Gus Hans: Tawaran Kiai PWNU Bentuk Apresiasi untuk Khofifah!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Tawaran para kiai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) untuk menyekolahkan gratis anak-anak perantau Jatim korban rusuh di Wamena, Papua, dinilai sebagai bentuk apresiasi terhadap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
"Ini bentuk apresiasi para kiai kepada Bu Khofifah, yang memberikan reaksi cepat terhadap pengungsi Jatim yang ada di Wamena," kata Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang, KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, Sabtu (5/10/2019).
Gus Hans yang turut mendampingi Khofifah dalam pertemuan dengan kiai PWNU di Gedung Negara Grahadi, Rabu (2/10/2019) malam menjelaskan, tawaran para kiai bermula saat Khofifah bercerita tentang pengungsi Wamena asal Jatim.
Maklum, siang sebelum menemui para kiai, Khofifah terlebih dulu secara detail menyiapkan kepulangan 121 perantau asal Jatim dari Wamena yang mendarat di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, menggunakan satu unit pesawat Hercules milik TNI AU.
"Setelah Bu Gubernur bercerita tentang pengungsi Wamena, kiai-kiai menawarkan diri untuk menyekolahkan gratis anak-anak pengungsi, berapa ribu pun bisa ditampung," papar Jubir Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018 itu.
"Nanti kiai-kiai akan membagi-bagi, misalnya pesantren Lirboyo kebagian 50, pesantren lainnya sekian, sesuai dengan kemampuan pesantrennya dan itu dibiayai oleh Ponpes masing-masing," tandasnya.
Lanjut Gus Hans, kali ini mengutip Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Anwar Iskandar (Gus War), tawaran ini sekaligus bentuk kerja sama yang bisa dilakukan antara pihak pesantren dengan gubernur.
"Jadi men-support program-program gubernur dengan cara seperti itu. Sekali lagi, ini bentuk apresiasi para kiai kepada Bu Khofifah, yang memberikan reaksi cepat terhadap pengungsi Jatim di Wamena," ujarnya.
Gratis di Semua Ponpes
Sebelumya, Gus War menyebut saat pertemuan dengan Khofifah, para kiai menyepakati untuk menampung secara gratis anak-anak pengungsi Wamena asal Jatim.
"Kami siap menampung gratis putra-putri mereka yang masih dalam pendidikan, mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Kita tampung, kita bagi. Seluruh biaya akan ditanggung Ponpes di Jatim," ucapnya usai pertemuan.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar menimpali, pihak Pemprov Jatim hanya mengurus berkas-berkas penting yang hilang akibat kerusuhan. Misalnya soal KTP, akta, surat nikah, kartu keluarga, raport dan seterusnya.
"Itu urusan pemerintah, kami langsung melaksanakan," katanya. Berapa banyak yang akan ditampung? "Berapa pun kami siap. Mau 1.000, 2.000, wong kita pondok banyak kan," tegasnya.
Gus War menambahkan, nanti akan diinventarisir, dikerjasamakan dengan Pemprov dan PWNU yang akan membagi anak-anak yang akan disekolahkan ke masing-masing pesantren.
"Sehingga jangan sampai karena situasi ini, kemudian anak-anak itu enggak punya masa depan. Tinggal pilih, mau sekolah kejuruan, agama, SMA atau perguruan tinggi. Kita punya pesantren yang macam-macam untuk pendidikannya," jelas Gus War.
Sementara Khofifah merasa akan lebih longgar dalam menangani pengungsi Wamena asal Jatim dengan tawaran para kiai PWNU Jatim tersebut.
"Karena beliau membuka pintu dan seluas-luasnya. Nanti saya akan mengkonfirmasi data yang kita punya. Data yang ada di Posko Jayapura, dan proses pemulangan berikutnya," katanya.
Data tersebut akan di-compare untuk menempatakan anak-anak tersebut tepatnya sekolah di jenjang apa. "Oh di pondok sebaiknya SMP, misalnya. Kemudian MA atau Aliyah, MTs, SMK dan seterusnya," imbuh Khofifah.{*}
» Baca Berita Terkait PWNU Jatim, Khofifah