506 Mahasiswanya Diterjunkan Tuntaskan Stunting di Surabaya, Prof Nasih: Beri Hasil Terbaik, Jangan Malu-maluin Unair!
SURABAYA | Barometer Jatim – 506 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya diterjunkan Pemkot Surabaya ke-153 kelurahan lewat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk menuntaskan masalah stunting di Kota Pahlawan.
Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih berharap, mahasiswa FK Unair yang mengikuti program tersebut dapat memberikan kontribusi dan hasil terbaik untuk masyarakat dan negara, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Kami berkomitmen, kalau anda nanti memberikan yang terbaik untuk warga Kota Surabaya di tempat anda semua mengikuti Penmas (pendidikan masyarakat) dan bisa menuliskan laporannya dengan baik pula, maka 5 SKS kita tambah paling tidak bisa menjadi pengganti skripsi," janji Nasih saat acara pelepasan di Gedung Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Kampus B Unair, Kamis (5/10/2023).
Prof Nasih menerangkan, masalah stunting bukan hanya sekadar soal makanan bergizi, tapi ada banyak hal lain yang memengaruhi. Misalnya gaya hidup hingga perilaku masyarakat juga berdampak.
| Baca juga:
- Tuntaskan 529 Kasus Stunting di Surabaya, Pemkot Bareng Unair Terjunkan 506 Mahasiswa
- Tajam! Pengamat Unair Sebut PSI Parpol Sangat Otoriter dan Diktator, Lho Kenapa?
- Ketua Gerindra Jatim Bakar Semangat 10 Ribu Maba Unair: Masa Depan Indonesia di Tangan Anda Semua!
"Stunting teratasi, lalu gaya hidupnya terdongkrak maka akan timbul obesitas, itu menjadi masalah baru, sehingga perilaku masyarakat juga harus diedukasi sebaik-baiknya,” kata Prof Nasih.
“Tak hanya stunting, tapi diharapkan bisa mengedukasi remaja agar terhindar dari pernikahan dini. Maka dari itu diharapkan bisa mengedukasi soal pentingnya sekolah atau kuliah," sambungnya.
Prof Nasih juga mengingatkan para mahasiswa untuk turut serta menjaga nama baik Kota Surabaya dan Unair. Bila ada mahasiswa yang mencoreng, maka dia tak segan melakukan tindak tegas.
"Jangan malu-maluin Unair! Kalau sampai nanti ketika proses kegiatan ini berjalan, kemudian ada video viral yang berpotensi men-downgrade Unair, entah karena bullying atau semacamnya, langsung akan kita drop out yang bersangkutan," tegasnya.
Surabaya Terendah di Indonesia
Sementara itu Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi optimis mahasiswa yang digerakkan bersama ini dapat mewujudkan Surabaya zero stunting. Diharapkan pula mahasiswa dan seluruh perguruan tinggi di Surabaya bisa berkontribusi mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menuju Generasi Emas 2045.
"Karena itu saya yakin, insyaallah dengan pelepasan Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani, maka tujuan negara untuk mengentas kemiskinan, pengangguran, stunting, mengurangi kematian ibu dan anak, meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), dan meningkatkan ekonomi akan terwujud," harapnya.
| Baca juga:
- Dikunjungi Presiden PKS, Cucu Pendiri NU Yakin Anies-Muhaimin Ditakdirkan Menangi Pilpres 2024!
- Kasus Korupsi Hibah Pokir Selesai di Sahat atau Masih Berkembang? Anggota DPRD Jatim: KPK Jangan Bikin Jantungan!
- Siap-siap! Selasa Depan Kadisbudpar Hudiyono Dihadirkan di Sidang Korupsi DAK Dindik Jatim Rp 16,2 M
Data Pemkot Surabaya mencatat, di 2021 prevalensi stunting di Surabaya mencapai 28,9% (6.722 kasus), kemudian menurun signifikan pada 2022 menjadi 4,8% (923 kasus). Tak berhenti di situ, jajaran Pemkot Surabaya bersama Forkopimda, perguruan tinggi, dan stakeholder terus berjibaku mengentaskan stunting. Hasilnya, akhir September 2023 stunting di Kota Pahlawan terus menurun menjadi 529 kasus.
Menurut Eri, stunting di Surabaya menjadi menjadi 4,8% atau terendah di Indonesia tak lepas dari campur tangan dingin rektor, para guru besar, serta perguruan tinggi di Surabaya. “Ini menunjukkan apa? Bahwa pemerintah kota tidak pernah sendiri," ucapnya.{*}
| Baca berita Unair. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur