Jatim Peringkat 6 Kasus Kanker Jantung dan Stroke, Luluk Sindir 5 Tahun Kinerja Khofifah!
SURABAYA | Barometer Jatim – Luluk Nur Hamidah menjadi perhatian dalam debat perdana Pilgub Jatim di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (18/10/2024) malam, karena hampir setiap segmen selalu menyentil dan menyindir kinerja petahana Khofifah Indar Parawansa dalam lima tahun (2019-2024) memimpin Jatim.
Termasuk soal KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, dan Uro-Nefrologi/penyakit ginjal) yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai penyakit prioritas nasional.
Terlebih hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2023 Jatim menduduki peringkat ke-6 untuk penyakit kanker, jantung, dan stroke. Sedangkan untuk penyakit ginjal di peringkat 15
Lantas apa yang akan dilakukan Cagub Jatim nomor urut 1 yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut jika terpilih sebagai gubernur untuk menekan kejadian dan meningkatkan layanan KJSU di Jatim?
Luluk menjelaskan programnya, pertama, yang paling penting adalah pencegahan. Bagaimana mengutamakan pola hidup yang sehat, menjaga kesehatan dengan baik, dan mendeteksi sejak dini sehingga tidak ada serangan-serangan penyakit berbahaya.
“Kedua, terkait dengan kemudahan untuk melakukan screening sejak awal. Maka semestinya di Puskesmas-Puskesmas Jatim juga diberikan fasilitas yang mendeteksi dini adanya gangguan baik itu jantung, kanker, dan lain sebagainya,” katanya.
“Oleh karena itu, Pemprov Jatim harus punya tekad bahwa harus di-address melalui kebijakan anggaran,” tandas Luluk.
Ketiga, harus diberikan pelatihan kepada tenaga medis sehingga mereka bisa memberikan tindakan yang tepat. Kemudian di rumah sakit pemerintah, khususnya di daerah terpencil, harus diberikan fasilitas yang sangat memadai.
“Khususnya agar layanan kesehatan yang terkait dengan penyakit jantung, kanker ini bisa di selesaikan dengan baik,” ujarnya.
Keempat, Luluk yang berpasangan dengan Lukmanul Khakim akan memberikan beasiswa afirmasi agar di daerah-daerah seperti di Madura dan daerah terpencil lainnya, bisa menghasilkan dokter-dokter spesialis.
“Yang bisa meng-address isu kesenjagan agar penyakit jantung kanker ini bisa diatasi, karena problem kita antara lain ketersediaan dokter dan tenaga medis yang memadai untuk meng-address isu ini,” ucapnya.
Pamer Kirim Perawat
Menanggapi pemaparan Luluk, Khofifah menyebut di era kepemimpinannya bersama Emil Dardak, Pemprov Jatim sudah mengirim perawat di semua desa se-Jatim.
“Semua desa. Jadi semua Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa) akan didampingi perawat yang dikirim oleh Pemprov Jatim, seluruh Jatim,” katanya.
Berikutnya, karena ini sistemnya digital, maka sejak awal memimpin Jatim Khofifah-Emil meluncurkan aplikasi e-Desi (Deteksi Dini Faktor Risiko Hipertensi).
“Jadi bagaimana sesungguhnya masyarakat bisa melakukan deteksi dini, tetapi kami juga menyiapkan stroke center di Soetomo (RSUD dr Soetomo Surabaya) dan rumah sakit tipe A Pemprov Jatim,” katanya.
“Kemudian jantung center, ini baru. Dan Kemudian onkologi center, bahkan Mas Emil pun di Trenggalek juga menyiapkan stroke center. Artinya, upaya-upaya promotif dan rehabilitatif insyaallah kami sudah menyiapkan, tetapi kita tentu berharap masyarakat Jatim sehat,” imbuh Khofifah.
Tuding Tak Serius
Mereaksi respons Khofifah, Luluk justru menilai perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu tidak serius menangani kasus KJSU selama lima tahun memimpin Jatim karena faktanya Jatim berada di peringkat ke-6.
“Ya terima kasih kepada Ibu Khofifah, karena ibu sudah gubernur lima tahun ke belakang, seharusnya angka risiko dan kematian dari KJSU ini tidak terjadi kalau ibu itu benar-benar serius menangani kasus ini,” katanya.
Apalagi Luluk punya pengalaman tersendiri, karena ibunya meninggal akibat stroke. Jadi dia tahu persis bagaimana yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat.
“Maka penting adanya dokter spesialis yang kita tempatkan di berbagai rumah sakit pemerintah, khusususnya yang jauh dari kota, rumah sakit yang ada di daerah remote, yang ada di kepulauan seperti di Madura. Kemudian di daerah Pacitan, Mataraman, dan juga di Tapal Kuda,” katanya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Cagub nomor urut 3, Tri Rismaharini karena programnya tidak jauh berbeda dengan Luluk-Lukman, yakni memberikan afirmasi beasiswa untuk jurusan kedokteran khususnya spesialis penyakit KJSU.
“Ini harus menjadi prioritas bersama, sehingga ke depan Jatim tidak lagi juara kematian karena jantung dan stroke tetapi sebagai provinsi yang sehat dan membahagiakan,” katanya.{*}
| Baca berita Debat Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur