'Diwarisi' Fadeli Penduduk Miskin Lamongan 166,82 Ribu, Yuhronur Turunkan Jadi 146,98 Ribu!

Reporter : -
'Diwarisi' Fadeli Penduduk Miskin Lamongan 166,82 Ribu, Yuhronur Turunkan Jadi 146,98 Ribu!
KEMISKINAN TURUN: 3,5 tahun pimpin Lamongan, Yuhronur turunkan kemiskinan 19,84 ribu jiwa. | Data: BPS Lamongan

LAMONGAN | Barometer Jatim – Dilantik menjadi Bupati Lamongan pada 26 Februari 2021, Yuhronur Efendi 'diwarisi' Bupati sebelumnya, Fadeli penduduk miskin sebanyak 166,82 ribu (13,86%) per Maret 2021.

Namun setelah 3,5 tahun memimpin, Yuhronur sukses menurunkan angka kemiskinan 19,84 ribu jiwa menjadi 146,98 ribu jiwa (12,16%) pada Maret 2024.

Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) Lamongan, secara detail Yuhronur 'diwarisi' penduduk miskin pada Maret 2021 sebanyak 166,82 jiwa (13,86%) dengan Garis Kemiskinan (GK) Rp 419.309,00/kapita/bulan.

Setahun kemudian, Maret 2022, bupati yang akrab disapa Pak Yes itu berhasil menurunkan menjadi 151,08 ribu jiwa (12,53%) dengan GK Rp 446.601/kapita/bulan.

Lalu turun lagi menjadi 149,94 ribu jiwa (12,42%) dengan GK 481.969/kapita/bulan pada Maret 2023, dan semakin turun menjadi 146,98 ribu jiwa (12,16%) dengan GK Rp 524.636/kapita/bulan pada Maret 2024.

Kejar Turun 1 Digit 

Sukses menurunkan menjadi 12,16%, Yuhronur optimis kemiskinan di Lamongan akan semakin turun lagi menyentuh satu digit pada 2025.

Komitmen itu bahkan sudah dibuktikan melalui 11 program prioritas, di antaranya Lumbung Pangan Lamongan hingga Yakin Semua Sejahtera (YES) yang selama ini turut berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.

“Kita fokusnya nanti pada makanan tadi. Kita gerakan pertanian, maksudnya tanaman keluarga dan lainnya,” ucapnya usai menghadiri pemaparan BPS terkait Profil Kemiskinan Maret 2024 Lamongan di Guest House Pemkab Lamongan, Rabu (24/7/2024).

“Ketahanan pangan kita juga memberikan stimulan yang sekiranya bisa mematik tamanan keluarga bisa semarak menjadi bagian besar penurunan kemiskinan,” tandasnya.

Sementara itu Kepala BPS Lamongan, Bagyo Trilaksono menyampaikan, kemiskinan jangan hanya dilihat dari angka penurunannya.

“Karena mempertahankan masyarakat yang berada di garis atas atau istilahnya rentan miskin agar tidak berada di garis kemiskinan, itu juga merupakan sebuah capaian karena memerlukan effort yang besar,” ucapnya.

Terlebih kemiskinan terjadi karena adanya banyak dimensi baik secara internal maupun eksternal. Sedangkan di triwulan pertama 2024, kata Bagyo, kemiskinan di Lamongan dipengaruhi cuaca ekstrem yang mengakibatkan penduduk mayoritas berprofesi petani tidak mendapatkan pendapatan.

Data BPS mencatat, garis kemiskinan di Lamongan 63% didominasi faktor pengeluaran rumah tangga berupa makanan dan 37% lainnya berasal dari faktor nonmakanan.

Dengan pengeluaran terbagi menjadi tiga kategori, yakni pengeluaran produk sendiri (beban belanja berasal dari kebun, sawah, dan lainnya untuk dikonsumsi sehari-hari), pengeluaran belanja, serta pengeluaran transfer (bantuan pemerintah, swasta, dan lainnya).{*}

| Baca berita Kemiskinan. Baca tulisan terukur Hamim Anwar | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.