PKFI Jatim Bersiap Rakorwil, Agung Mulyono Gaungkan Digitalisasi Yankes Primer!
SURABAYA | Barometer Jatim – Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) Jatim akan menggelar Rakorwil dan pelantikan pengurus periode 2024-2029 di Fave Hotel Sidoarjo, Kamis (21/11/2024).
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono diagendakan hadir. Selain itu bakal hadir pula Ketua Umum PKFI, dr Slamet Budiarto; Deputi Dirut BPJS Jatim Wilayah VII, Arief Syaifuddin; Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Prof Erwin Asha Triyiono; dan Benjamin Kristianto sebagai narasumber. Sedangkan mantan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak sebagai keynote speaker.
Ketua PKFI Jatim, dr Agung Mulyono berharap acara Rakorwil akan menjadi momentum untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dokter yang terjun ke politik itu mendorong BPJS membuat regulasi redistribusi. Sebab, banyak Puskesmas yang tidak cukup dokter, sehingga sudah saatnya diredistribusi agar peran klinik swasta mesti ditingkatkan.
"Selain itu, faskes primer atau Puskesmas sudah terlalu banyak disubsidi seperti gaji dokternya, gaji perawatnya, obatnya, alat dan lainnya," ujarnya, Minggu (17/11/2024).
Dia berharap agar Puskesmas berbagi kapitasi dan tupoksi dalam pelayanan kesehatan (yankes). Puskesmas untuk tindakan promotif dan preventif, sedangkan klinik menjalankan fungsi kuratif.
Selain itu, Agung yang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berharap agar BPJS mendorong digitalisasi layanan primer, sehingga akan semakin cepat melayani keluhan kesehatan di masyarakat.
“Masyarakat boleh pindah ke klinik tiap tiga bulan sekali jika dirasakan layanan di Puskesmas kurang bagus. Ini mengacu UU JKN,” jelasnya.
Agung menandaskan, sudah saatnya faskes primer berkompetisi dengan mutu layanan. Klinik dan Puskesmas sudah saatnya mengubah paradigma yankes.
"Dulu orang berobat pada faskes primer fee for service (sebelum BPJS), saat ini dengan kapitasi artinya sakit ataupun tidak sakit BPJS bayar ke faskes primer," jelasnya.
Dengan demikian, BPJS mesti mendorong faskes primer melakukan upaya promotif dan preventif.
"Bahkan ada reward faskes primer yang bagus dalam upaya promotif dan preventif, sehingga angka kesakitan menurun yang berakibat rujukan juga menurun,” ucap Agung.
“Itulah sebetulnya tujuan kapitasi, di samping juga dalam upaya kendali mutu dan biaya kesehatan," imbuhnya.{*}
| Baca berita Kesehatan. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur