Eri Cahyadi Minta Guru di Surabaya Berkumpul 2 Bulan Sekali, Apa Tujuannya?

SURABAYA | Barometer Jatim – Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surabaya masa bakti 2025-2030 dikukuhkan di Graha Sawunggaling, Jumat (11/7/2025). Dalam pengukuhan, PGRI juga memberikan penganugerahan Ibunda Guru Kota Surabaya kepada Bunda PAUD Surabaya, Rini Indriyani.
Pengukuhan dihadiri Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi; Ketua PGRI Jawa Timur, Djoko Adi Walujo; dan Ketua PGRI Surabaya, Agnes Warsiati. Hadir pula Asisten Administrasi Umum Pemkot Surabaya, Anna Fajriatin; Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Yusuf Masruh; dan seluruh anggota PGRI Surabaya.
Eri mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Agnes Warsiati sebagai Ketua PGRI Surabaya masa bakti 2025-2030. Dia juga mengapresiasi kerja kerasnya selama menjadi Ketua PGRI masa bakti 2021-2025. Menurutnya, selama lima tahun lalu para guru di Surabaya bisa bersatu menjadikan pendidikan Kota Pahlawan lebih baik lagi.
“Matur nuwun dengan semangatnya njenengan PGRI ini, Surabaya para guru bisa bersatu dan menjadi luar luar biasa. Alhamdulillah hari ini adalah pengukuhan PGRI dengan Bu Agnes terpilih kembali dan dengan seluruh jajaran. Saya ucapkan selamat berkah untuk Kota Surabaya,” katanya.
Selebihnya, Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri itu meminta kepada Kepala Dindik Yusuf Masruh setelah pengukuhan pengurus PGRI ada pertemuan guru-guru dua bulan sekali di Surabaya. Mulai dari perwakilan guru SD, SMP, dan SMA.
PENGUKUHAN: Eri Cahyadu hadiri pengukuhan pengurus PGRI Surabaya 2025–2030. | Foto: Barometerjatim.com/HPS
Tujuannya, untuk berdiskusi bersama Pemkot Surabaya membuat program pendidikan yang dapat disepakati bersama-sama. “Karena bukan waktunya lagi Pemkot itu membuat program tapi tidak pernah disampaikan, tiba-tiba guru harus berjalan (menjalan program),” kata Eri.
“Yang saya harapkan di 2026 nanti dan seterusnya adalah kita duduk bersama bagaimana membuat program itu, program yang bisa diterapkan sehingga kota itu menjadi sejahtera dan guru-guru ini juga bisa sejahtera hidupnya. Karena guru itu tanpa tanda jasa,” sambungnya.
Selain itu, adanya pertemuan dua bulan sekali itu juga diharapkan guru SD, SMP, dan SMA bisa menyelaraskan program-program pendidikan yang ada di Kota Surabaya.
“Jadi agar tidak berbenturan dengan aturan, karena guru yang ada di SMA dan SMK kan ada di tempatnya (kewenangan) provinsi. Termasuk dengan perguruan tinggi yang ada di Surabaya,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agnes mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Eri yang selalu memberikan dukungan kepada guru di Kota Pahlawan. Agnes juga mengucapkan selamat atas penganugerahan Ibunda Guru Kota Surabaya yang diberikan kepada Bunda PAUD Rini Indriyani.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Wali Kota Surabaya yang selalu memberikan dukungan, dan terima kasih kepada Ibu Rini yang menerima penganugerahan Ibunda Guru Surabaya,” katanya.
Agnes juga mengajak seluruh guru di Kota Surabaya untuk terus menjaga integritas dan solidaritas ke depannya. Tidak hanya itu, dalam lima tahun ke depan akan fokus dan memperjuangkan undang-undang perlindungan guru yang saat ini sedang diusulkan ke kementerian.
“Supaya seluruh guru terlindungi saat menjalankan tugas, apalagi Surabaya sudah ramah anak,” tuturnya.
Menurutnya, undang-undang perlindungan guru sangat diperlukan. Mengingat hingga saat ini masih ada kasus kriminalisasi yang dialami oleh guru.
“Apalagi peran guru dalam mencerdaskan generasi muda sangat vital,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur