Ponpes Miftahul Ulum Surabaya Terima Bantuan Rp 50 Juta dari Kemensos, Mau Dipakai Apa?
SURABAYA | Barometer Jatim – Melalui program kearifan lokal, Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Ulum di Jatipurwo Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Surabaya menerima bantuan Rp 50 juta dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Bantuan diserahkan Staf Khusus Menteri Sosial, Fauzan Amar kepada Pengasuh Ponpes Miftahul Ulum, KH Zainal Arifin, Selasa (19/12/2023).
"Kami ucapkan terima kasih kepada Bu Risma (Mensos Tri Rismaharini) dan jajaran yang ada di Kemensos, termasuk Bapak Fauzan Amar. Dana bantuan tersebut sudah kami terima dan insyaallah akan kami gunakan dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Bantuan tersebut, terang Zainal, di antaranya untuk menjaga kearifan lokal seni hadrah yang sampai saat ini masih berkembang di tengah masyarakat. Hadrah merupakan kesenian rebana yang mengakar pada kebudayaan Islam atau biasa disebut dengan kegiatan syiar dengan syair-syair shalawat.
| Baca juga:
- Nelayan di Surabaya Semringah Dapat Bantuan Alat Tangkap Ikan, Eri Cahyadi: Jangan Disalahgunakan!
- Bikin Haru! Bocah Penderita Tulang Rapuh Doakan Risma Panjang Umur dan Banyak Rezeki
- Sekdaprov Jatim Adhy Karyono Digarap KPK, Kantongi Harta Kekayaan Rp 7,4 Miliar!
Selain melibatkan kalangan santri, seni hadrah shalawat juga diikuti masyarakat sekitar. "Alhamdulillah sampai saat ini, shalawat dengan menggunakan rebana (hadrah) masih banyak diminati masyarakat sekitar," terangnya.
Nantinya bantuan akan digunakan untuk membeli perlengkapan rebana, seragam, maupun sound system. Selain itu, pihaknya juga menyampaikan gagasan tentang penguatan ekonomi masyarakat.
Hal ini dirasa sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat, kondisi ekonomi masyarakat sekitar termasuk menengah ke bawah. Sehingga dibutuhkan sentuhan-sentuhan langsung dari pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kebetulan usaha yang dilakukan masyarakat di sini ada yang jual donat, gorengan, pentol, nasi jagung, nasi pecel, sosis, dan berbagai macam minuman,” kata Zainal.
| Baca juga:
- PBNU Beber Pencopotan Kiai Marzuki dari Ketua PWNU Jatim: Tak Patuhi Organisasi, Sudah 3 Kali Kena SP!
- Sekjen PBNU Bolak-balik Sebut “2” di Acara Jatim Bershalawat #2, Kode Ajak Jamaah Pilih Prabowo-Gibran?
- Acara Jawa Timur Bershalawat kok Diembel-embeli #2, Bentuk Dukungan untuk Prabowo-Gibran?
“Nah, usaha-usaha yang seperti ini yang dibutuhkan adalah penguatan agar usahanya bergerak dan pendapatannya pun bisa meningkat. Yang tadinya pendapatannya Rp 100 ribu per hari bisa meningkat Rp 200 ribu per hari," jelasnya.
Secara ekologis, lanjut Zainal, kondisi masyarakat di kawasan tersebut memiliki pendidikan dan SDM yang rendah dan banyak pemuda yang belum memilki pekerjaan tetap.
Di sisi lain, penyalahgunaan narkoba banyak menyasar kalangan muda-mudi. Hal itu bisa dilihat dari berbagai informasi yang beredar di media massa.
"Nah itu yang perlu kita rangkul dengan berbagai kegiatan positif, salah satunya dengan jamiyah shalawat menggunakan seni hadrah. Paling tidak meminimalisir penyalahgunaan narkoba maupun paham-paham radikalisme," katanya.{*)
| Baca berita Kemensos. Baca tulisan terukur Syaikhul Hadi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur