Dewan Pakar Yamatas: Pidato Megawati Bukan Kritik pada Pengajian, Itu Ajakan Positif!

Reporter : -
Dewan Pakar Yamatas: Pidato Megawati Bukan Kritik pada Pengajian, Itu Ajakan Positif!
MAKNAI PIDATO MEGA: Teguh Rachmanto, Megawati sebut kaum ibu yang ikut pengajian juga harus proaktif. | Foto: IST

SURABAYA, Barometer Jatim – Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) menilai pidato Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya manajemen keluarga sebagai sebuah hal yang mesti direspons positif. Megawati menyebutkan kaum ibu yang mengikuti pengajian juga harus proaktif dalam melakukan manajemen keluarga yang baik.

“Saya sudah lihat dengan penuh pidato Ibu Megawati. Saya kira itu bukan kritik kepada pengajian. Coba deh lihat videonya utuh. Itu kan kemudian disambung soal pentingnya manajemen keluarga,” ujar Dewan Pakar Yamatas, Teguh Rachmanto, Minggu (5/3/2023).

“Itu ajakan positif, agar bagaimana aktivitas keagamaan bisa membawa orang untuk proaktif menebar kebaikan di keluarga dan masyarakat untuk penanganan stunting dan sebagainya,” sambungnya.

Menurut Terguh, apa yang disampaikan Megawati tentang pengajian yang dipungkasi dengan arahan untuk menyusun manajemen keluarga adalah bagian dari siyasatud dunya, bagian dari politik untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di dunia.

Siyasatud dunya, tata kehidupan dunia, harus dijalankan dengan memastikan kemaslahatan dan mencegah keburukan, yuhaqqiqu maslahah wa yaqroul mafsadah,” kata Teguh.

“Dalam hal ini, Bu Mega memastikan agar seluruh kekuatan kaum perempuan fokus pada perbaikan SDM, salah satunya soal stunting yang dimulai dari manajemen keluarga yang baik,” imbuhnya.

Misalnya, kata Teguh, bisa dimulai dari pengajian yang dilengkapi untuk mencari solusi atas permasalahan konkret warga, seperti stunting, pemberdayaan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, pola pengasuhan anak dan sebagainya.

Teguh menandaskan, siyasatud dunya ini telah dilakukan di Surabaya, dimana ibu-ibu pengajian diarahkan untuk bergabung dalam  wadah koperasi. Mereka diberi pelatihan menjahit seragam, jahit tas, kuliner, hingga sablon.

Para ibu nyai di Surabaya termasuk di dalam Yamatas yang juga dibina Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, menurut Teguh, selalu memotivasi jamaahnya untuk mandiri secara ekonomi. Tujuannya demi ketahanan keluarga dan membekali mereka tips-tips menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.

"Kalau ekonomi keluarga mandiri, asupan gizi ke anak semakin baik. Belum lagi Pemkot Surabaya juga membantu pemenuhan nutrisi anak. Tidak mengherankan bila prevalensi stunting di Surabaya berada pada titik terendah di Indonesia yakni 4,8 persen pada 2022," ungkapnya.

Teguh mengatakan, pidato Megawati terkait pengajian yang diawali dengan ucapan beribu-ribu maaf adalah sebuah saran bahwa perempuan harus menjadi women of action yang terlibat dalam segala urusan demi kebaikan keluarga, bangsa dan agamanya. “Itu pesan yang ingin disampaikan Ibu Megawati," tandasnya.

Lebih lanjut, Teguh menyampaikan, Megawati adalah Presiden ke-5 RI yang juga ketua partai terbesar di Indonesia. Selain itu, Megawati ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Bisa disimpulkan bahwa kehidupan Ibj Megawati tidak jauh dari dunia politik atau siyasah. Politik yang diajarkan adalah politik tindakan, yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang sederhana dalam ucapan namun istimewa dalam tindakan," ujarnya.{*}

» Baca berita Megawati. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.