Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Terjang Jatim, PPSDS Curigai dari Daging Kerbau Eks Impor
MEWABAH: PMK yang menyerang ternak di Jatim diduga berawal dari daging kerbau eks impor. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak mewabah di empat kabupaten di Jatim -- Lamongan, Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo. Total ada 1.247 ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau terjangkit.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim, Muthowif menduga, akar masalah PMK tersebut berawal dari daging kerbau eks impor yang masuk Jatim sejak 2016.
Walaupun Pemprov Jatim dengan tegas melarang daging kerbau eks impor masuk, faktanya tetap masuk dan diperjualbelikan secara bebas di wilayah Jatim, katanya pada Barometerjatim.com, Sabtu (7/5/2022) malam.
Kalau dugaannya benar, tandas Muthowif, secepatnya pemerintah melakukan tindakan konkret untuk memusnahkan daging kerbau yang ada sesuai dengan aturan yang dibuat Pemprov jatim.
Kami sudah melakukan penolakan tehadap masuknya daging kerbau eks impor ke Indonesia secara umum dan secara khusus di Jatim pada 2016. Kami khawatir Jatim akan terjangkit PMK, ternyata apa yang kami kawatirkan sekarang terjadi, paparnya.Kalau sampai Jatim menjadi daerah yang positif PMK, lanjut Muthowif, ada beberapa dampak yang akan dialami peternak dan pemerintah.
Dari segi peternak mengalami kerugian secara ekonomi, karena mereka dipaksa menjual sapi-sapinya dengan sangat murah. Sedangkan dampak yang akan dialami pemerintah, yakni kerugian untuk menetralisir lingkungan positif PMK yang membutuhkan anggaran cukup besar.
Berapa anggaran yang akan dikeluarkan pemerintah dalam menyeterilkan wilayah yang terkena PMK, padahal seharusnya anggaran tersebut bisa dibuat yang lebih produktif dalam mengembangkan ternak di Jatim, ujarnya.
Dua Rekomendasi PPSDS
REKOMENDASI PPSDS: Muthowif, PPSDS rekomendasikan dua hal untuk tangani PMK yang menyerang Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/IST REKOMENDASI PPSDS: Muthowif, PPSDS rekomendasikan dua hal tangani PMK yang menyerang Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/IST
Terkait PMK yang sudah mewabah di empat kabupaten, PPSDS merekomendasikan dua hal. Pertama, pemerintah melalui Dinas Petenakan harus secara cepat melakukan tindakan stressing terhadap sapi-sapi yang positif PMK untuk di karantina dengan diberi perawatan dengan sungguh-sungguh.
Kalau tidak ada tindakan sungguh-sungguh, kami khawatir wabah PMK melebar ke mana-mana, karena sapi positif sengaja dijual atau dipindahkan ke wilayah yang belum terjangkit wabah PMK, kata Muthowif.
Kedua, pemerintah membuat larangan sapi-sapi yang positif PMK dibawa ke luar desa atau kabupaten untuk mengantisipasi melebarnya PMK.
PMK tidak menular ke manusia tapi dengan cepat menular sesama hewan, karena sampai tadi sore info yang kamu terima banyak sapi yang pindah lokasi dan dipotong di RPH, kata Muthowif.Kalau sapi yang positif langsung dipotong mungkin tidak terjadi menular. Tapi jika sapi-sapi yang positif PMK beli diobati, maka PMK akan menular dengan cepat, sambungnya.
Perlu diketahui, tambah Muthowif, Jatim baru dinyatakan bebas PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE/Office International des Epizooties) pada 1990.
» Baca berita terkait Pemprov Jatim. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.