Gus Hans: Pilih Calon Tak Terkait Kelompok Pemaksa Kehendak

PILWALI SURABAYA: Gus Hans, jangan pilih calon yang didukung kelompok pemaksa kehendak. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Setelah hampir tiga bulan kampanye, Rabu (9/12/2020) besok tahapan Pilwali Surabaya -- bersama 269 daerah lainnya di Indonesia -- memasuki pemungutan suara alias coblosan.
Nah, agar masyarakat di 270 daerah tersebut mendapatkan pemimpin yang bisa menjaga keutuhan bangsa, tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans menyarankan memilih calon kepala daerah yang tidak didukung atau terkait dengan kelompok pemaksa kehendak.
"Sebaiknya dihindari calon-calon kepala daerah yang di dalamnya ada yang seperti itu, yang beraliran seperti itu," katanya di Surabaya, Selasa (8/12/2020).
Jika sampai calon yang didukung kelompok pemaksa kehendak tersebut terpilih, maka akan menjadi bargaining bagi mereka dan membuat pemerintahan calon terpilih tersebut tidak bisa tegas."Jadi sebaiknya masyarakat, bukan hanya di Surabaya ya, bisa menilai ada siapa-siapa di balik calon itu. Jangan sampai ada yang berkaitan dengan seperti itu," kata Gus Hans yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
Apakah kelompok yang dimaksud tersebut Front Pembela Islam (FPI)? "Ya dengan seperti itu, ya kelompok-kelompok yang memaksakan kehendak," tandas Gus Hans.
Di Pilwali Surabaya kali ini, Gus Hans memang tak menyatakan sikap secara terbuka mendukung salah satu pasangan calon. Namun elemen loyalisnya, di antaranya GHFC, Kopyah Ireng, dan Pagar Jati menyatakan dukungan ke Eri Cahyadi-Armuji.Seperti diketahui, Pilwali Surabaya 2020 diikuti dua pasangan calon, yakni Eri Cahyadi-Armuji yang diusung PDIP (16 kursi) dan didukung PSI (4), serta Machfud Arifin-Mujiaman yang diusung delapan Parpol yakni PKB (5), Gerindra (5), Golkar (5), Nasdem (3), PPP (1), PKS (5), PAN (3), dan Demokrat (4).
ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya