN: Pertunjukan tablo teater dan musik bertajuk Imam Al Bukhari & Soekarno. | Foto: ISTLANGKAH KE UZBEKISTAN: Pertunjukan tablo teater dan musik bertajuk Imam Al Bukhari & Soekarno. | Foto: IST

Karena itu sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, lanjut Gus Hans, sepatutnya bangga memiliki founding fathers selevel Bung Karno yang bisa menempatkan diri sebagai tokoh nasionalis sekaligus religius.

Bung Karno, dipandang Gus Hans bisa membawa amanah bukan untuk kepentingan pribadi dan golongannya, tapi juga agama dan bangsanya. Tentu jasa yang dilakukan nikmatnya bisa dirasakan generasi berikutnya

“Dan mestinya generasi berikutnya harus tahu, betapa kita punya tokoh kaliber internasional yang patut dibanggakan,” tuntasnya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.