5 Tahun Khofifah-Emil Banggakan MJC, Nyatanya Lulusan SMK Masih Dominasi Pengangguran di Jatim!
SURABAYA | Barometer Jatim – Usai 5 tahun memimpin Jatim -- 13 Februari 2019-13 Februari 2024, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak declare berpasangan lagi untuk mengejar periode kedua di Pilgub Jatim 2024.
Namun selama 5 tahun tersebut, menurut anggota DPRD Jatim, Mathur Husyairi ada banyak hal yang perlu dievaluasi dari duet ini, terutama terkait penurunan angka kemiskinan dan pengangguran.
“Apa yang sudah dilakukan selama satu periode, harus dievaluasi segala program terkait pengentasan kemiskinan maupun pengangguran yang telah dirancang selama ini,” katanya, Senin (3/6/2024).
Terkait pengangguran, misalnya. Meski selama 5 tahun Khofifah-Emil begitu membanggakan program Millennial Job Center (JC) bisa memberi lapangan pekerjaan untuk anak muda, nyatanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) masih menjadi penyumbang tertinggi, disusul Sekolah Menangah Atas (SMA).
Mari lihat detail statistiknya. Berdasarkan data Badan Pusat Statitik (BPS) yang dirilis Mei lalu, lulusan SMK masih mendominasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim, yakni sebesar 6,42% pada Februari 2024.
“Kalau kita lihat tingkat pengangguran berdasarkann tingkat pendidikan, terlihat bahwa masyarakat yang lulus SMK masih mendominasi tingkat pengangguran di Jatim,” kata Kepala BPS Jatim, Zulkipli dalam keterangannya.
SD TERBANYAK: Penduduk Jawa Timur yang bekerja berdasarkan tingkat Pendidikan. | Sumber Data: BPS Jatim
Disusul lulusan SMA yang memiliki TPT sebesar 4,64%, lalu Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4,10%, kemudian Universitas 4,07%, berikutnya Diploma I/II/III 3,09%, dan Sekolah Dasar (SD) ke bawah 2,38%.
“Ini harus dievaluasi. Termasuk keberadaan SMK, sekolah double track, Millennial Job Center. Harus dievaluasi kembali apa kemudian kontribusinya dalam penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Jatim,” ucap Mathur yang juga anggota Banggar DPRD Jatim.
Data BPS juga mencatat, penduduk yang bekerja di Jatim masih didominasi mereka yang berpendidikan SD ke bawah, yakni sebanyak 9,89 juta (42,58%). Ini karena di proporsi pekerjaan umumnya mereka bekerja di sektor pertanian.
Di bawahnya penduduk berpendidikan SMP sebanyak 4,38 juta (18,35%), lalu SMA sebanyak 4,01 (17,25%), disusul SMK 2,74 (11,80%), Diploma IV, S1, S2, S3 186 juta (8,01%), dan Diploma I/II/III 0,35 juta (1,51%).
Secara keseluruhan, orang nganggur di Jatim hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2024 masih 0,90 juta atau secara persentase TPT yang merupakan indikator untuk mengukur tingkat tenaga kerja sebanyak 3,74%.
“Jika dilihat dari persentasenya, memang angka TPT ini turun 0,59% dibandingkan dengan posisi kondisi (Februari) tahun 2023,” ucap Zulkipli.
ORANG NGANGGUR 0,90 JUTA: TPT Jawa Timur Februari 2024 sebanyak 3,74%. | Sumber Data: BPS Jatim
“Ini menunjukkan, bahwa upaya yang dilakukan oleh semua pihak untuk menurunkan angka pengangguran sudah berjalan sangat baik,” sambungnya.
Kemudian dilihat menurut jenis kelamin, data BPS menunjukkan kecenderungan TPT laki-laki masih lebih tinggi sebanyak 4,19% dibandingkan TPT perempuan yang berada di angka 3,12%
Jika kita lihat dari tempat tinggalnya, posisi untuk yang di berada wilayah perkotaan sebesar 4,65n di perdesaan 2,57%.
“Kita bisa melihat untuk wilayah perkotaan terjadi penurunan TPT, sementara untuk wilayah perdesaan terlihat mengalami peningkatan TPT,” kata Zulkipli.
Mengapa demikian? “Ini tentu bisa kami jelaskan, bahwa terjadinya peningkatan TPT saat itu, salah satunya karena perubahan pola musim yang ada di perdesaan,” ujarnya.{*}
| Baca berita Pengangguran. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur