Gawat! DBD di Jatim Melonjak hingga 3.638 Kasus, Apa Langkah Adhy Karyono?
SURABAYA | Barometer Jatim – Tak hanya soal kemiskinan yang masih 4,18 juta dan pengangguran 1,17 juta -- berdasarkan data BPS, Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono juga dihadapkan pada problem lain dan tak kalah gawat yakni penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Terlebih data Pemprov Jatim mencatat, kasus DBD di Jatim dari Januari hingga minggu ketiga Februari 2024, jumlahnya melonjak menyasar 3.638 orang.
Lantas, apa langkah Adhy Karyono? Mengimbau! Ya, pejabat kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu mengimbau masyarakat untuk kembali menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran DBD yang kini mulai merebak di puncak musim hujan.
Dia juga mengimbau agar masyarakat bisa lebih waspada melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, minimal satu minggu sekali.
“Dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN ini, harapannya peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk memberantas DBD bisa ditingkatkan. Perannya bisa dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk DBD yang jadi sumber penyebaran utama," katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (3/3/2024).
PANTAU JENTIK: Memantau jentik nyamuk di kamar mandi untuk mencegah penyebaran DBD. | Foto: IST
Kegiatan PSN, lanjut Adhy, dapat dilakukan dengan 3M Plus, yaitu menguras/membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser. Yang kedua dengan menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA).
"Jika TPA tidak mungkin dikuras atau ditutup, maka bisa diberikan larvasida," ucapnya.
Langkah ketiga, sebutnya, menyingkirkan atau memanfaatkan serta mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas. Kemudian Plus paling penting adalah menghindari gigitan nyamuk.
"Bisa dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, anti nyamuk serta memberikan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap," ucapnya.
Dia juga menekankan, upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan sendiri. Melainkan harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu, Selain itu, Adhy juga berharap besar agar sosialisasi oleh tenaga kesehatan di berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) bisa lebih digaungkan.
"Bisa juga berkolaborasi dengan RT/RW, TP-PKK hingga Karang Taruna untuk menggalakkan Gerakan PSN hingga ke rumah-rumah. Jaga terus kebersihan diri dan lingkungan. Lindungi diri kita, lindungi keluarga kita, lindungi sekitar kita," ucapnya.
Surat dan Pesan
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Erwin Astha Triyono menyebut terkait upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Timur tanggal 29 November 2023 tentang Kewaspadaan dan Pengendalian DBD.
Selain itu, melalui Dinkes Jatim juga telah membuat surat ke Dinkes kabupaten/kota tentang Penatalaksanaan DBD dan Kewaspadaan Kasus DBD untuk disampaikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan daerah di wilayah Jatim.
“Kami juga telah melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit DBD melalui media elektonik/cetak, melaksanakan surveilans kasus DBD di daerah serta persiapan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD,” kata Erwin.
Selebihnya dia berpesan, jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik," ucapnya.{*}
| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Abdillah HR | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur