Mobil Pelat Merah Diisi BBM Bersubsidi, Sopir Bisa Dicopot

Reporter : barometerjatim.com -
Mobil Pelat Merah Diisi BBM Bersubsidi, Sopir Bisa Dicopot

STOK DI JATIM AMAN: Stok BBM bersubsidi, premium dan solar, di Jatim aman. Jangan ada panic buying. | Foto: ist

SURABAYA, Barometerjatim.com Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim, Setiajit mengingatkan agar mobil pelat merah tak diisi dengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Solar maupun premium yang bersubsidi itu, hanya boleh dibeli bagi yang berhak. Nah terhadap mobil pelat hitam, pelat merah, itu tidak boleh membeli premium dan tidak boleh membeli solar," katanya di kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin (18/11/2019).

"Maka harus membeli (BBM) alternatif, (jenis) pertalite atau pertamax. Kemudian kalau solar ada solar (Pertamina) dex, ada dexlite," tandasnya.

Setiajit bahkan meminta wartawan yang mengetahui para pengguna mobil pelat merah membeli premium atau solar, agar dilaporkan ke dirinya.

"Laporkan kepada saya. Kalau perlu difoto gitu, nanti kan kita ketahui nomornya  siapa, nanti sopirnya kita copot!" tegasnya.

Langkah ini dilakukan, kata Setiajit, untuk menjaga agar permintaan BBM bersubsidi tidak membengkak dan over kuota, sehingga suplai BBM juga tetap aman.

Selebihnya, Pemprov Jatim akan melakukan pemantauan terus menerus lewat jaringan yang sampai di kabupaten dan kota di Jatim.

"Karena itu, kami senantiasa kompak bersama-sama Pertamina. Jangan sampai terjadi nanti gara-gara satu SPBU yang seperti itu, yang telat, yang rusak misalnya, lalu membuat masyarakat panic buying.

"Kami mem-back up penuh Pertamina. Kami punya Unit Reaksi Cepat (URC) yang senantiasa bersama-sama quick response-nya Pertamaina untuk menyelesaiakn persoalan itu," imbungnya.

Sempat Langka di Jatim

Seperti ramai diberitakan, kelangkaan BBM jenis solar membuat antrean panjang di SPBU hampir di seluruh Jatim. Pertamina pun memastikan telah menambah 20 persen suplai solar.

Sementara General Manager Marketing Operation Region V PT Pertamina, Werry Prayogi menuturkan, kelangkaan selama dua pekan belakangan terjadi karena adanya isu pembatasan dan pengurangan kuota BBM bersubsidi oleh pemerintah dari jatah masing-masing SPBU.

Namun surat edaran No 3865.E/KA.BOH/2019  tersebut sudah ditarik dan dicabut. Tapi hal itu membuat panic buying oleh masyarakat," katanya.

"Mereka yang membeli BBM dalam jumlah normal, karena panik maka membeli dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Itu yang membuat akhirnya ada kelangkaan di titik-titik tertentu," tegasnya.

» Baca Berita Terkait Pemprov Jatim

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.