Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!

Reporter : -
Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!
TAK SESUAI HARAPAN: 75,1% warga Jatim menyebut kinerja Khofifah-Emil tak sesuai harapan. | Data: The Republic Institute

SURABAYA | Barometer Jatim – Meski duet Khofifah Indar Parawansa-Wakil Gubernur Emil Dardak tampil dengan citra kepemimpinan yang tegas dan harmonis, data menunjukkan bahwa apresiasi publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan keduanya belum sepenuhnya mengakar kuat di masyarakat.

Hal itu tergambar dari hasil survei The Republic Institute yang dilakukan di 38 kabupaten/kota se-Jatim pada 15-22 Mei 2025 melibatkan 2.200 responden. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,6%.

Peneliti Utama The Republic Institute, Dr Sufyanto dalam keterangannya menjelaskan, angka kepuasan terhadap kinerja Khofifah-Emil sebesar 71,4% -- 23,5% lainnya tidak puas dan 5,1% tidak menjawab -- memang menunjukkan dukungan mayoritas.

Namun tergolong rendah bila dibandingkan capaian keduanya di periode sebelumnya (82,8% survei September 2021), bahkan masih tertinggal jika disejajarkan dengan standar kepuasan terhadap kepala daerah lainnya di Jatim.

“Penurunan ini diperparah fakta, bahwa 75,1% responden menyatakan kinerja gubernur belum sesuai harapan,” terang Sufyanto.

SEREMONIAL: Mayoritas responden nilai program Khofifah-Emil cenderung seremonial. | Data: The Republic InstituteSEREMONIAL: Mayoritas responden nilai program Khofifah-Emil cenderung seremonial. | Data: The Republic Institute

Pada pertanyaan apakah kinerja Gubernur Jatim sudah sesuai harapan, 75,1% responden malah menyatakan tidak/belum sesuai harapan. Sisanya 20,5% sesuai harapan dan 4,4% tidak menjawab.

“Kritik utama publik menyasar program yang dianggap terlalu seremonial, ketimpangan antara kebijakan dan realisasi, serta lambatnya respons terhadap krisis,” jalas Sufyanto.

Dari data survei, tingginya persentase masyarakat Jatim yang menilai kinerja Khofifah belum sesuai harapan karena program-program dinilai lebih bersifat seremonial (21,1%).

Lalu ketimpangan antara janji kebijakan dan realisasi di lapangan (20,4%); kurangnya program yang dirasakan langsung oleh masyarakat 12,6%; serta lambatnya pemerataan pembangunan dan infrastruktur (11,5%).

Berikutnya pengangguran, kemiskinan, ketimpangan wilayah belum ditangani secara optimal (10,8%); respons pemerintah terhadap isu-isu strategis dan kritis sering terlambat (10/5%); alasan lainnya 8,1%; dan yang tidak menjawab 5%.

MENURUN: Tingkat kepuasan kinerja Khofifah-Emil menurun dibandingkan periode pertama. | Data: The Republic InstituteMENURUN: Tingkat kepuasan kinerja Khofifah-Emil menurun dibandingkan periode pertama. | Data: The Republic Institute

“Ketimpangan antara retorika dan realisasi, lambannya pemerataan pembangunan, serta minimnya respons terhadap isu-isu strategis memperkuat kesan, bahwa kepemimpinan saat ini belum berhasil menjawab aspirasi dan ekspektasi masyarakat secara substansial dan merata," ucap Sufyanto.

Potret ini, lanjutnya, memberi pesan jelas bahwa meskipun simbol kepemimpinan tampil solid, soal substansi dan dampak kebijakan masih perlu diperkuat agar sejalan dengan ekspektasi masyarakat yang semakin kritis dan rasional.

Padahal, warga Jatim sangat berharap di periode kedua Khofifah dapat lebih mengoptimalkan perannya dalam menjawab kebutuhan publik dan meningkatkan kinerja pemerintah.

Tingginya persentase responden yang menyatakan "sangat berharap" dan "berharap" (total 80,3%) mencerminkan adanya ekspektasi besar terhadap kepemimpinan Khofifah untuk menghadirkan kebijakan yang lebih responsif, adil, dan berdampak nyata bagi kemajuan daerah.

Sedangkan 4,5% responden menjawab biasa saja, lalu 9% tidak berharap, dan 6,2% sangat tidak berharap.{*}

| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.