Miris! 5 Ribu Anak di Sidoarjo Masih Alami Stunting, TP PKK Sibuk Edukasi Makanan Tinggi Gizi

Reporter : -
Miris! 5 Ribu Anak di Sidoarjo Masih Alami Stunting, TP PKK Sibuk Edukasi Makanan Tinggi Gizi
SOSIALISASI: Sa'adah Ahmad Muhdlor, sosialisasi makanan rumahan tinggi gizi. | Foto: Barometerjatim.com/HADI

SIDOARJO | Barometer Jatim – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Sidoarjo sibuk menggelar sosialisasi pencegahan stunting. Kali ini fokus pada edukasi pemberian makanan rumahan yang tinggi gizi. Terlebih, hingga 2023 masih terdapat 5.000 anak stunting (4%).

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo mencatat, angka stunting di Sidoarjo menurut SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) pada 2021 sebesar 14,8%, lalu pada 2022 naik tajam menjadi 16,1%. Sedangkan di 2023 berdasarkan Servei Kesehatan Indonesia (SKI) turun atau menjadi satu digit.

Saat ini jumlah anak usia balita di Sidoarjo sebanyak 182.172 dan yang diperiksa secara rutin di Posyandu sebanyak 145.000. Dari jumlah itu, sebanyak 5.000 anak mengalami stunting atau 4ri jumlah keseluruhan.

Kepala Bidang Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dinkes Sidoarjo, Sri Andari menyebut tingginya angka stunting dipengaruhi pola asuh.

"Pola asuh ini sangat memengaruhi pola makan anak yang kurang memerhatikan tingkat kebutuhan gizi seimbang, hal ini menjadi pemicu stunting yang masih tinggi," jelasnya saat mejadi pembicara dalam sosialisasi cegah stunnting dengan edukasi pemberian makanan rumahan yang tinggi gizi di Pendopo Delta Wibawa, Kamis (22/2/2024).

SEMANGAT: Ibu-ibu TP PKK sosialisasi makanan rumahan tinggi gizi cegah stunting. | Foto: Barometerjatim.com/HADI

Karena itu, dia berharap masyarakat tidak melihat besaran porsi saat memberikan makanan kepada anak, namun lebih melihat pada kandungan gizi seimbang sesuai kebutuhan anak.

"Makan itu bukan porsinya yang banyak, namun lebih perhatikan pada kandungan kaya akan gizi untuk mencegah stunting pada anak," katanya.

Selain Sri Andari, pembicara lainnya yakni penyuluh Keluarga Berencana (KB) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sidoarjo, Anisa Prabawati.

Dia menjelaskan, peran ibu dalam penurunan stunting menjadi faktor penentu secara biologis. Menurutnya, perempuan tidak hanya membawa janin, karena mereka juga akan melahirkan generasi penerus bangsa berkualitas.

“Sehingga perlu diperhatikan pola makan,  dimulai dari 1.000 hari ibu hamil dan menyusui di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak,” jelasnya.

Peranan Penting Ibu

Hal sama ditegaskan Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Sa'adah Ahmad Muhdlor. Menurutya, seorang ibu memegang peranan penting dalam mencegah stunting karena tidak hanya berperan waktu mengandung bayi.

"Wanita yang akan menjadi seorang ibu, yaitu saat remaja harus benar-benar menjaga pola makan dan cara menyiapkan perkawinan yang sehat, seperti mengikuti tes kesehatan sebelum menikah agar bisa melahirkan anak sehat dan bebas stunting," katanya.

Selain itu, Ning Sasha -- sapaan akrab istri Bupati Sidoarjo Ahmad Mudlor -- menandaskan, peranan kedua seorang ibu adalah rajin memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anak.

"Berikan ASI ekslusif saat enam bulan pertama dan lanjutkan hingga dua tahun, serta berikan Mapsi (Makanan Pendamping ASI) yang tinggi akan protein hewani," ujarnya.

"Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih aware terhadap pentingnya gizi untuk pertumbuhan anak. Dengan menerapkan pola makan sehat, maka dapat mengurangi risiko stunting di Sidoarjo," ucap Ning Sasha.{*}

| Baca berita Stunting. Baca tulisan terukur Syaikhul Hadi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.