Kelangkaan Minyak Goreng di Jatim Belum Teratasi, Khofifah Sampai Sentil Distributor

-
Kelangkaan Minyak Goreng di Jatim Belum Teratasi, Khofifah Sampai Sentil Distributor
KELANGKAAN BELUM TERATASI: Khofifah pantau operasi pasar minyak goreng di Blitar. | Foto: Barometerjatim.com/IST BLITAR, Barometerjatim.com Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa masih sibuk mencari solusi soal kelangkaan minyak goreng yang sudah sebulan ini terjadi dan tak kunjung teratasi. Sejumlah upaya dilakukan, termasuk keliling ke berbagai daerah untuk melakukan operasi pasar minyak goreng bersama bupati/wali kota sambil mengecek stok di pasar tradisional maupun retail modern. Bahkan, di sela operasi minyak goreng di Kota Blitar dan Kediri, Khofifah sampai menyentil para produsen dan distributor agar tidak menahan pasokan dan segera didistribusikan. Sebab, menurut Khofifah, pada dasarnya stok minyak goreng di Jatim cukup. Ini karena kebutuhan per bulannya 59 ribu ton, sementara angka produksi khusus untuk pasar Jatim mencapai 63 ribu ton atau seharusnya masih ada surplus 4 ribu ton per bulan. Khofifah juga mengaku sudah koordinasi dengan Menteri Perdagangan, bahkan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri hampir seminggu di Jatim untuk mencari solusi atas kelangkaan minyak goreng yang sudah melampaui satu bulan. Namun hingga kini kelangkaan masih terjadi, Khofifah bahkan menyinggung soal jiwa nasionalisme pelaku industri minyak goreng agar bisa segera mendistribusikan pasokannya. Dari Bumi Bung Karno ini, saya panggil jiwa nasionalisme kepada seluruh pelaku industri minyak goreng, kata Khofifah usai meninjau pelaksanaan operasi pasar minyak goreng di UPT Bapenda Jatim di Kota Blitar, Minggu (27/2/2022). Kalau kita cinta Merah Putih, cinta NKRI, tolong segera distribusikan stok minyak goreng ke masyarakat. Jangan ada yang  ditahan pasokannya, pintanya. Khofifah menjelaskan, dirinya bersama Forkopimda Jatim sudah berkeliling ke pabrik produsen minyak goreng. Dari kunjungannya, pihak produsen atau pabrik minyak goreng mengaku produksinya tidak mengalami perubahan. Namun, kelangkaan tetap terjadi di pasararan. Kalau produksinya tidak berubah, tidak berkurang, kenapa barangnya menjadi langka?  Mari kita panggil jiwa nasionalisme dengan membantu masyarakat agar minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) mudah didapat, katanya. Menurut Khofifah, saat-saat inilah sebetulnya tarikan napas nasionalisme dan kecintaan terhadap Indonesia terpanggil, yakni dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Mari kita membuka sensitifitas, karena banyak pedagang gorengan yang berhenti berjualan karena minyak goreng mahal dan langka, imbuhnya. Saya mohon kepada pelaku usaha yang terkait rantai pasok minyak goreng agar segera menyalurkan minyak goreng lebih cepat. Jangan  ditunda atau malah ditahan, kasihan masyarakat umum yang betul-betul membutuhkan. Tolong, sekali lagi, tunjukkan jiwa nasionalisme. Hingga kini, Pemprov Jatim serta Pemkab dan Pemkot terus menggencarkan operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di seluruh Jatim. Operasi pasar tersebut ditujukan untuk masyarakat umum atau konsumen akhir yang saat ini kesulitan memperoleh minyak goreng karena langka. Kami harap dengan adanya operasi pasar ini,  bisa membantu dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng meski berjangka pendek. Kita perlu melakukan lebih sistemik berjangka panjang, ucap Khofifah. » Baca berita terkait Minyak Goreng. Baca juga tulisan terukur lainnya Abdillah HR.