38 Ribu Warga Cari Kerja Lewat ASSIK, Pengangguran di Surabaya Ditarget Turun 0,4%!

SURABAYA | Barometer Jatim – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Pahlawan terus mengalami penurunan sejak 2020.
Pada 2020 TPT berada di angka 9,79 persen. Lalu pada 2021 menurun menjadi 9,68 persen, di 2022 terus menurun hingga 7,62 persen, dan di 2023 turun menjadi 6,76 persen. Kemudian di tahun 2024, semakin turun menjadi 4,91 persen (79.767 orang).
“Tahun ini harapannya bisa turun sampai 0,4 persen atau lebih,” kata Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Kamis (3/7/2025).
Terlebih, Disperinaker mencatat, pengguna aplikasi link and match ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerjo) mencapai sekitar 38 ribu. Rata-rata, aplikasi berbasis website tersebut diakses pencari kerja usia produktif.
Agus menandaskan, melalui aplikasi ASSIK, mayoritas pencari kerja usia 18 tahun ke atas bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan Upah Minimum Kota (UMK) Surabaya.
CARI KERJA: Para pencari kerja di Surabaya mendatangi Job Fair & Edu Fair 2025. | Foto:
“Mereka (pengguna aplikasi ASSIK) belum tentu menganggur, mungkin ada yang sambil dagang atau ngojek. Tetapi mereka mendaftar ke kami, tentunya ingin menjadi pekerja penerima upah untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” katanya.
Hebi menjelaskan, melalui aplikasi ASSIK, pencari kerja bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan gaji UMK. Dia juga memastikan, lowongan pekerjaan yang tersedia di aplikasi tersebut sudah terverifikasi.
“Sehingga meminimalisir potensi lowongan kerja fiktif yang marak beredar di sosial media. Ini salah satu usaha agar usia produktif mendapat pekerjaan di sektor yang sesuai dengan keahlian mereka,” jelasnya.
Hebi menambahkan, Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan pengangguran terbuka di Surabaya. Yakni dimulai dari melakukan pendataan pencari kerja usia produktif, hingga menyiapkan tenaga kerja ahli melalui program pelatihan kerja dan kewirausahaan.
“Kami juga optimalisasi pekerja migran Indonesia, siapa yang berminat kami sambungkan dengan agen pengelola pekerja ke luar negeri,” sebutnya.
Tak hanya itu, peluang kerja atau job fair juga disebarluaskan ke kawasan perkampungan. Terlebih, saat ini terdapat 500 Kampung Pancasila yang dibentuk oleh Pemkot Surabaya.
“Kami juga melibatkan DPMPTSP, jika terdapat pengusaha yang mengurus perizinan, direkomendasikan 60 persen pekerjanya merupakan orang ber-KTP Surabaya,” paparnya.
Segala upaya ini, lanjut Hebi, merupakan program yang menjadi salah satu fokus Wali Kota Eri Cahyadi untuk menekan pengangguran terbuka di Surabaya.
Pemkot juga terus menjalin kolaborasi dengan dunia usaha dan industri hingga perangkat daerah (PD) terkait. “Angka pengangguran terbuka targetnya dapat terus turun,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur