Pertumbuhan Ekonomi Tuban Anjlok di Ujung Jabatan Bupati Lindra, DPRD: Semua Kebijakan Jiplak!

Reporter : -
Pertumbuhan Ekonomi Tuban Anjlok di Ujung Jabatan Bupati Lindra, DPRD: Semua Kebijakan Jiplak!
ANJLOK TAJAM: Pertumbuhan ekonomi Tuban pada 2023 anjlok tajam dibandingkan 2022. | Data: BPS Tuban

TUBAN | Barometer Jatim – Di ujung jabatan Bupati Aditya Halindra Faridzky, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban merosot tajam dari 8,88% pada 2022 menjadi 4,36% di 2023.

Turunnya pertumbuhan ekonomi hingga 50% tersebut mendapat sorotan dalam rapat gabungan komisi DPRD Tuban bersama eksekutif saat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2025 di ruang paripurna, Sabtu (27/7/2024).

Anggota Komisi I DPRD Tuban, Mohammad Musa menyebut pertumbuhan ekonomi Tuban jelang masa berakhirnya masa jabatan bupati yang akrab disapa Lindra tersebut di bawah rata-rata provinsi.

Dia bahkan beraksi tajam dengan menyebut, hal itu terjadi karena Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban kerap mengambil jalan pintas terkait perencanaan kebijakan.

Kata Musa, alih-alih menciptakan inovasi baru, perencanaan kebijakan di Tuban malah sering kali hanya copy paste alias jiplak program sebelumnya.

“Masing-masing OPD, sudah saya sampaikan ke Pak Joko (Kepala Bappeda, Joko Sarwono) bahwa semua copy paste. Mbok ya ada terobosan, sehingga bisa bersaing dengan daerah lain. Masak dengan APBD mendekati angka Rp 3 triliun kok kita kalah dengan Kabupaten Lamongan,” geram Musa.

  • PENYEBAB ANJLOK VERSI LEGISLATOR
    > OPD kerap mengambil jalan pintas terkait perencanaan kebijakan.
    > Perencanaan kebijakan di Tuban sering kali hanya copy paste alias jiplak program sebelumnya.
    > Pemkab tidak mampu mewujudkan ketahan pangan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi.
    > Operasi pasar yang dilakukan pihak eksekutif tidak berjalan maksimal.
    > Pembangunan infrastruktur mengesampingkan pembangunan SDM dan ekonomi.

Legislator asal Partai Hanura ini menandaskan, jika kebiasaan tersebut terus dilakukan maka Tuban akan sulit keluar dari lima besar daerah miskin di Jawa Timur.

Karena itu, dia menekankan setiap OPD harusnya melakukan inovasi yang bisa menjadi acuan, agar warga yang berada di jurang kemiskinan terentaskan meski diakui tidak semudah membalikan telapak tangan.

“Kemudian terkait ketenagakerjaan, bahwa kebijakan yang mengarah untuk mengentaskan angka pengangguran di kabupaten sangat minim sekali. Koordinasi antar-OPD juga tidak sinkron,” lanjut Musa.

Pembangunan Abaikan SDM

Reaksi tajam juga dilontarkan Ketua DPRD Tuban, Miyadi. Anjloknya pertumbuhan ekonomi menjadi 4,36% disebutnya karena Pemkab Tuban tidak mampu mewujudkan ketahan pangan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi.

Dia juga menilai soal operasi pasar yang dilakukan pihak eksekutif tidak berjalan maksimal. “Sehingga hal itu menjadi kepincangan sendiri bagi Pemkab Tuban,” ujarnya.

Selain itu, Miyadi menyebut program pembangunan infrastruktur melaju kencang di pemerintahan Bupati Lindra, namun program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan ekonomi dikesampingkan.

“Hal ini yang justru jadi problem berat bagi pemerintahan Mas Lindra. Sehingga ketika mau mengurangi angka kemiskinan agak kesulitan, karena program diarahkan ke infrastruktur. Menurut asumsi mereka pembangunan infrastruktur akan mengurangi kemiskinan, tapi ternyata tidak,” ucap Miyadi.

Sekda Berdalih Covid-19

Mendapat reaksi tajam dari legislator, Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban Budi Wiyani menjelaskan, pertumbuhan ekonomi 2023 menurun karena kondisi ekonomi baru pulih pascapandemi Covid-19. Sehingga, fluktuasi laju pertumbuhan ekonomi naik turun.

“Pasca Covid-19 di tahun 2022 memang ada kenaikan yang pesat, karena rumus dari pertumbuhan ekonomi itu pertumbuhan di masing-masing sektor. Lalu kondisinya itu kan dari drop sehingga naik. Kemudian tahun ini kondisinya sudah relatif stabil, kenaikannya memang tidak sedrastis seperti 2022 tapi tidak ada goncangan ekonomi terlalu drastis,” jelasnya.

Budi mengatakan, hampir sejumlah daerah di Jatim mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, ke depan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Tuban akan ditingkatkan. “Untuk tahun 2024 kita targetkan pertumbuhan ekonomi 4-5%,” ucapnya.

Menilik data BPS Tuban, pertumbuhan ekonomi di Tuban pada 2023 berada di angka 4,36%, jauh lebih rendah dibandingkan 2022 di angka 8,88%. Sektor yang menyumbang paling besar yakni industri pengolahan dengan sumbangsih 30,69%.

Kemudian diikuti lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan 18,50%, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 14,12%, konstruksi 11,05%, pertambangan dan penggalian 9,08%, serta informasi dan komunikasi sebesar 5,29%.{*}

| Baca berita Tuban. Baca tulisan terukur Hamim Anwar | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.