LaNyalla Heran! Ekonomi Jatim Tumbuh Bagus, Tapi Khofifah-Emil Tinggalkan Kemiskinan Tinggi
SURABAYA | Barometer Jatim – Duet kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Jatim memang sudah berakhir 13 Februari 2024. Namun bagi Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti keduanya masih menyisakan pekerjaan rumah yang belum tuntas, yakni pengentasan kemiskinan.
Melihat angka kemiskinan yang masih tinggi, LaNyalla heran karena pertumbuhan ekonomi Jatim justru meningkat signifikan dan tumbuh inklusif.
"Memang ada pertanyaan, mengapa pertumbuhan ekonomi di Jatim bagus tapi kondisi itu belum mampu secara krusial berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya, Selasa (13/2/2024).
“Inilah yang harus dijawab oleh pemerintah daerah. Terutama oleh semua kepala daerah di Jatim, di mana yang salah di sini," tandas senator asal Jatim tersebut.
Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di kabupaten-kabupaten di Jatim berada pada kisaran angka paling tinggi 21n paling rendah 3%. Jika dirata-ratakan angka kemiskinan berada pada kisaran 9,7%.
Kabupaten-kabupaten yang angka kemiskinannya dua digit atau di atas 10 hingga 21% terdiri dari 17 Kabupaten, dengan angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Sampang 21n 4 kabupaten dengan angka kemiskinan 10% yakni Gresik, Nganjuk, Kediri, dan Trenggalek.
TUMBUH 4,95%: Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama 2023 tumbuh 4,95%. | Sumber: BPS
Sedangkan angka kemiskinan terendah yakni Kota Batu 3%, kemudian Kota Malang, Kota Surabaya, dan Kota Madiun masing-masing 4%.
"Masalah kemiskinan adalah masalah nir-kesejahteraan yang artinya hajat hidup pokok masyarakat. Pemerintah daerah harus fokus menyelesaikan persoalan-persoalan ini," katanya.
Menurut LaNyalla, perekonomian yang semakin tumbuh seyogyanya semakin memberikan tetesan kesejahteraan, akan makin mengurangi pengangguran, serta berdampak penurunan kemiskinan.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, bila dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa, ekonomi Jatim pada triwulan IV 2023 tumbuh 4,95% (c-to-c) dan dibandingkan triwulan IV 2022 tumbuh 4,69% (y-on-y).
Jawa Timur juga menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Indonesia sebesar 14,22%, serta penyumbang perekonomian terbesar kedua pula di Pulau Jawa dengan persentase 24,99.
Namun di tengah pertumbuhan ekonomi yang bagus, melihat kembali data BPS, selama lima tahun Jatim dipimpin Khofifah-Emil jumlah orang miskin tercatat 4,189 juta (10,35%) atau terbanyak se-Indonesia per Maret 2023.
Di bawah Jatim, provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah, masing-masing 3,8 juta jiwa dan 3,7 juta jiwa.
Secara year on year (y-on-y) angka kemiskinan di Jatim memang turun 0,03% tarhadap Maret 2022 sebesar 10,38% atau turun 0,14% terhadap September 2022.
Tapi sejak Khofifah memimpin Jatim pada 13 Februari 2019, angka kemiskinan justru sedikit di atas kemiskinan yang ‘diwariskan’ Gubernur Jatim sebelumnya, Soekarwo alias Pakde Karwo, yakni 4,112 juta pada Maret 2019 atau sebulan setelah Khofifah dilantik menjadi Gubernur Jatim.
Pun demikian dengan dengan pengangguran. Meski sukses mengumpulkan 738 penghargaan, nyatanya Khofifah kewalahan mengatasi pengangguran. Bahkan jumlah orang Jatim nganggur di era Khofifah lebih banyak dibanding saat Jatim dipimpin Pakde Karwo.
Data BPS mencatat. Hingga Agustus 2023 jumlah pengangguran di Jatim masih 1,17 juta atau secara persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebanyak 4,88%. Jumlah ini turun 0,09 juta (0,61%) dibanding Februari 2022 sebanyak 1,26 juta (5,49%).
TERBESAR KEDUA: Jatim penyumbang perekonomian terbesar kedua di Indonesia dan Pulau Jawa. | Sumber: BPS
“Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki TPT tertinggi di Jatim, yaitu 8,70% disusul lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang memiliki TPT 7,93%,” tulis BPS Jatim di laman resminya.
Namun jumlah 1,17 juta pada Agustus 2023, naik 0,16 juta (0,55%) dari Februari 2023 sebanyak 1,01 juta (4,33%). Bahkan jika ditarik sejak Khofifah menakhodai Jatim pada 13 Februari 2019, jumlah pengangguran naik tajam dibanding pendahulunya, Pakde Karwo.
Pakde Karwo 'mewariskan' pengangguran sebanyak 826 ribu (3,83%) pada Februari 2019, lalu naik sedikit menjadi 0,84 juta pada Agustus 2019 dan kini justru melesat menjadi 1,17 juta orang.{*}
| Baca berita Kemiskinan. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur