Perusakan Bendera Gerindra di Blitar, Sadad: Kader Jangan Gegabah dan Terprovokasi

TAK TERPANCING: Anwar Sadad, minta kader tak terpancing soal perusakan bendera Gerindra. | Foto: Barometerjatim/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Perusakan bendera Partai Gerindra di Kabupaten Blitar mengusik momen HUT ke-14 partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Perusakan bahkan sudah dilaporkan ke polisi.
Setelah perusakan bendera dipolisikan, Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad meminta kader di Blitar tetap tenang dan tidak terprovokasi. Hormati proses hukum dan menyerahkan sepenuhnya pada polisi.
"Kader di Blitar saya minta tenang, jangan gegabah, jangan terprovokasi. Berpolitiklah dengan santun. Kita percayakan kepada polisi yang menangani," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (8/2/2022) malam.
Politikus yang juga wakil ketua DPRD Jatim itu juga meminta kader Gerindra di Blitar tetap fokus bekerja untuk kepentingan rakyat, sesuai pesan Prabowo saat HUT ke-14 Gerindra."Ingat pesan Ketum, kader harus kerja untuk kepentingan rakyat. Jangan terpancing, apalagi sampai membalas dan melakukan tindakan yang tidak perlu," pinta Sadad.
"Perusakan juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu di Bawean, Gresik. Biarlah aparat penegak hukum yang menangani masalah tersebut. Kami tidak terpancing dengan provokasi-provokasi, sambungnya.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Blitar melaporkan dugaan perusakan puluhan bendera partai di wilayah Kecamatan Kanigoro ke polisi.Menurut Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Wasis Kunto Atmojo, bendera-bendera itu awalnya dipasang di ratusan titik di sisi jalan raya di wilayah Kabupaten Blitar, Jumat (4/2/2022) atau jelang HUT ke-14 partai pada 6 Februari 2022.
Dari pantauan dan laporan di empat desa di Kecamatan Kanigoro, menurut Wasis, total ada 84 bendera yang dirusak dan baru diketahui pada Minggu (6/2/2022) pagi. Hanya tersisa tiangnya, sedangkan kain benderanya tidak ditemukan di sekitar lokasi, katanya.
» Baca berita terkait Gerindra. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.