Aliansi Bela Surabaya Batal Demo Grahadi, Lho Ada Apa
BATAL DEMO: Poster Aliansi Bela Surabaya (ABS) yang beredar di grup-grup WA. Rencana aksi batal karena tak dapat izin. | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com - Aliansi Bela Surabaya (ABS) batal melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, yang sedianya digelar Kamis (24/6/2021) pukul 10.00 WIB.
Dari poster yang tersebar di grup-grup WhatsApp (WA), aksi tersebut untuk meminta Gubenur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan jajarannya bertanggung jawab atas penyelesaian Covid-19 di Madura dan penanganan penyekatan di kaki Jembatan Suramadu.
Megapa batal? Sekjen Paguyuban Arek Jawa TImur (Pagar Jati) Indonesia, Zainul Fadli menuturkan, ABS batal menggelar aksi lantaran tidak mendapat izin dari pihak Polrestabes Surabaya. Pagar Jati merupakan salah satu organ yang tergabung dalam ABS.
"Info dari Polrestabes, karena bebarengan dengan (demo) teman-teman Ojol (Ojek Online), apalagi dengan jumlah lebih banyak. Dikawarirkan terjadi miss, dan lain-lain, karena tempatnya sama. Akhirnya teman-teman ABS tidak diberi izin. Dasarnya di situ," terang Zainul kepada Barometerjatim.com, Rabu (23/6/2021) malam.Meski gagal menggelar aksi, ABS tetap akan menyampaikan aspirasi. Rencananya, sejumlah perwakilan ABS bakal mendatangi kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan. "Jadi tidak aksi, tapi seperti audiensi. Entah diterima atau tidak, lihat saja besok," katanya.
Aspirasi yang akan dibawa saat audiensi, lanjut Zainul, yakni terkait penyelesaian Covid-19 di Madura dan penyekatan di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya."Gubernur harus segera bertindak. Selama ini kan banyak berdiam diri, seakan-akan tidak bertanggung jawab terhadap permasalahan di Suramadu. Seakan-akan terjadi pembiaran permasalahan, sehingga warga Madura sampai demo ke Pemkot," kata Zainul.
"Kalau gubernur tidak berdiam diri, pasti tidak akan terjadi hal itu kemarin. Artinya gubernur ini jangan seakan-akan lepas tanggung jawab," tandasnya.
Seperti diberitakan, sejumlah warga Madura menggelar aksi di Balai Kota Surabaya, Senin (21/6/2021). Mereka meminta Wali Kota Eri Cahyadi untuk menghentikan swab dan rapid antigen di penyekatan Suramadu.Sebelumnya, Jumat (18/6/2021) pagi, posko penyekatan Suramadu juga sempat dirusk. Kemudian Selasa (22/6/2021), sekitar pukul 05.00 WIB, sekelompok massa menyerang posko penyekatan Suramadu dan videonya viral di media sosial.
» Baca Berita Terkait Wabah Corona