Berkontribusi Besar, Rumput Laut Jadi Komoditas Kelautan dan Perikanan Unggulan di Jatim
SURABAYA | Barometer Jatim – Rumput laut menjadi salah satu komoditas kelautan dan perikanan unggulan dari Jawa Timur, lantaran permintaan pasar ekspor yang sangat tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim, rumput laut berkontribusi hingga 52,88 persen terhadap produksi perikanan budidaya di Jatim dibanding yang lainnya.
Menurut Kepala DKP Jatim, Muhammad Isa Ansori, sebagian besar produksi rumput laut untuk memenuhi pasar ekspor dan dikirim dalam bentuk rumput laut kering.
Dia juga menyebut, potensi lahan rumput laut di Jatim yang luasnya mencapai 397.286 hektare mampu menghasilkan jumlah produksi rumput laut sebanyak 699.236 ton.
- FAKTA RUMPUT LAUT : Budidaya rumput laut di Jatim didominasi jenis eucheuma cottonii sebesar 97,44 persen dan 2,56 persen sisanya jenis gracilaria verrucosa.
“Kalau untuk luas eksisting yakni 217 hektare atau 0,1 persen dengan persentase budidaya rumput laut jenis eucheuma cottonii paling mendominasi, yakni 97,44 persen. Sisanya, sekitar 2,56 persen dihasilkan dari rumput laut jenis gracilaria verrucosa,” terangnya, Sabtu (13/4/2024).
Rumput laut jenis eucheuma cottonii, lanjut Isa, tersebar di beberapa kabupaten di Jatim, di antaranya Sumenep, Pacitan, Banyuwangi, dan Situbondo. Dari keempat daerah tersebut, Sumenep menjadi penghasil rumput laut terbesar di Jatim.
“Luas potensi budidaya rumput laut di Sumenep, kurang lebih 243.254 hektare dengan luas eksisting 59.424 hektare dan jumlah petani rumput laut 4.093 orang. Sedangkan produksi budidaya 686.657,08 ton dan nilai produksi budidaya Rp 3.433.285.405,” jelasnya.
Kemudian rumput laut dari jenis gracilaria verrucosa, jelas Isa, tersebar di beberapa daerah lainnya di antaranya Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Kota Situbondo, serta Kabupaten dan Pasuruan.
Isa menandaskan, peluang investasi budidaya rumput laut ini sangat menjanjikan. Terutama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan devisa negara.
“Sehingga, pengembangan budidaya rumput laut juga harus terus dipikirkan,” ucapnya.
Karena itu, menjawab tantangan budidaya rumput laut, Jatim bakal membangun laboratorium rumput laut kultur jaringan untuk optimalisasi budidaya berskala internasional di Sumenep.{*}
| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Retna Mahya | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur