Kemendikbudristek Bangun 2 Kapal Tradisional, Dikerjakan PPNS dan SMKN 3 Buduran Sidoarjo

barometerjatim.com -
Kemendikbudristek Bangun 2 Kapal Tradisional, Dikerjakan PPNS dan SMKN 3 Buduran Sidoarjo

KAPAL TRADISIONAL: Kiki Yuliati tinjau pembuatan kapal di Bengkel PPNS Paciran, Lamongan. | Barometerjatim.com/IST

LAMONGAN, Barometerjatim.com Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat dua kapal tradisional jenis pencalang dan ijon-ijon yang menjadi warisan budaya bangsa Indonesia.

Proyek pembuatan dua kapal tersebut, dikerjakan para mahasiswa dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Buduran Kabupaten Sidoarjo.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, pembuatan kapal tradisional ini merupakan upaya revitalisasi ekosistem kapal kayu tradisional untuk menunjang pengelolaan sumber daya kelautan berkelanjutan.

"Ini juga merupakan langkah awal kolaborasi yang melibatkan semua pihak untuk melestarikan kapal tradisional," kata Kiki saat peletakan lunas (keel laying) kapal kayu pencalang dan ijon-ijon di Bengkel PPNS Paciran, Kabupaten Lamongan, Sabtu (24/9/2022).

Menurutnya, program revitalisasi ekosistem kapal kayu tradisional ini adalah bagian dari upaya mendukung rencana pengaktifan kembali pelabuhan-pelabuhan bersejarah atau program revitalisasi jalur rempah yang dicanangkan Kemendikbudristek.

Dalam pembuatan kapal tradisional jenis pencalang dan ijon-ijon tersebut, pihaknya mengalokasikan anggaran Rp 2 miliar melalui bantuan operasional Matching Fund (MF) tahap dua 2022.

Selain itu, pihaknya juga melibatkan tenaga-tenaga terampil untuk mempertahankan kearifan lokal atau desain khas kapal tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa.

"Tujuannya adalah untuk melakukan revitalisasi kapal kayu tradisional, dari aspek design dan teknologi pembangunan dengan tetap mempertahankan kearifan lokal," ungkapnya.

Sasaran lainnya, terang Kiki, yakni untuk memperkuat konsep Project Based Learning (PBL) pada perguruan tinggi vokasi dan sekolah vokasi dalam upaya penguatan kompetensi dan relevansi dengan kebutuhan industri.

"Jadi nantinya mereka tak hanya mendesain, tapi juga mampu membuat kapal," jelasnya.

Warisan Budaya Bangsa

Sementara itu Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Eko Juliano memyampaikan, kapal kayu layar pencalang yang dibuat ini memiliki panjang 12 meter, lebar 4 meter, tinggi 1,5 meter. Lalu untuk kapal ikan ijon-ijon memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter, tinggi 1,5 meter.

Selain melibatkan mahasiswa PPNS dan siswa SMK Negeri 3 Buduran, pembangunan kapal ini juga melibatkan SMK Sunan Drajat Lamongan dan beberapa mahasiswa dari beberapa Politeknik melalui program Wirausaha Merdeka 2022.

"Lalu sebagai bentuk transfer pengalaman dan teknologi, kami juga melibatkan penrajin kapal kayu tradisional selama proses pembangunan kapal tersebut," katanya.

Eko menyampaikan, saat ini progres pembuatan kedua kapal masih dalam proses pengerjaan gading-gading kapal dan dalam waktu dekat akan dilanjutkan pemasangan papan lambung.

"Kami berharap progres selanjutnya akan berjalan lancar dan mohon doa bapak ibu sekalian, sehingga kami dapat menyelesaikan kedua kapal sesuai yang ditargetkan," harapnya.

Kepala SMK Negeri 3 Buduran, Eko Budi Agus Priatna mengungkapkan, pembuatan kapal kayu dengan desain tradisional ini menjadi tantangan dan pelajaran baru bagi siswanya.

Sebab, selama ini para siswa SMK Negeri 3 Buduran hanya berfokus pada praktik pembuatan kapal dari dahan fiber dan baja.

"Namun tantangan ini membanggakan, karena ini warisan budaya bangsa, generasi muda harus tahu bagaimana proses pembuatan kapal tradisional," ucapnya.

» Baca berita terkait Kemendikbud. Baca juga tulisan terukur lainnya Hamim Anwar.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.