Gus Hans: Khofifah Lebih Andalkan Kedekatan dengan Muslimat NU, Risma Kinerjanya Bisa Kita Lihat

Reporter : barometerjatim.com -
Gus Hans: Khofifah Lebih Andalkan Kedekatan dengan Muslimat NU, Risma Kinerjanya Bisa Kita Lihat

POTENSI TARUNG DI 2024: Gus Hans (belakang) di antara Risma dan Khofifah yang berpotensi tarung di Pilgub Jatim 2024. | Foto: IST

SURABAYA, Barometerjatim.com Berbagai penghargaan rupanya tak cukup untuk melesatkan elektabilitas Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Berstatus incumbent dan sudah tiga tahun memimpin, angka keterpilihannya hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) masih 30%.

Menurut Direktur SSC, Mochtar W Otomo, angka tersebut belum aman untuk running di Pilgub Jatim 2024. Pandangan serupa dilontarkan Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Zahrul Azhar Asad alias Gus Hans. Jubir Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018 itu bahkan menyebut sangat mengkhawatirkan!

Saya kira untuk incumbent 30% itu sangat mengkhawatirkan ya, apalagi di bawahnya langsung itu kan Bu Risma (Tri Rismaharini/12,8%). Di last minute, saya kira bisa jadi ancaman, katanya di Surabaya, Jumat (2/9/2022).

Mengapa Risma menjadi ancaman? Menurut Gus Hans, karena dua perempuan tersebut memiliki karakter berbeda dalam mendongkrak elektabilitas. Khofifah dinilainya lebih mengandalkan jalur nepotisme jamaah lembaga yang dipimpinnya, sedangkan Risma menggunakan jalur meritokratisme.

Khofifah itu lebih mengandalkan kedekatan emosional para jamaah Muslimat NU sehingga tidak perlu kinerja. Jadi kedekatan-kedekatan nerpotismenya yang diandalkan, tapi apa ya Muslimat NU selamanya? Sementara Risma tidak memiliki kekuatan nepotisme sekuat Khofifah karena tidak memiliki Muslimat NU, tapi kinerjanya bisa kita lihat, nilainya.

Ya, Khofifah memang cukup mengakar di Muslimat NU, mengingat sudah 22 tahun menjadi ketua umum sejak menggantikan Aisyah Hamid Baidlawi pada 2000.

Meski banyak dikritik agar segera lengser karena kelewat lama memimpin Muslimat NU bisa mematikan regenerasi di Badan Otonom (Banom) perempuan NU tersebut, naga-naganya dia masih berhasrat memimpin Muslimat NU untuk kali kelima.

Sinyal itu bisa dilihat dari periode keempat Khofifah yang sudah habis sejak akhir 2021, tapi hingga kini Muslimat NU belum juga menggelar Kongres untuk memilih ketua umum baru. Terakhir, Muslimat NU menggelar Kongres XVII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, November 2016.

Nah sekarang tinggal masyarakat Jatim sudah secerdas apa? Mau melihat kinerja atau kedekatan-kedekatan emosional untuk membangun Jatim ke depan, tandas Gus Hans yang juga Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang.

Gus Hans juga melihat Pilgub Jatim 2024 akan berlangsung seru jika Risma memutuskan running. Apalagi kalau melihat track record dengan value yang ada di lapangan.

Risma disebut bisa cepat mengejar ketinggalan elektabilitas dari Khofifah kalau melihat kerja-kerjanya selama ini. Hal itu juga sudah ditunjukkannya saat memimpin Surabaya dan direkam pusat sehingga ditarik Presiden Jokowi menjadi Menteri Sosial.

Jadi memang ya orang melihat bukan karena faktor kedekatan emosional, tapi karena memang dia bekerja, tuntas Gus Hans.

ELEKTABILITAS BAKAL CAGUB JATIM 2024

Khofifah: 30,0% Tri Rismaharini: 12,8% Emil Dardak: 9,8% Gus Ipul: 5,7% Eri Cahyadi: 4,5% Anwar Sadad: 2,5% Kusnadi: 2,5% Puti Guntur: 2,0% Halim Iskandar: 1,8% Djarot S Hidayat: 1,0% Sarmuji: 0,8% Hanindhito Pramono: 0,8drut Tamam: 0,6% Nur Arifin: 0,2wait: 0,2% Kandidat Lain: 1,0% Tidak Tahu/Tidak Menjawab: 23,3%

» Baca berita terkait Pilgub Jatim. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.