Bareng Mbah Moen, Emil Hadiri Haul Sayyid Alawi Pasuruan

DIWEJANG MBAH MOEN: Emil Dardak diwejang KH Maimun Zubair (Mbah Moen) di sela haul Sayyid Alawi Al-Maliki di Ponpes Anwarul Maliki, Sukorejo, Pasuruan, Selasa (5/6). | Foto: Foto Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
PASURUAN, Barometerjatim.com Dalam satu minggu terakhir, Emil Elestianto Dardak terus 'menginvasi' Kabupaten Pasuruan, wilayah yang dikenal sebagai basis Cagub rival, Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Usai menghadiri deklarasi Masyarakat Desa Hutan, suami Arumi Cahsin itu bersama sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimun Zubair (Mbah Moen) menghadiri haul Sayyid Alawi Al Maliki di Ponpes Anwarul Maliki, Sukorejo, Pasuruan, Selasa (5/6).
Emil yang datang mengenakan baju koko warna putih disambut pengasuh Ponpes, KH Abdullah Munif Ma'ruf yang telah menantinya. Emil juga mendapat kehormatan duduk di panggung bersama para kiai dan habaib.
Baca: Hari ke Hari, Emil Kian Dekat dengan Pesantren dan Kiai
Selama tahlil dan doa bersama jamaah, pendiri PCI Nahdlatul Ulama (NU) Jepang itu terlihat khusyuk. Setelahnya, Emil dan Mbah Moen mengobrol cukup lama dan Pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang, Rembang tersebut memberi wejangan khusus pada Emil.
"Saya bersyukur bisa hadir di haul Sayyid Alawi Al Maliki, dimana beliau adalah guru dari para ulama termasuk Mbah KH Maimun Zubair. Tentunya kami hadir di sini untuk silaturahim dan haul," kata Emil seusai acara.
Ditanya soal wejangan dari Mbah Moen, Emil menjelaskan kalau diingatkan untuk berdoa di waktu mustajab, di antaranya ketika akan berbuka puasa. Harapannya agar diberikan kelancaran dalam ikhtiar dalam Pilgub Jatim 2018.
Baca: Khofifah-Emil Beri Perhatian Lebih untuk Penghafal Al Quran
"Kebetulan beliau adalah panutan dari PPP, salah satu Parpol pengusung kita maupun seluruh Nahdliyin (warga NU). Tentunya kami nyambung dalam pembicaraan tadi dengan beliau," tambahnya.
Emil menuturkan, silaturahim ke Ponpes memang menjadi agenda rutinnya. Hal itu dilakukan terlebih untuk menerima wejangan kiai, agar jika diberi amanah bisa menjalankan harapan kiai dan masyarakat untuk Jatim yang lebih baik ke depannya.
"Kita datang ke kiai tidak sekadar untuk mengkalim restu. Bagi kami, kita harus menjadi pemimpin yang bisa menjalankan harapan para kiai dalam membangun masyarakat sesuai prinsip kita: Jatim Berkah. Klaim dukungan bukan yang utama, karena masyarakat tahu mana yang terbaik," pungkasnya.