Ditanya Margin of Error, Direktur Eksekutif Polltrend Kelabakan!

Reporter : -
Ditanya Margin of Error, Direktur Eksekutif Polltrend Kelabakan!

SURABAYA, Barometerjatim.com - Tak hanya aneh, tapi juga lucu. Sebab, dua hal mendasar dalam penelitian justru tak dimiliki Polltrend Education and Research saat merilis hasil surveinya terkait Pilgub Jatim 2018 di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (30/8/2017). Apa itu: Populasi dan margin of error.

Saat ditanya wartawan terkait margin of error, alih-alih memberikan jawaban yang gamblang dan akademisi, Direktur Eksekutif Polltrend Education and Research, Khoirul Yahya malah berputar-putar mengalihkan perhatian, menyelingi dengan gurauan, serta lebih banyak 'mendongeng' soal jimat dan tipologi kiai.

Sekian menit berputar-putar mengumbar cerita yang tak nyambung dengan pertanyaan, salah seorang wartawan kembali nyeletuk, "Margin of error-nya?" Namun Khoirul tak kunjung menjawab, "Oke margin of error-nya akan kita berikan, santai," katanya mencoba mengalihkan, sambil terus bercerita soal tipologi dan mengapa memiliki unit analisis kiai.

"Teman-teman, sekali lagi, sebelum ke margin of error nanti akan kita tambahi dari tim kita. Utamanya nanti dari koordinator penelitian di lembaga penelitian Polltrend, hubungannya dengan margin of error dan nanti juga beberapa masukan dari pengamat," tambahnya, sekali lagi, sambil terus bercerita soal definisi dan tipologi kiai.

Setelah sekitar 11 menit, wartawan mulai tak sabar dan kembali mengingatkan Khoirul soal margin of error, "Nanti kita sampaikan," elak dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut dan malah melemparkan pertanyaan wartawan ke Novri Susan, salah seorang pembahas yang dihadirkan.

Tak lazim, memang, sekelas direktur eksekutif lembaga penelitian tidak bisa menjelaskan soal margin of error hasil penelitiannya sendiri, kelabakan, dan justru minta 'tolong' ke pembahas hasil survei.

Populasi Tak Terdeteksi

Sebaliknya, dengan lancar, Novri menjelaskan soal margin of error hasil penelitian orang lain. Dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu lantas memberi ilustrasi populasi rakyat Indonesia sekitar 250 juta dengan jumlah pemilik hak pilih sekitar 120 juta.

OPINION MAKERS KIAI JATIM | Grafis by Zhaafir Arkan SR Barometerjatim.com

"Kalau kita ingin tahu siapa kandidat yang paling bagus itu yang kita ambil 1.200 (dari 27 provinsi). Dan hasilnya yang paling buruk lima ke atas atau ke bawah. Semua lembaga survei seperti itu," katanya.

Novri sebenarnya melihat pondasi penelitian ini kuat, namun kelemahannya tidak menyebutkan jumlah populasi dan margin of error.

"Kalau memang di sini jumlah populasi tidak terdeteksi, tapi kita bisa mengestimasi jumlah kiai. Artinya ada 1.800 kiai di Jatim, katakan begitu, maka 61 itu sudah representatif," paparnya.

Lantas berapa tegasnya estimasi margin of error dalam penelitian Polltrend? "Untuk mempermudah, biasanya kalau populasi tidak ditentukan, kita bisa mengestimasi, membuat sampling error pada level yang maksimal 3-5 persen," katanya.

Artinya, popularitas Wagub Jatim Saifullah Yusuf bisa turun 5 persen, atau Mensos Khofifah Indar Parawansa bisa naik 5 persen. Begitu juga dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bisa naik atau turun 5 persen.

"Karena ini populasinya tak terdeteksi, saya mengestimasi 3-5 persen. Ini saya sebagai pembahas ya," tandasnya.{*}

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.