LaNyalla soal Islamophobia: Heran Muslim Ikuti Sunnah Nabi kok Diolok-olok Kadrun
KONGRES UMAT ISLAM: LaNyalla hadiri Kongres ke-2 Umat Islam Sumatera Utara di Medan. | Foto: Barometerjatim.com/IST
MEDAN, Barometerjatim.com Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyatakan kemerdekaan untuk memeluk agama sesuai keyakinannya dijamin negara melalui pasal 29 ayat 2 UUD 1945.
Karena itu, dia mengaku heran jika seorang muslim yang mengikuti sunnah nabi masih ada yang mengolok-olok dengan sebutan kadrun alias kadal gurun.
"Makna dari kalimat ayat 2 itu jelas, beribadat menurut agama dan kepercayaan itu dijamin negara, ujar LaNyalla saat menyampaikan keynote speech pada Kongres ke-2 Umat Islam Sumatera Utara bertema Membangun Ukhuwah, Melawan Islamophobia, Menata Ulang Indonesia di Medan, Jumat (26/8/2022).
Artinya, kalau ada umat Islam yang menjalankan sunnah nabinya dengan memelihara jenggot, itu wajib dijamin oleh negara sebagai kemerdekaan atas pilihannya. Bukan malah distigma teroris atau belakangan ini malah diolok kadrun dan disebut radikal," jelasnya.Senator asal Jawa Timur itu menegaskan, stigma mengenai teroris dan kadrun adalah salah satu dari sekian banyak fenomena Islamophobia di Indonesia.
"Yang harus diingat, Pancasila menempatkan kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam sila pertama, sebagai payung hukum spirit teologis dan kosmologis dalam menjalankan negara ini. Sehingga sudah seharusnya dalam mengatur kehidupan rakyat, negara harus berpegang pada spirit ketuhanan," ujarnya.
LaNyalla menambahkan, kebijakan apapun yang dibuat dan diputuskan, wajib diletakkan dalam kerangka etis dan moral serta spirit agama.
Sehingga bila ada kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kebanyakan rakyat apalagi membuat rakyat sengsara dan menderita, maka jelas kebijakan tersebut telah melanggar kerangka etis dan moral serta spirit agama."Artinya kebijakan tersebut telah melanggar Pancasila dan konstitusi. Sama halnya dengan kekuasaan yang didapatkan dari kecurangan dan kebohongan, jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama, katanya.
Yang pada akhirnya hanya akan menghasilkan kekacauan demi kekacauan dan murka Allah Swt. Seperti telah dicontohkan di dalam sejarah umat terdahulu," sambung alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.
LaNyalla menambahkan, jika para pendiri bangsa ini sebenarnya sudah berpikir jauh ke depan. Dengan pikiran luhurnya, para pendiri bangsa menyiapkan negara ini sebagai negara yang berketuhanan yang mampu menjaga marwah rakyat Indonesia yang juga berketuhanan.Sehingga, propaganda Islamophobia sudah seharusnya tidak bisa tumbuh subur di negeri ini," katanya.
Sebagai umat yang memiliki andil besar lahirnya bangsa dan negara ini, sambung LaNyalla, sudah seharusnya umat Islam kritis melihat dan mengamati arah perjalanan bangsa.
"Umat Islam harus kritis terhadap sejumlah fenomena paradoksal yang terjadi di tengah-tengah kita. Baik itu soal pembangunan, hingga ketidakadilan ekonomi dan kemiskinan struktural akibat ketidakadilan tersebut," tukasnya.
» Baca berita terkait DPD RI. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.