Eri Cahyadi Pimpin Apeksi 2025-2030, Dorong Inovasi dan Integrasi Satu Data Nasional

Reporter : -
Eri Cahyadi Pimpin Apeksi 2025-2030, Dorong Inovasi dan Integrasi Satu Data Nasional
BERKIBAR: Eri Cahyadi, mengibarkan bendera pataka usai terpilih lagi sebagai ketua Apeksi. | Foto: Humas

SURABAYA | Barometer Jatim – Pemkot Surabaya bersama Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) sukses menggelar pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) VII. Dari hasil sidang Pleno IV telah ditetap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi terpilih kembali sebagai Ketua Dewan Pengurus Apeksi periode 2025-2030.

Tidak hanya itu, hasil sidang Pleno IV juga ditetapkan, Kota Medan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVIII Apeksi 2026. Sedangkan Kota Singkawang dijadwalkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan HUT ke-25 Apeksi.

Penetapan tersebut disaksikan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw, Jumat (9/5/2025).

Setelah terpilih kembali sebagai Ketua Dewan Pengurus Apeksi periode 2025-2030, Eri Cahyadi membeberkan beberapa target yang akan dilakukannya bersama jajaran Apeksi dalam lima tahun ke depan.

Targetnya, Eri ingin menjadikan Apeksi sebagai wadah untuk berinovasi bagi 98 kota yang tergabung di dalamnya. Selain itu, dia juga ingin kota-kota yang tergabung di Apeksi menyelaraskan program-program yang dijalankan oleh pemerintah pusat. 

Dalam sidang Pleno IV, Eri menyinggung soal sistem satu data, pertumbuhan ekonomi, masalah pengentasan stunting, hingga kemiskinan.

Sistem Satu Data

Eri ingin, kota yang tergabung di dalam Apeksi harus memiliki sistem satu data terintegrasi dengan pemerintah pusat. Tujuannya agar permasalahan ekonomi, stunting hingga kemiskinan di kota seluruh Indonesia bisa cepat teratasi.

“Saya sampaikan bagaimana wali kota ini tidak bisa menindaklanjuti ketika angka kemiskinan tiba-tiba naik di wilayah kami, atau pertumbuhan ekonomi turun di wilayah kami,” kata Eri, Minggu (11/5/2025).

“Hal itu dikarenakan apa? Hasil dari survei yang dilakukan by name by address itu tidak sampai kepada tangan wali kota, sehingga kita tidak bisa membantu presiden untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan stunting. Karena kami tidak mendapatkan data, siapa yang seharusnya kita beri intervensi,” sambungnya.

Eri ingin kota-kota di Indonesia menyelaraskan visi misi yang sama dengan program yang dijalankan oleh Presiden Prabowo Subianto. Karena itu, dia menyebutkan, ketika sebuah kota memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka harus selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dimiliki pemerintah pusat.

SATU SUARA: Munas Apeksi, sepakat tidak ada kota lebih maju dan tidak ada kota tertinggal. | Foto: HumasSATU SUARA: Munas Apeksi, sepakat tidak ada kota lebih maju dan tidak ada kota tertinggal. | Foto: Humas

Dia juga berharap, ketika data by name by address itu selaras dengan data yang dimiliki oleh pemerintah pusat, maka permasalahan ekonomi, stunting, hingga kemiskinan bisa cepat teratasi ke depannya. Menurutnya, hal itu juga selaras dengan tema Munas VII Apeksi tahun ini yakni “Dari Apeksi untuk Negeri”.

“Bahwa kami sudah sepakat, tidak ada kota yang lebih maju, dan tidak ada kota yang tertinggal di antara kita. Jika ada kota yang lebih maju, dan ada kota yang tertinggal maka di situ adalah kegagalan Apeksi. Sehingga kami akan memberikan masing-masing kelebihan yang ada di kota kami dan disatukan, agar bisa digunakan di kota-kota lainnya,” harapnya.

Target Eri Cahyadi yang dibeberkan dalam sidang Pleno IV direspons secara langsung oleh Sekjen Kemendagri, Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw. Sebelum menghadiri penutupan Munas VII Apeksi, ia sempat membahas soal sistem satu data bersama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.

Tomsi mengatakan, telah meminta kepada jajaran BPS untuk segera melakukan pendataan warga miskin dan pertumbuhan di seluruh daerah di Indonesia. Setelah dilakukan pendataan, kemudian akan diberikan kepada masing-masing daerah untuk dilakukan intervensi.

“Saya sampaikan, agar BPS mengadakan rapat membuat template terkait pertumbuhan ekonomi dan stunting dan kemiskinan,” katanya

“Nah, nanti kita undang teman-teman kepala daerah, mana saja sih titik-titik warga miskin, stunting, dan indikator ekonominya mana saja, sehingga agar kita tahu yang kita kerjakan ini akan membawa dampak dan hasil, karena sekarang kita meraba-raba,” sambung Tomsi.

Dukungan Kemendagri

Di kesempatan ini, Tomsi juga mengingatkan kepada para wali kota yang hadir agar berhati-hati dalam pelaksanaan anggaran. Dia ingin, jajaran wali kota melakukan mengiringi kegiatan seremonial di wilayah masing-masing, tujuannya agar anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat bisa tepat sasaran ke depannya. 

Setelah pelaksanaan Munas VII Apeksi 2025 ini, Tomsi menyebutkan, Kemendagri akan terus mendukung penuh Eri serta para anggotanya untuk bisa membawa perubahan besar bagi negeri ini. Maka dari itu, dia berharap ke depannya tidak ada lagi kota yang tertinggal dan paling maju di Indonesia.

Dia juga ingin, Apeksi bisa menjadi wadah bagi kota-kota di Indonesia untuk berinovasi. Jika ada satu kota yang memiliki sebuah inovasi atau program, dia meminta program inovasi yang diterapkan bisa ditiru oleh kota-kota lainnya.

“Menjiplak itu kan lebih gampang, walaupun menjiplak itu tidak mudah, tapi akan lebih cepat (menerapkan inovasinya),” katanya.

Dia berharap, kepemimpinan Eri sebagai Ketua Dewan Pengurus Apeksi bisa membawa perubahan bagi kota-kota lain, khususnya bagi Indonesia ke depannya. “Mudah-mudahan tugas mulia ini dapat terlaksana sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Diketahui, Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus Apeksi Eri Cahyadi telah berhasil mendukung sejumlah program yang menjadi atensi pemerintah pusat. Di antaranya Kota Surabaya berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi terendah se-Indonesia.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, yang awalnya berada di level 4,8 persen, kini prevalensi stunting Kota Surabaya berada di level 1,6 persen terendah di Indonesia. Upaya penurunan stunting terus dilakukan oleh Eri Cahyadi hingga mencapai target Surabaya Zero Growth Stunting ke depannya.

Selain stunting, Eri Cahyadi juga berhasil menurunkan angka pengangguran yang semula berada di level 9,79 persen di tahun 2020, kini menjadi 4,96 persen di tahun 2024.

Hal ini menunjukkan, bahwa Eri Cahyadi berkomitmen mendorong inovasi dan integrasi satu data agar angka penurunan stunting dan kemiskinan di kota-kota besar dapat teratasi bersama melalui forum Apeksi ke depannya.{adv}

| Baca berita Apeksi. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.