Skandal Kredit Fiktif Bank Jatim Rp 569,4 M, PKB Tepis Usulan Pansus Hanya Omon-omon!

SURABAYA | Barometer Jatim – Anggota Komisi C DPRD Jatim dari Fraksi PKB, Multazamudz Dzikri menanggapi dorongan Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) ikhwal pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Bank Jatim tidak sekadar omon-omon alias omong kosong.
Menurutnya, perjuangan PKB dalam membentuk Pansus Bank Jatim yang berkaitan dengan kredit fiktif sebesar Rp 569,4 miliar di cabang Jakarta terus berjalan. Bahkan, surat usulan pembentukan Pansus sudah di Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf.
"Surat usulan Pansus Bank Jatim sudah kami usulkan ke pimpinan DPRD Jatim. Prosedurnya memang begitu, nanti dari pimpinan akan dibahas di Banmus dan dilanjutkan ke paripurna DPRD Jatim untuk disetujui atau tidak oleh anggota yang lain," kata Multazam, Senin (14/4/2025).
Politikus dari Daerah Pilihan (Dapil) Pasuruan-Probolinggo ini berharap, masyarakat mendukung perjuangan Fraksi PKB ini. Sebab, kasus tersebut berkaitan dengan penyelamatan uang masyarakat Jatim sekaligus menjaga nama baik Bank Jatim sebagai BUMD.
Kabar terakhir yang didapatnya, surat usulan Pansus Bank Jatim yang dilayangkannya akan dirapatkan pimpinan DPRD Jatim.
"Hari ini suratnya sudah di pimpinan, terakhir infonya akan dirapatkan dulu di level pimpinan DPRD Jatim. Kami berharap pimpinan segera menyetujui dan menindaklanjuti surat usulan Pansus. Terhitung sudah seminggu surat dimasukkan," ujarnya.
Dia menuturkan, persoalan kredit fiktif yang menjerat Bank Jatim selama ini pembahasannya masih cukup landai. Pihaknya berusaha apa yang terjadi di Bank Jatim menjadi perhatian DPRD Jatim secara kolektif, dan tidak sekadar menjadi pembahasan internal Komisi C yang membidangi keuangan daerah.
"Kenapa kami ngotot Pansus, karena kami ingin masalah ini juga menjadi perhatian anggota DPRD yang lain melalui rapat paripurna DPRD Jatim, bukan hanya dibahas di komisi. Dengan begitu, posisinya lebih kuat dalam melakukan penyelidikan secara mendalam," ujarnya.
Multazam menuturkan, rapat terakhir pihak Bank Jatim dengan Komisi C masih menyisakan banyak pertanyaan. Bahkan, sejumlah anggota komisi meminta beberapa data Bank Jatim untuk menulusuri kinerja pegawainya namun tidak diberikan.
"Bagi saya, rapat terakhir Bank Jatim dengan Komisi C masih menyisakan misteri. Ada beberapa permintaan data yang belum bisa diberikan bahkan sampai hari ini," bebernya.
Tidak hanya persoalan kinerja Bank Jatim, pihaknya juga berusaha menelusuri proses seleksi pimpinan Bank Jatim cabang Jakarta, namun masih terkendala ketidakhadiran Derektur Keuangan, Edi Masrianto yang saat itu bertindak sebagai ketua tim seleksi.
Ketidakhadiran Edi, tandas Multazam, cukup memberi kecurigaan bagi Komisi C bahwa proses seleksi pimpinan Bank Jatim cabang Jakarta sarat dengan kongkalikong.
"Tidak hadirnya Edi Masrianto, Direktur Keuangan yang juga menjadi Ketua Tim Seleksi Pimpinan Cabang Jakarta membuat kami akhirnya menaruh curiga. Ada apa dan mengapa?" ucapnya.
Wujudkan Pansus
Sebelumnya, Sabtu (12/4/2025), Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) mendesak usulan pembentukan Pansus terkait kredit fiktif Rp 569,4 miliar Bank Jatim cabang Jakarta tak hanya 'omon-omon' tapi benar-benar diwujudkan.
“Gini aja, itu kemarin Fraksi PKB kan koar-koar akan membuat Pansus berkaitan dengan kredit fiktif Bank Jatim. Tapi sampai detik ini kami rakyat Jatim menunggu-nunggu belum ada,” kata Ketua Jaka Jatim, Musfiq.
“Ini hanya omon-omon apa, gimana ini anggota dewan. Saya yakin kalau awal-awal koar-koar Pansus namun pada akhirnya tidak ada, jangan-jangan ada sesuatu,” tandasnya.
Bagi Musfiq, Pansus ini penting karena uang yang dikelola di Bank Jatim milik masyarakat, termasuk gaji semua Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Jadi, kalau memang ada kredit fiktif yang merugikan uang negara seperti ini ya dewan jangan tinggal diam,” kata Musfiq.
“Saya minta kepada anggota dewan yang koar-koar berkaitan dengan Pansus Bank Jatim, ini terbukti. Jangan hanya omon-omon, jangan hanya lantang ke media, buktikan Pansus ini terbentuk,” imbuhnya.{*}
| Baca berita Bank Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur