4 Tahun Dipimpin Khofifah, Miris! Jumlah Orang Miskin di Jatim Malah Tambah Jadi 4,24 Juta

Reporter : -
4 Tahun Dipimpin Khofifah, Miris! Jumlah Orang Miskin di Jatim Malah Tambah Jadi 4,24 Juta
TERBANYAK DI INDONESIA: Perkembangan kemiskinan di Jawa Timur sejak dipimpin Gubernur Khofifah. | Sumber: BPS Jatim

SURABAYA, Barometer Jatim – Alih-alih turun, yang ada jumlah orang miskin di Jawa Timur malah bertambah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mengungkap, pada September 2022 naik 55,22 ribu (0,11) atau menjadi 4,24 juta orang (10,49%).

“Namun demikian, persentase kemiskinan 2022 ini masih lebih rendah dibandingkan September tahun lalu, yaitu 2021 yang sebesar 10,59 (4,25 juta orang),” kata Fungsional Statistik Ahli Madya BPS Jatim, Sunaryo dalam keterangannya, Selasa (17/1/2023).

Jika pada semester II 2022 kemiskinan di Jatim naik dan turun bila dibandingkan September 2021, lantas bagaimana kondisi kemiskinan sejak Jatim dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa atau selama empat tahun berjalan?

Kembali berdasar data BPS. Khofifah dilantik sebagai Gubernur Jatim pada 13 September 2019, maka acuan terdekat untuk mengukur kinerjanya terkait kemiskinan yakni semeter II (September) 2019. Saat itu jumlah orang miskin pada Maret 2019 sebanyak 4,11 juta (10,37%) dan September 2019 turun menjadi 4,06 juta (10,20%).

Namun setahun setelah Khofifah menjabat, kemiskinan di Jatim justru meroket tajam menjadi 4,42 juta (11,09%) pada Maret 2020 dan terus naik menjadi 4,58 juta (11,46%) pada September 2020.

Maret 2021 turun sedikit menjadi 4,57 juta (11,40%) dan kembali turun menjadi 4,25 juta (10,59%) pada September 2021. Memasuki 2022, kembali turun menjadi 4,18 juta (10,38%) namun pada September 2022 kembali naik menjadi 4,24 (10,49%) atau orang miskin di Jatim naik 55,22 ribu.

Angka tersebut menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan penambahan jumlah orang miskin terbanyak pada September 2022 terhadap Maret 2022. Disusul Jawa Tengah yang tambah 26,79 ribu, Nusa Tenggara Timur (NTT) 17,55 ribu, Banten 15,64 ribu, dan Papua 14,2 ribu melengkapi lima besar.

Sedangkan lima provinsi dengan penurunan orang miskin paling banyak, lima besarnya yakni Jawa Barat 17,36 ribu, disusul DKI Jakarta 7,11 ribu, Lampung 6,82 ribu, Sumatera Utara 6,1 ribu, dan Bengkulu 4,3 ribu.

Secara nasional, per September 2022 Jatim juga masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak 4,24 juta orang. Dalam lima besar disusul Jawa Barat 4,05 juta, Jawa Tengah 3,85 juta, Sumatera Utara 1,26 juta, dan NTT 1,14 juta.

Namun secara persentase, Papua masih yang tertinggi dengan 26,80% (936,32 ribu orang), disusul Papua Barat 21,43 (222,36 ribu), NTT 20,23 (1,149 juta), Maluku 16,23 (296,66) ribu, dan Gorontalo 15,51 (187,35 ribu).

Bagi Jatim, jumlah 4,24 juta tersebut bahkan lebih tinggi terhadap Maret 2019 atau saat Khofifah menerima 'warisan' 4,11 juta orang miskin dari gubernur sebelumnya, Soekarwo alias Pakde Karwo alias justru kenaikan 0,12%.

Faktor Kenaikan Harga BBM

Sementara itu terkait peningkatan kemiskinan September 2022 dibanding Maret 2022, Khofifah menjelaskan salah satu faktor utama yakni kebijakan kenaikan BBM pada 3 September 2022 yang memicu kenaikan inflasi umum Maret 2022 ke September 2022 sebesar 4,24%.

"Tapi, dengan kondisi ini, Pemprov Jatim mampu mengendalikan laju kenaikan harga komoditi penyebab kemiskinan. Sehingga kenaikan Garis Kemiskinan (GK) Jatim September 2022 terhadap Maret 2022 meningkat sebesar 5,86% yang lebih rendah dibandingkan kenaikan GK Nasional yang sebesar 5,95%," kata Khofifah dalam keterangannya, Jumat (20/1/2023).

Dimana, lanjut Khofifah, GK Jatim bulan September 2022 sebesar Rp 487.908 per kapita sebulan, meningkat dibandingkan GK Maret 2022 (Rp 460.909 per kapita sebulan). 

Tidak hanya itu, kata Khofifah, dari sisi kualitas kemiskinan pada rumah tangga miskin di Jatim pada September 2022 dibandingkan Maret 2022, cenderung semakin baik ditinjau dari Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan.

Hal ini ditandai dengan menurunnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang mengalami penurunan dari 1,618 pada Maret 2022 menjadi 1,616 pada September 2022 (berkurang 0,002 poin).

"Ini berarti rumah tangga miskin semakin dekat dengan GK. Untuk Indeks Keparahan (P2) Kemiskinan, turun dari 0,377 pada Maret 2022 menjadi 0,358 pada September 2022 (berkurang 0,019 poin)," tegasnya.{*}

SEPTEMBER 2022 TERHADAP MARET 2022

  • 5 Provinsi Penambahan Orang Miskin Terbanyak
    1. Jawa Timur: 55,22 Ribu
    2. Jawa Tengah: 26,79 Ribu
    3. Nusa Tenggara Timur: 17,55 Ribu
    4. Banten: 15,64 Ribu
    5. Papua: 14,2 Ribu
  • 5 Provinsi Penurunan Orang Miskin Tebanyak
    1. Jawa Barat: 17,36 Ribu
    2. DKI Jakarta: 7,11 Ribu
    3. Lampung: 6,82 Ribu
    4. Sumatera Utara: 6,1 Ribu
    5. Bengkulu: 4,3 Ribu

» Baca berita terkait Kemiskinan. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.