Dinakhodai Eri Cahyadi Ekonomi Surabaya Tumbuh 5,76%, Melesat Jauh di Atas Jatim!

SURABAYA | Barometer Jatim – Ekonomi Surabaya pada 2024 mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 5,76%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, angka tersebut jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 4,93 persen dan bahkan nasional 5,03%.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Surabaya atas capaian tersebut dan berharap bisa terus bersama-sama, bergotong royong dalam membangun Kota Pahlawan dalam lima tahun ke depan.
Terlebih Pemkot Surabaya di bawah periode pertama kepemimpinan Eri selama 3,5 tahun, membuktikan bahwa seluruh elemen masyarakat bekerja bersama dalam membangun Surabaya. Di tengah terpaan badai pandemi Covid-19 selama dua tahun, Surabaya terus berupaya bangkit.
“Kita bisa membuktikan, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mencapai 5,76%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Timur,” kata Eri, Selasa (4/3/2025).
SUARABAYA JUARA: Pertumbuhan ekonomi Surabaya tertinggi dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. | Data: BPS Surabaya
Mencermati data BPS, ekonomi Surabaya pada 2024 mengalami percepatan pertumbuhan 5,76% setelah sebelumnya tumbuh 5,70% di 2023. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi dari 38 kabupaten/kota se-Jatim, bahkan jauh di atas Jatim yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa tumbuh 4,93 persen dan nasional 5,03%.
"Pertumbuhan cukup tinggi juga terjadi di Kota Madiun 5,73%, Kabupaten Sidoarjo 5,54%, dan Kota Pasuruan 5,45%," kata Kepala BPS Surabaya, Arrief Chandra Setiawan dalam keterangannya.
Pengangguran Ikut Turun
DI BAWAH SURABAYA: Ekonomi Jatim tumbuh 4,93%, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi Surabaya. | Data: BPS Jatim
Tak hanya pertumbuhan ekonomi yang melesat. Gini rasio atau kesenjangan di Surabaya juga turun menjadi 0,381. Pun dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang juga berhasil turunkan menjadi 4,91%.
“Kemiskinan menurun menjadi 3,96% pada 2024, bahkan telah mencapai level yang lebih rendah sebelum terjadinya pandemi Covid-19,” ujar Eri.
Sebaliknya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya juga terus meningkat menjadi 84,69%, meningkat 0,70 poin (0,83%) dibandingkan tahun sebelumnya (83,99%).
Selama 2020–2024, IPM Surabaya rata-rata meningkat 0,58% per tahun. Peningkatan terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Lalu penanganan stunting juga turun dari 28% menjadi 1,6% pada 2024. “Terima kasih untuk seluruh warga Surabaya, stunting turun menjadi 1,6n terendah se-Indonesia,” ucap Eri tak henti-hentinya bersyukur.
Eri menambahkan, selama 3,5 tahun periode pertama kepemimpinannya, berbagai program telah dirangkai Pemkot Surabaya untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses pelayanan publik. Baik dari sektor kesehatan, pendidikan, rumah layak huni, penerangan, hingga revitalisasi pariwisata di Kota Pahlawan.
“Selama periode tersebut, sudah kita lakukan pembangunan rumah sakit baru, RSUD Eka Candrarini di Surabaya Timur. Menyediakan 1 RW 1 tenaga kesehatan, dan 1 kelurahan 1 Puskesmas, serta mengintegrasikan layanan primer,” tuturnya.
MENINGKAT: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya terus meningkat menjadi 84,69%. | Data: BPS Surabaya
Pemkot Surabaya juga menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan melalui Universal Health Coverage (UHC) atau program jaminan kesehatan bagi seluruh warga ber-KTP Surabaya. Bukan itu saja, sebanyak 60 ribu pelayanan publik di Surabaya telah terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.
“Pemkot juga melakukan perbaikan terhadap 7.500 rumah tidak layak huni (Rutilahu) melalui program Dandan Omah. Melakukan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) di 240 ribu titik, serta melakukan revitalisasi terhadap 1.189 Balai RW se-Surabaya,” terangnya.
Di sektor pendidikan, Pemkot Surabaya memberikan beasiswa kepada 25.000 pelajar SMA/SMK dan Beasiswa Pemuda Tangguh terhadap 4.000 mahasiswa ber-KT Surabaya.
“Pemkot Surabaya juga memberikan lahan atau asetnya agar dikelola oleh warga. Aset tersebut diubah melalui program Padat Karya. Kini terdapat 133 Rumah Padat Karya yang dikelola warga sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran,” tegasnya.
Tak ketinggalan, Pemkot Surabaya juga mengintegrasi transportasi publik. Yakni melakukan integrasi antara Suroboyo Bus, Feeder Wira-Wiri, dan Trans Semanggi.
“Dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Pemkot Surabaya melakukan revitalisasi terhadap kawasan Jalan Tunjungan dan Kota Lama, serta melakukan aktivasi eks THR-TRS,” beber Eri.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur