Di Depan Bupati dan Wali Kota se-Indonesia, Eri Cahyadi Beber Habis Program Kota Bersih

WEBINAR: Eri Cahyadi, menjadi pemateri dalam webinar yang digelar Kementerian Dalam Negeri. | Foto: Barometerjatim.com/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjadi pemateri dalam webinar yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa (15/2/2022). Webinar nasional yang diikuti seluruh bupati dan wali kota se-Indonesia itu mengangkat tema Kemendagri Mendorong Pemerintah Daerah Mewujudkan Kota Bersih.
Dalam kesempatan itu, Eri sharing pengalaman tentang program kota bersih yang dilakukannya di Surabaya. Sebab, sebelum jadi wali kota, dia juga mengawal program kota bersih ini ketika menjabat kepala Bappeko sekaligus Plt Kepala Dinas Kebersihan Surabaya.
Menurut Eri, program Kota Bersih harus dilakukan secara kompleks, tidak bisa hanya dari satu sisi. Makanya, Pemkot Surabaya sejak awal berkomitmen untuk menata guna lahan, mulai dari ruang terbuka hijau hingga memperhatikan indeks kualitas tutupan lahan.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya itu meliputi taman kota, taman hutan raya, jalur hijau dan taman, serta area konservasi mangrove. RTH itu meningkat setiap tahunnya, bahkan untuk Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL), sesuai perhitungan Permen LHK 27 Tahun 2021 di Surabaya juga terus naik, paparnya.Selain tata guna lahan, Eri menjelaskan bahwa Pemkot juga memperhatikan kualitas airnya. Di Surabaya, ada 2 long storage, 26 waduk, 50 bozem, dan 12 mini bozem. Sedangkan salurannya ada 142 saluran sekunder dan 35 saluran primer. Jajaran Pemkot juga terus memonitor kualitas air sungai, air waduk/boezem, air sumur, dan air laut.
Makanya, di Kota Surabaya saat ini cakupan air bersih sudah sebesar 99,39 persen dan jumlah pelanggan PDAM yang mengelola air naik 1,95 persen, katanya.
Dalam memperhatikan kualitas air, Pemkot juga membuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal dan rumah tangga. Hingga saat ini, Pemkot sudah membangun IPAL di 60 lokasi, sehingga diharapkan warga sekitarnya bisa ikut meniru pembangunan IPAL tersebut.
Kita juga melakukan revitalisasi sungai, kampung nelayan, dan juga brandgang. Alhamdulillah saat ini indeks kualitas air di Surabaya mengalami kenaikan mencapai 58,18, ujarnya.Di samping itu, program kota bersih lainnya adalah menjaga kualitas udara. Dia memastikan bahwa di Surabaya kualitas udara terus dimonitor, kendaraan juga rutin dilakukan uji emisi, dan program car free day terus dilakukan, kecuali pada saat pandemi. Bahkan, di Surabaya juga mengembangkan Surabaya Intelligent Transport System (SITS) dan juga Adaptive Traffic Control System (ATCS).
Kami juga mengembangkan Park and Ride, energi alternatif dan juga terus menambah jalur hijau. Alhamdulillah Indes Kualitas Udara di Surabaya naik hingga mencapai 90,28, katanya.
Yang paling penting, lanjut Eri, dalam program kota bersih adalah persampahan. Saat ini Surabaya menghasilkan sampah sekitar 1.674,70 ton perhari.
Sampah itu kemudian dilakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan proses akhir sampah, yaitu berhasil menjadi listrik. Kini PLTSa kita sudah bisa menghasilkan 11 megawatt, ujarnya.Dalam pengolahan sampah, Eri menegaskan bahwa peran serta masyarakat Surabaya sangat penting. Dengan pelibatan masyarakat, Eri memastikan bahwa perlahan Pemkot berhasil mengatasi sampah di Surabaya.
Pada akhirnya, saya juga sangat bersyukur karena Indeks Kualiatas Lingkungan Hidup di Kota Surabaya mengalami kenaikan, jika di 2020 di angka 60,96, ternyata tahun 2021 naik menjadi 67,78, pungkasnya.
» Baca berita terkait Pemkot Surabaya. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.