Pilwali Surabaya Berat Kalau PDIP Lawan Jagonya Khofifah

-
Pilwali Surabaya Berat Kalau PDIP Lawan Jagonya Khofifah
PUNYA BASIS KONSTITUEN: Khofifah factor dinilai akan mewarnai Pilkada serentak 2020, termasuk Pilwali Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN SURABAYA, Barometerjatim.com Sukses Khofifah Indar Parawansa menjebol 'kandang banteng' di Kota Pahlawan saat Pilgub Jatim 2018, patut menjadi cerminan bagi PDIP dalam menyiapkan 'jagonya' di Pilwali Surabaya 2020. Pengamat Politik asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman menyarankan, sebaiknya PDIP sebagai kekuatan utama di Surabaya mempertimbangkan untuk melakukan komunikasi politik dengan Khofifah. "Bu Khofifah terbukti memiliki basis konstituen yang kuat," ujar Angga -- sapaan akrab Airlangga Pribadi Kusman -- saat diwawancarai Barometerjatim.com di Surabaya, Senin (15/10). Baca: Banser Dukung Fandi Utomo, NU Kian Terseret Politik Praktis Pengamat yang juga CEO The Initiative Institute itu menilai, Pilwali Surabaya 2020 akan sangat diwarnai "Khofifah factor" setelah perempuan yang juga Ketum PP Muslimat NU tersebut memenangi Pilgub Jatim 2018. "Faktor dalam artian, pada Pilgub kemarin kekuatan politik Bu Khofifah sangat kelihatan, terutama di kalangan emak-emak dan milenial. Tentu kandidat representasi dari kekuatan Khofifah ini yang sekarang ditunggu," katanya. Baca: Pengamat: PKB-Fandi Utomo Bisa Dianggap Nggege Mongso Tapi dalam politik segala sesuatunya serba mungkin, apalagi Pilwali Surabaya masih berlangsung sekitar dua tahun lagi. Artinya, PDIP bisa menjadi satu dengan Khofifah atau kembali menjadi rival seperti di pentas Pilgub Jatim. "Kalau akhirnya menjadi rival Bu Khofifah, itu berat bagi PDIP. Itu PR tambahan," tandas Angga. Karena itu, PDIP harus mengkalkulasi betul calon yang akan diusung serta kekuatan politik yang ada, mengingat Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini (Risma) menelorkan banyak prestasi dan itu harus diapresiasi. Cari Standar Risma Di sisi lain Angga melihat PDIP sangat serius menyiapkan calonnya meski saat ini masih terlihat adem ayem, tak segaresif PKB yang rajin memunculkan Fandi Utomo. "Adem ayem di publik itu bukan berarti tidak mempersiapkan. PDIP itu kan sadar, bahwa posisinya adalah kekuatan politik utama di Surabaya, sekaligus kemarin pengusung utama Risma," katanya. PDIP, lanjutnya, akan berpikir sangat matang tentang siapa yang akan menjadi figur pengganti Risma. Figur itu haruslah memiliki standar dan kualifikasi tidak di bawah Risma. Minimal sama, syukur-syukur bisa di atasnya. Baca: Kursi Seret, PKB Realistis soal Wacana Fandi Utomo Wali Kota "Saya pikir PDIP sedang mempersiapkan dengan serius. Terkadang politik itu terlihat landai dan tenang di permukaan, tapi arusnya di dasar sebetulnya sangat kuat," katanya. Hanya saja, nilai Angga, PDIP dan mayoritas Parpol baru akan terbuka memunculkan calonnya setelah Pemilu 2019. "Kalau sekarang ini baru test the water dan pemanasan saja," tuntasnya. ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya, Airlangga Pribadi, Khofifah, PDIP
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.