Mengenal NCI, Ormas Perempuan NU yang Bukan Banom NU

SAFARI KURBAN DAN BAKSOS: DPP Nahdliyat Cinta Indonesia (NCI) saat Safri Kurban dan Baksos di Kabupaten Trenggalek. Acara ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, termasuk apresiasi Bupati Emil Dardak. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
Sambutlah Nahdliyat Cinta Indonesia (NCI). Ormas ini bukan Banom perempuan NU, tapi anggotanya para perempuan NU. Seperti apa kiprahnya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan serta keagamaan?
PERNAH mendengar nama Nahdliyat Cinta Indonesia (NCI)? Bagi sebagian orang mungkin masih asing, meski secara formal Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) ini berdiri sejak 22 Oktober 2014. Bahkan sudah melakukan beragam kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan setahun sebelum berdiri.Terbaru, saat Idul Adha lalu, NCI melakukan safari kurban dan baksos di Kabupaten Trenggalek. Mereka menyalurkan hewan kurban berupa satu ekor sapi, 10 kambing dari berbagai pihak donator, serta 200 sembako dari Kementerian Sosial.
Menilik kata "Nahdliyat", bisa ditebak, Ormas ini beranggotakan perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Namun NCI bukanlah Badan Otonom (Banom) perempuan NU seperti IPPNU, Fatayat NU maupun Muslimat NU.
"Anggotanya memang perempuan-perempuan NU, tapi kita bukan Banom NU, melainkan organisasi mandiri. Di NCI semua kalangan bisa masuk, mulai PNS, petani sampai buruh," terang Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) NCI, Faridatul Hanum.
Istilah dalam struktur organisasi yang dipakai NCI memang beda dengan Banom perempuan NU. NCI tidak memakai istilah pimpinan pusat (PP), wilayah (PW), cabang (PC) dan seterusnya, melainkan pimpinan provinsi (DPP), kabupaten/kota (DPK) dan seterusnya. "Mengikuti struktur pemerintahan," jelas perempuan yang akrab disapa Farida itu.
Begitu pula dengan usia anggota, mengikuti UU Ormas, yakni minimal 18 tahun sampai tak terbatas. "Beda dengan Fatayat NU, misalnya, kan ada batasan usia," kata mantan ketua PW Fatayat NU Jatim dua periode itu."Anggotanya memang perempuan-perempuan NU, tapi kita bukan Banom NU, melainkan organisasi mandiri. Di NCI semua kalangan bisa masuk, mulai PNS, petani sampai buruh."
Pun demikian struktur di atas pengurus harian, hanya ada pembina yakni KH Lukman Alkarim (Gus Luk), pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Namun setelah Gus Luk wafat, 8 September lalu, hingga kini belum diputuskan penggantinya.
"Ormas ini memang inisiatifnya Gus. Waktu itu oleh Gus kita diminta bikin organisasi yang ada kata-kata cinta Indonesia. Gus menilai banyak orang tidak lagi cinta Indonesia," paparnya.
Farida menambahkan, saat ini NCI masih terkonsentrasi di Jawa Timur dengan kantor pusat di Jalan Menanggal VII/12, Kecamatan Gayungan, Surabaya. Namun secara bertahap akan bergerak ke seluruh Indonesia.
Baca: Lewat Perppu Ormas, NU juga Bisa Bubar
"Kami berangkatnya memang dari Jatim, dari Surabaya, sama dengan NU yang berangkat dari Surabaya," katanya.
Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, DPK yang sudah terbentuk sebanyak 75 persen. Selain itu, di sejumlah kecamatan juga sudah terbentuk, misalnya di Kabupaten Mojokerto.
"Februari lalu, kita juga sudah melakukan raker (rapat kerja) pertama di Malang untuk menentukan program kerja dan administrasi. Karena ini Ormas baru maka perlu pengenalan terhadap pengurus-pengurus," katanya.
Safari Kurban & Baksos
PEREMPUAN NU CINTA INDONESIA: Pengurus DPP Nahdliyat Cinta Indonesia (NCI) berpose bersama sebelum penyembelihan hewan kurban di Kabupaten Trenggalek. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
Farida menuturkan, NCI tidak membatasi anggotanya yang juga menjadi anggota Banom perempuan NU. "Kalau anggota enggak masalah selama bisa membagi waktu. Tapi kalau pengurus kita mencari yang tidak menjadi pengurus di Banom perempuan NU," paparnya.
Dia juga memastikan program-program NCI tidak 'berbenturan' dengan Banom perempuan NU. "Enggak-lah, program-program kita kan nggak ada di Banom perempuan NU. Contohnya safari kurban, nggak ada itu di Fatayat NU, misalnya, makanya kita ambil," ujarnya.
Safari kurban, lanjut Farida, bahkan sudah dilakukan NCI sebelum resmi terdaftar sebagai Ormas. Setelah itu setiap tahun dilakukan, termasuk di tahun pertama berdiri digelar di tiga tempat, yakni Kabupaten Mojokerto, Gresik dan Tuban.
Baca: Sambutan Politikus Nasdem Terhenti Gara-gara Kencing Sapi
"Kalau tahun kemarin (2016) digelar di dua tempat, Kabupaten Sumenep dan Pamekasan dan tahun ini di Kabupaten Trenggalek," tambahnya.
Di Trenggalek, safari kurban dan baksos NCI yang dilaksanakan 1 September lalu mendapat sambutan hangat dari masyarakat, termasuk apresiasi dari Bupati Emil Dardak.
"Kita kulo nuwun ke bupati, bahkan Pak Emil berkontribusi memberikan satu ekor kambing, serta menurunkan camat dan lurahnya. Kita juga punya donatur tetap untuk hewan kurban," katanya.
Selain pembagian daging kurban, menurut Farida, dalam acara safari kurban juga diiringi pembagian baju layak pakai. "Kita kerjasama dengan toko-toko untuk berkontribusi baju yang modelnya sudah enggak up-to-date tapi masih baru," ujarnya.
Baca: Emil Dardak, Darah NU Mengalir Deras di Negeri Samurai
Bagaimana dengan program ekonomi kerakyatan? NCI akan mendirikan semacam toko tapi tidak harus mewah seperti minimarket. "Cukup didirikan di teras rumah yang penting memaksimalkan potensi lokal," katanya.
"Potensi lokal itu, misalnya, di ranting siapa yang pintar masak nanti akan bikin bumbu pecel dan distribusikan. Begitu juga yang ngurusi penggilingan padi, nanti mendistribusikan beras-beras dari situ."
Saru hal yang perlu ditegaskan Farida, NCI bukan embrio Parpol karena itu tak akan menjadi Parpol, "Kita akan tetap menjadi Ormas," tegasnya.