Pengamat: Tren Elektabilitas Khofifah-Emil Kian Melesat

TREN ELEKTABILITAS: Airlangga Pribadi, tren elektabilitas Khofifah-Emil kian menguat sementara Gus Ipul cenderung turun. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) yang dirilis Kamis (22/2) mencatat, elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sebesar 46,3 persen.
Bagi Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman hasil itu menunjukan tren positif untuk pasangan Khofifah-Emil. Mengingat, elektabilitas Khofifah dari lembaga survei lainnya pada Desember 2017 lalu masih di angka 33 persen.
"Tren kenaikan (elektabilitas) Bu Khofifah kelihatan ada dari hasil sebelumnya. Kedua range margin of error kurang lebih 4 persen. Bu Khofifah bisa naik dan Gus Ipul turun," tutur Airlangga.
Baca: Survei: Popularitas Khofifah Teratas, Gus Ipul Bisa Bablas
CEO The Initiative Institute itu menambahkan, sebaliknya, dengan elektabilitas 53,7 persen pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur tidak lebih unggul dari duet Khofifah-Emil. Sebab, Saifullah dengan label petahana yang hanya berjarak 7 persen dianggap tidak ada peningkatan elektabilitas yang signifikan.
"Masih range 7 persen, dengan margin of error 4 persen, masih tipis. Apalagi incumbent menjadi persoalan dengan jarak itu, belum tahap aman. Belum bisa jadi acuan. Kecuali jaraknya misalnya selisih 10 persen dengan margin (of error) 3 persen itu baru bisa aman. Kalau seperti itu belum bisa melihat, masih akan berubah," jelasnya.
Apalagi Khofifah unggul dari segi popularitas dengan nilai 94,1 persen, disusul Saifullah (90,9 persen) dan Emil (48,7 persen), sedangkan Puti dikenal hanya 28,5 persen publik di Jawa Timur.
Baca: Elektabilitas Gus Ipul Kian Turun, Khofifah Naik 4 Persen
Doktor lulusan Murdoch University, Australia ini juga menilai langkah politik dan program bisa menentukan keunggulan elektabilitas setiap pasangan calon.
"Ke depan ini penentunya langkah politik. Di level popularitas itu memang sudah optimal. Bu Khofifah sebagai (mantan) Mensos dan Gus Ipul sebagai wakil (gubernur). Sudah harus memunculkan kapasitas yang lebih optimal, sudah saatnya bicara tentang program kapasitas menyelesaikan terutama masalah kemiskinan," paparnya.
Selain itu, persoalan utama yang harus diselesaikan adalah kemiskinan. "Ini yang harus diselesaikan (kemiskinan). Jangan lupa Bu Khofifah pengalaman 3 tahun menjadi Mensos bersama Presiden Jokowi, ikut serta membantu mengentaskan kemiskinan," katanya.