Kanang: PDIP Tak Akan Rayu Khofifah di Pilgub Jatim, Untuk Apa?

Reporter : -
Kanang: PDIP Tak Akan Rayu Khofifah di Pilgub Jatim, Untuk Apa?
TAK RAYU KHOFIFAH: Kanang saat mengunjungi PAN Jatim, PDIP tak akan rayu Khofifah. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – PDIP tampaknya tak ikut mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024. Terlebih Wakil Ketua DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono alias Kanang menegaskan partainya tak akan lagi merayu perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut.

“Enggak! Kita enggak akan merayu Khofifah. Ndak, ndak, untuk apa dirayu?” katanya usai memimpin jajaran pengurus PDIP Jatim berkunjung ke kantor PAN Jatim di kawasan Darmokali, Surabaya, Selasa malam (4/6/2024).

Merayu agar kader PDIP bisa jadi Cawagub mendampingi Khofifah? “Konsentrasi kita justru ada di Pilkada di daerah. Provinsi, sudahlah. Kita takut justru benturan, ketika kita dengan Khofifah terus nati kita di bawah nanti beturan dengan PAN, degan..”

Maksudnya PDIP akan mengusung calon sendiri atau bagaimana? Menurut Kanang, sampai saat ini belum dibicarakan, termasuk dengan PAN.

Tapi soal komunikasi PDIP dengan Khofifah, Kanang membantah ada kebuntuan. “Oh ndak lah kalau buntu! Komunikasi iya, komunikasi dalam arti teman-teman dewan. Tapi komunikasi untuk Pilgub belum ada memang,” katanya.

Saat diingatkan bahwa Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah menyebut tengah menjalin komunikasi khusus dengan Khofifah termasuk merayunya agar bersama di Pilgub Jatim 2024, Kanang menegaskan, “Itu Pak Said mungkin, ketua, atau DPP.”

Ya, dalam sejarahnya di Pigub Jatim di era pemilihan langsung, PDIP memang tak pernah berkongsi dengan Khofifah dan selalu mengusung kader sendiri.

  • PDIP DI PILGUB JATIM
    2008 - PDIP mengusung kadernya, Sutjipto berpasangan dengan kader Golkar, Ridwan Hisjam. Pemenangnya Soekarwo-Saifullah Yusuf.
    2013 - PDIP mengusung pasangan kadernya, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah. Soekarwo-Saifullah Yusuf kembali  tampil sebagai pemenang.
    2018 - PDIP mengusung kadernya, Abdullah Azwar Anas tapi untuk posisi Cawagub berpasangan dengan Saifullah Yusuf. Di tengah perjalanan Azwar Anas diganti Puti Guntur. Pemenangnya yakni Khofifah-Emil Dardak.

Pada Pilgub Jatim 2008, PDIP mengusung Sutjipto yang berpasangan dengan Ridwan Hisjam. Saat itu ada lima pasangan calon yang berkontastasi, empat lainya yakni Soenarjo-Ali Maschan (Golkar), Soekarwo-Saifullah Yusuf (PAN-Demokrat), Khofifah-Mudjiono (PPP dan koalisi Parpol nonkursi), serta Achmady-Suhartono (PKB kubu Gus Dur). Soekarwo-Saifullah tampil sebagai pemenang.

Berikutnya di Pilgub Jatim 2013, PDIP bahkan mengusung pasangan kadernya, yakni Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah yang berkontestasi melawan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf (Demokrat, Golkar, PAN, PKS, PPP, Hanura, Gerindra, PKNU, PDS, PBR, dan 22 partai nonkursi), Khofifah-Herman Surjadi Sumawiredja (PKB dan 5 partai nonkursi), serta Eggi Sudjana-Muhammad Sihat (jalur perseorangan). Soekarwo-Saifullah kembali tampil sebagai pemenang.

Kemudian di Pilgub Jatim 2018, PDIP yang berkoalisi dengan PKB, Gerindra, dan PKS kembali mengusung kadernya, Abdullah Azwar Anas tapi untuk posisi Cawagub berpasangan dengan Saifullah Yusuf yang banting stir menjadi Cagub.

Lawannya yakni Khofifah yang kali ini berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak. Pasangan ini diusung Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem, PAN, dan Hanura.

Namun di tengah perjalanan, Azwar Anas memilih menarik diri dari pencalonan karena terganjal foto mesum. PDIP akhirnya ‘mengimpor’ Puti Guntur Soekarno yang merupakan salah satu cucu Presiden pertama RI, Soekarno. Kontestasi akhirnya dimenangkan Khofifah-Emil.

Bangun Kongsi di Pilkada

Selebihnya, terkait pertemuannya dengan PAN, Kanang menjelaskan mempertemukan banyak hal. Di antaranya tentang target-target PAN dan PDIP di Pilkada untuk dipersatukan.

“Pemersatunya bagaimana supaya kita tidak saling terjadi rivalitas. Capek kita ini rivalitas. Maka mana PAN yang punya target, PDIP mendukung,” kata Kanang.

“Ketika PDIP punya taregt, bagaimana PAN mendukung, sharing-nya bagaimana. Nah, ini justru sharing-sahring di daerah ini penting,” sambungnya.

Untuk daerah mana saja yang akan dikongsikan, Kanang menyebut ada 13 yang sudah sepakat, termasuk Ngawi. Sedangkan yang lain akan dibicarakan sambil berjalan.

Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig menambahkan, bahkan ada yang bukan kader PDIP dan PAN akan didukung tapi tidak dilabel asal demi kemaslahatan di daerah tersebut.

“Kita semangatnya bareng-baereg mencari pemimpin yang baik, tidak menang-menangan. Ya memang kalau berdasarkan kursi, tentunya kalau memang memungkinkan PDIP ada calon yang bagus, PAN ada calon yang bagus, kita rembukan. Kalau ndak, kita cari orang yang netral yang bisa membangun sama-sama,” terangnya.

Kanang juga menandaskan, selain dengan PAN, PDIP juga akan membangun kongsi dengan hampir semua Parpol. Hanya saja, untuk tidak lanjut kongkret baru bersama PAN.{*}

| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.