Habis Muslimat NU Abal-abal, Terbitlah Forum Nyai Kampung!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Upaya 'memecah belah' Muslimat NU serta mengusik Ketua Umumnya, Khofifah Indar Parawansa jelang Pilgub Jatim 2018 kembali dilakukan pendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Namun cara yang dipakai sama sekali tak elegan, bahkan terkesan lucu. Kok?
Catat baik-baik! Setelah ketahuan memunculkan Muslimat NU abal-abal lewat Forum Peduli Muslimat Jawa Timur (FPMJT), kali ini 'menerbitkan' Forum Silaturahmi Bu Nyai Kampung Jawa Timur (FSNKJT) yang senapas dengan Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) pimpinan KH Fahrur Rozi atau lebih beken disebut Gus Fahrur.
Senapas dan 'satu paket', karena Ketua FPMJT Robiatul Adawiyah yang kala itu mengaku sebagai wakil ketua PC Muslimat NU Bangkalan padahal tidak, belakangan diketahui ternyata istri Gus Fahrur.
Sedangkan FSNKJT dipimpin Elly Chusmala Dani yang disebut Gus Fahrur berasal dari Gresik. Gus Fahrur dan istrinya, Robiatul Adawiyah (sekretaris dalam forum ini) juga turut hadir dalam jumpa pers yang digelar di salah satu restoran di Surabaya yang dihadiri belasan orang tersebut, Selasa (7/11/2017).
Robiatul bahkan 'menempel ketat' Elly selama diwawancarai wartawan, sambil beberapa kali membisikkan jawaban kala Elly terlihat kerepotan menjawab pertanyaan dari awak media yang sebenarnya biasa-biasa saja.
Dalam jumpa pers tersebut, satu dari empat poin yang disampaikan FSNKJT meminta Khofifah agar mundur dari jabatan Menteri Sosial dan Ketua Umum PP Muslimat NU.
"Secara khusus untuk Ibu Mensos yang telah resmi mencalonkan diri menjadi calon gubernur Jatim yang sekaligus menjabat sebagai Ketum Muslimat, agar mengundurkan diri sebagai Mensos dan juga sebagai ketua Muslimat agar jelas status beliau sebagai calon gubernur," kata Elly.
Tendensiusnya, hanya Khofifah yang diminta mundur namun tidak untuk Gus Ipul yang menjabat Wakil Gubernur Jatim serta salah seorang Ketua PBNU. Desakan FSNKJT ini juga satu bingkai dengan pernyataan Gus Fahrur, 23 Oktober lalu.
Mengapa hanya Khofifah yang didesak mundur sementara Gus Ipul tidak? ".. Tapi Gus Ipul di sini, emm.. kedudukannya sebagai wakil, bukan ketua. Tapi kalau.. ehh.. Ibu Khofifah adalah sebagai ketua umum Muslimat," elaknya dengan nada terbata-bata.
Namun Elly rupanya kurang update soal aturan. Pertama, Khofifah belum secara resmi maju di Pilgub Jatim 2018 karena belum mendaftar ke KPU Jatim sebagai calon, baru bakal calon karena pendaftaran pasangan calon (paslon) memang belum resmi dibuka.
Kedua, merujuk AD/ART Muslimat NU Bab VII Pasal 37 ayat (1) yang menyebut bahwa, apabila ketua umum berhalangan (tetap) maka digantikan ketua I selaku pelaksana tugas (Plt) ketua umum. Artinya ketua umum yang maju di Pilkada cukup izin cuti selama kampanye.
Sedangkan terkait permintaan Khofifah mundur sebagai Mensos, merujuk Pasal 7 UU No 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU No 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi UU tidak disebutkan menteri harus mundur dari jabatannya.
Mereka yang harus mengundurkan diri, sesuai Pasal 7, yakni anggota DPR, DPD, DPRD, anggota TNI, Polri, PNS, serta kepala desa. Serta berhenti dari jabatan pada BUMN atau BUMD sejak ditetapkan sebagai pasangan calon.
Dengan demikian menteri hanya meminta izin kepada presiden selaku atasannya. Aturan menteri tidak harus mundur ketika maju Pilkada juga tertuang dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Kepala Daerah.
'Gemar' Kumpul di Restoran
Sebelumnya, 26 Agustus 2017, puluhan ibu-ibu mengatasnamakan diri Forum Peduli Muslimat Jawa Timur (FPMJT) berkumpul di salah satu restoran di Surabaya.
Mereka tidak Muslimatan, tapi menggelar jumpa pers untuk memberikan pernyataan sikap soal Pilgub Jatim 2018: Meminta Khofifah tidak mencalonkan diri sebagai gubernur dan memilih mendukung Gus Ipul.
Pokoknya saya mendukung Gus Ipul. Bu Khofifah biar jadi menteri saja, kata Koordinator FPMJT, Robiatul Adawiyah yang juga mengaku sebagai wakil ketua PC Muslimat NU Bangkalan.
Baca: Ini Bukti Robiatul Bukan Wakil Ketua Muslimat NU Bangkalan
Setelah ditelusuri, ternyata Robiatul bukan wakil ketua pengurus PC Muslimat NU Bangkalan seperti klaimnya. Rupanya dia tidak tahu kalau dalam susunan pengurus Muslimat NU baik di PW (wilayah) maupun PC (cabang) tidak dikenal istilah wakil, melainkan ketua I, ketua II dan seterusnya.
Berdasarkan SK PP Muslimat NU, Ketua PC Muslimat NU Bangkalan dijabat Nyai Hj Muthmainnah Aschal. Untuk Ketua I dijabat Nyai Hj Solieha Abdul Karim, Nyai Hj Djumatul Cholisah MHI (ketua II) dan Luluk Latifah (ketua III).
Bahkan di Susunan Pengurus PC Muslimat NU Bangkalan periode 2016-2021 tidak ada nama Robiatul Adawiyah. Usut punya usut, ternyata Robiatul adalah istri Ketua Forum FK3JT, Gus Fahrur.{*}
» 'OPERA SABUN' JELANG PILGUB JATIM 2018
Selasa, 7 November 2017 Elly Chismaladani asal Gresik dan belasan wanita lainnya menamakan diri Forum Silaturahmi Ibu Nyai Kampung Jawa Timur (FSNKJT) meminta Khofifah mundur sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU dan Mensos, sementara Gus Ipul tak perlu mundur dari salah seorang Ketua PBNU dan Wagub Jatim. Gus Fahrur dan istrinya, Robiatul Adawiyah hadir dalam forum ini. Robiatul bahkan mendampingi dan sibuk berbisik saat Elly menjawab pertanyaan dari wartawan.
Sabtu, 26 Agustus 2017 Puluhan ibu-ibu menamakan diri Forum Peduli Muslimat Jawa Timur (FPMJT) menggelar jumpa pers di salah satu rumah makan di Jl A Yani Surabaya, meminta Khofifah tidak mencalonkan diri sebagai gubernur, dan memilih mendukung Gus Ipul. Forum dikoordinatori Robiatul Adawiyah, istri dari Ketua Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) Gus Fahrur. Robiatul Adawiyah mengaku sebagai wakil ketua PC Muslimat NU padahal tidak.
Senin, 14 Agustus 2017 Sasimulya dan beberapa wanita lain berbaju seperti seragam Muslimat NU, meminta Khofifah tak maju di PIlgub Jatim dan menegaskan dukungannya kepada Gus Ipul. Sasimulya mengaku sebagai Ketua PC Muslimat NU Surabaya, padahal ketua yang asli yakni Nyai Hj Lilik Fadhilah.