15 Tahun Mangkrak, Pasar Turi Baru Beroperasi di Era Wali Kota Eri Cahyadi
KEMBALI BEROPERASI: Pasar Turi kembali beroperasi setelah 15 tahun mangkrak. | Foto: Humas Pemkot Surabaya
SURABAYA, Barometerjatim.com Hampir 15 tahun lamanya Pasar Turi mangkrak berhenti beroperasi. Itu tercatat sejak peristiwa kebakaran pada 2007 silam. Pasca kebakaran itu, pusat perbelanjaan legendaris di Indonesia Wilayah Timur ini seakan mati suri. Namun berkat tangan dingin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, akhirnya di tahun 2022 Pasar Turi dapat kembali beroperasi.
Keberhasilan menghidupkan kembali Pasar Turi, tentu tak lepas dari dukungan dan peran serta sejumlah pihak. Mulai dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya hingga pengelola/investor maupun dukungan dari para pedagang.
"Setelah didampingi KPK dan JPN Kejari Surabaya, alhamdulillah Pasar Turi Baru akhirnya bisa kita buka," kata Wali Kota Eri Cahyadi saat soft opening Pasar Turi Baru, Rabu (30/3/2022).
Meski begitu, upaya menghidupkan kembali Pasar Turi yang sebelumnya berpolemik, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Bahkan tak sedikit cerita yang menyertai titik rendah dari nasib ribuan pedagang. Dari yang mulai jadi pesakitan hingga meninggal dunia.
- Baca: 46 Hotel Surabaya Gunakan Produk UMKM, Wali Kota Eri Cahyadi: Membangun Kota dengan Gotong Royong
Polemik pengelolaan Pasar Turi Baru itu dimulai sejak tahun 2007, tepatnya saat kebakaran hebat melanda pasar yang terletak di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Kemudian, pada 9 Maret 2010, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan kerja sama dengan PT Gala Bumiperkasa (JO/Joint Operation) untuk membangun kembali Pasar Turi melalui skema bangun guna serah.
Namun pada 1 April 2016, Pemkot Surabaya menggugat perusahaan itu lantaran PT Gala Bumiperkasa cedera janji. Yaitu, menjual stan atau lapak pedagang dengan hak milik atas satuan rumah susun/strata title.
Proses sengketa berlanjut selama bertahun-tahun, hingga pada 2019 KPK dan JPN Kejari Surabaya melakukan pendampingan. Melalui serangkaian diplomasi dan koordinasi, baik pihak Pemkot dan investor sepakat untuk mengakhiri sengketa serta bersama-sama mengelola Pasar Turi.
Berbagai Langkah Dilakukan
LEGENDARIS: Pasar Turi dibuka lagi, mengembalikan kejayaan pusat perdagangan legendaris. | Foto: Humas Pemkot Surabaya LEGENDARIS: Pasar Turi dibuka lagi, mengembalikan kejayaan pusat perdagangan legendaris. | Foto: Humas Pemkot Surabaya
Dengan berjalannya waktu, Wali Kota Eri Cahyadi kemudian mengadakan pertemuan dengan KPK, JPN Kejari Surabaya, Perangkat Daerah (PD) terkait, serta pihak investor atau pengelola. Pertemuan yang digelar pada 23 Desember 2021 di ruang kerja Wali Kota Surabaya, akhirnya menghasilkan keputusan bahwa Pasar Turi Baru harus beroperasi kembali pada 22 Maret 2022.
Setelah itu, Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajaran Pemkot Surabaya sangat fokus mengawal target ini. Bahkan, berbagai langkah dilakukan, mulai dari pendataan dan pengecekan kondisi gedung Pasar Turi Baru hingga menggelar rapat maraton dengan sejumlah pihak.
Terbukti pada 8 Maret 2022, Wali Kota Eri Cahyadi menggelar pertemuan dengan Paguyuban Pedagang Pasar Turi dan PT Gala Bumiperkasa di ruang sidang Wali Kota Surabaya. Kala itu, berbagai masalah pedagang ditampung dan diselesaikan satu persatu.
Pertemuan itu lantas dilanjutkan pada 11 Maret 2022 dengan menghadirkan kembali Paguyuban Pedagang Pasar Turi dan juga pihak PT Gala Bumiperkasa. Selain di lapangan dilakukan pendampingan dan sosialisasi, Pemkot Surabaya juga menggelar rapat kembali dengan Paguyuban Pedagang Pasar Turi dan pihak PT Gala Bumiperkasa pada Minggu 20 Maret 2022.
Alhasil pada 30 Maret 2022, Wali Kota Eri Cahyadi melakukan Soft Opening Pasar Turi Baru yang nilai asetnya ditaksir Rp 1,56 triliun. Soft Opening ini diharapkan dapat membangkitkan perekonomian Jawa Timur dan Indonesia Wilayah Timur pada umumnya. Pembukaan ini diharapkan pula dapat mengembalikan kejayaan pusat perdagangan legendaris yang dulunya pernah memiliki omzet transaksi hingga Rp 15 miliar per hari.
"Saya terharu karena semua bisa bekerja sama dengan rasa kegotong-royongan dan kekeluargaan di Surabaya. Saya yakin insyaallah ekonomi ini bergerak, karena tempat orang kulakan banyak di sini. Setelah ini dibuka pasti akan menggerakkan ekonomi," tegas Wali Kota Eri Cahyadi.Dalam acara soft opening tersebut, juga dihadiri Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah III KPK, Brigjen Pol Bahtiar Ujang Purnama. Dia hadir untuk menyaksikan langsung pembukaan Pasar Turi Baru yang dalam 3 tahun terakhir dilakukan supervisi penyelesaian setelah 10 tahun terbengkalai kerja samanya.
Kami senang, upaya pendampingan KPK bisa bermanfaat untuk mengoptimalkan kontribusi Pasar Turi terhadap perekonomian Kota Surabaya. Karena metode pemberantasan korupsi itu salah satunya adalah Pencegahan, melalui pemulihan aset milik daerah ataupun aset negara," kata Bahtiar dalam acara Soft Opening Pasar Turi Baru.
Jenderal bintang satu ini juga menjelaskan, bahwa KPK tak hanya melakukan penindakan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan menghukum para koruptor. Melainkan pula, keberadaan KPK seperti dalam pembukaan Pasar Turi Baru ini adalah bukti kerja nyata dalam upaya pencegahan korupsi.
"Kegiatan yang kami lakukan di Pasar Turi ini sifatnya soft, kita dampingi Pemkot Surabaya, berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Forkopimda. Karena kalau Pasar Turi mati, Pemkot Surabaya kehilangan sebagian pendapatannya," jelas Bahtiar.
Bangun dari Tidur Panjang
PASAR TURI BARU: Dilengkapi sejumlah fasilitas yang memanjakan para pengunjung. | Foto: Humas Pemkot Surabaya PASAR TURI BARU: Dilengkapi sejumlah fasilitas yang memanjakan para pengunjung. | Foto: Humas Pemkot Surabaya
Sekarang ini, Pasar Turi Baru seakan telah bertransformasi dari tidur panjangnya. Para pedagang lama Pasar Turi yang belasan tahun menempati Tempat Penampungan Sementara (TPS), secara bertahap mulai membuka dagangannya. Setidaknya ada 6.426 stan yang tersedia di sana.
Selain tersedia ribuan stan, Pasar Turi Baru juga dilengkapi sejumlah fasilitas yang memanjakan para pengunjung. Yakni, 42 eskalator, 6 lift orang dan 2 lift barang, serta didukung dengan 1.795 kapasitas parkir mobil dan 5.200 motor.
Ada pula 8 musala dan 1 masjid serta 134 hidran sebagai komponen untuk perlindungan apabila terjadi kebakaran. Di samping itu, Pasar Turi Baru juga dilengkapi dengan 9.800 smoke detector, 298 Air conditioner (AC) dan 64 toilet.
General Manager Pasar Turi Baru (PTB), Teddy Supriyadi mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Sebab, tanpa dukungannya, mustahil Pasar Turi Baru dapat beroperasi kembali. "Pemerintah kota sangat mendukung agar Pasar Turi segera beroperasi kembali. Seluruh dinas-dinas terkait membantu mendorong percepatan agar pasar turi dapat kembali beroperasi," kata Teddy.
Menurut dia, secara maraton jajaran Pemkot Surabaya bersama PT Gala Bumiperkasa, dan Kejari Surabaya selaku JPN dengan pendampingan dan supervisi dari KPK, juga melakukan rapat koordinasi hingga mengevaluasi seluruh persiapan demi beroperasinya gedung pasar turi."Tidak jarang, rapat juga dilakukan hingga larut malam dan bahkan juga dilakukan pada hari Minggu. Semua ini demi terwujudnya satu tujuan, yakni pembukaan kembali Pasar Turi," ungkap dia.
Bukan hanya itu saja, Teddy menyebutkan, Wali Kota Eri Cahyadi juga menginisasi pertemuan antara PT Gala Bumiperkasa dengan perwakilan para pedagang. Pertemuan yang dulu kala selalu deadlock dan tidak pernah mencapai sepakat, akhirnya bisa berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah, ditangan beliau (Eri Cahyadi) pedagang dan Gala Bumiperkasa dapat duduk bersama, menurunkan ego masing-masing demi kepentingan yang lebih besar agar Pasar Turi dapat beroperasi kembali," pungkasnya. adv
TIDUR PANJANG: Perjalanan 15 tahun Pasar Turi sejak terbakar pada 2007 hingga kini dibuka lagi. | Grafis: Humas Pemkot Surabaya TIDUR PANJANG: Perjalanan 15 tahun Pasar Turi sejak terbakar pada 2007 hingga kini dibuka lagi. | Grafis: Humas Pemkot Surabaya
» Baca berita terkait Pemkot Surabaya. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.