Risma Lempar Kode 30 ke Kusnadi, Terkait Jatah PKB

KODE 30: Kusnadi (kiri) dan Tri Rismaharini, ada pembagian jatah PKB-BBNKB antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim yang belum beres? | Foto: Ist
SURABAYA, Barometerjatim.com Dua hal ini patut dicermati dari Tri Rismaharini (Risma) saat menerima kehadiran Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di rumah dinas wali kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Senin (9/10) kemarin.
Selain berkali-kali mengatakan Tunggu tanggal mainnya terkait peluangnya diusung PDIP di Pilgub Jawa Timur 2018, Risma juga sempat melempar 'kode 30' kepada Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi.
Tak hanya sekali Risma memberikan 'kode 30'. Ketika mengantar Kusnadi masuk mobil saat hendak pulang, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu kembali menegaskan, "Pokoknya 30 ya Pak Kus. Nanti saya akan selesaikan semuanya."
Baca: Dulu Bersumpah, Kini Risma Mulai Berteka Teki
Wartawan pun spontan bertanya, Bu Risma, itu kode apa?" yang kemudian hanya dijawab dengan senyum.
Pertemuan Hasto-Risma memang tak hanya membicarakan Pilgub Jatim 2018, tapi juga terkait hubungan Pemprov Jatim dengan daerah-daerah, termasuk program-progam strategis untuk menjawab kebutuhan rakyat.
Bisa jadi, 'kode 30' itu terkait pembagian Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) karena selama ini Pemprov Jatim disebut-sebut kelewat 'digdaya' meraup pembagian hingga 70 persen, sementara Pemkot Surabaya hanya kebagian 20 persen. Sedangkan 10 persen sisanya dibagikan ke daerah.
Baca: Minta Masukan Risma, Sinyal PDIP Batal Usung Kader NU?
Terkait sharing pendapatan ini, medio 2010 -- saat kali pertama Risma menjabat wali kota Surabaya -- dia pernah memprotes Pemprov Jatim agar proporsi untuk Kota Surabaya dinaikkan.
Namun Gubernur Jatim, Soekarwo dan jajarannya tidak menghiraukan protes Risma. Proporsi pembagian hasil pajak tetap dijalankan sampai hari ini. Nah, bisa jadi 'kode 30' itu adalah permintaan pembagian 30 persen untuk Pemkot Surabaya. Kusnadi sendiri, selain ketua DPD PDIP Jatim juga salah seorang wakil ketua DPRD Jatim. Tapi bisa pula kode itu bermakna lain, misalnya terkait 'jatah politik'.
Padahal kalau jalan-jalan rusak, ya kami dari Pemkot Surabaya yang memperbaikinya, bukan Pemprov Jatim. Lagi pula penyumbang terbesar pajak kendaraan bermotor paling besar dari Kota Surabaya, tandas Risma kala itu.
Kejutan 15 Oktober
Sebelumnya, kedatangan Hasto untuk meminta masukan Risma terkait Pilgub Jatim 2018 mencuri perhatian publik dan media massa. Maklum, pertemuan itu memunculkan spekulasi kalau PDIP akan mengusung Risma untuk diduetkan dengan kader PDIP lainya. Padaal selama ini Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar begitu gencar menyebut pertainya bersama PDIP akan mengusung Saifullah Yusuf.
Terlebih Hasto masih enggan menyebut siapa bakal Cagub dari PDIP yang akan diumumkan pada 15 Oktober nanti. Yang pasti politik itu juga penuh kejutan. Kalau sekarang, nama belum pasti. Rekom turun saat, ya.. akan ditandatangani saat itu," katanya.
Baca: Kader Mbalelo di Pilgub Jatim, PDIP: Pecat!
Selain membahas soal Pilgub Jatim 2018, Hasto juga kerap melempar pujiannya untuk Risma. Hasto juga menyebut Risma sebagai salah satu pemilik elektoral tertinggi dalam Pilkada Jatim, selain Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa.
Bu Risma dan Ibu Megawati bukan hanya (terikat) hubungan kepartaian, tapi juga memiliki hubungan persahabatan yang dekat karena beliau berdua memiliki hobi yang sama. Salah satunya tumbuhan dan taman, tandas Hasto.