Diresmikan Emil Dardak, Asrama Terpadu Mahad Masada Dibiayai SBSN Rp 4 M

HABISKAN RP 4 M: Emil Dardak resmikan Gedung Ma'had Masada yang bertempat di MTsN 2 Ponorogo. | Foto: Barometerjatim.com/IST
PONOROGO, Barometerjatim.com Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak meresmikan Gedung Ma'had Masada yang bertempat di MTsN 2 Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Selasa (15/2/20321).
Gedung ini merupakan asrama terpadu yang dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2021 dengan dana sekitar Rp 4 miliar.
Ma'had Masada akan digunakan untuk pendidikan holistik yang digalakkan oleh MTsN 2 Ponorogo. Setiap minggunya akan ada 100 murid yang mondok dan mempelajari tahfidzul Qur'an, kitab kuning, serta murottal.
Emil menuturkan, pendekatan holistik yang ada memberikan character building. Di era disrupsi sekarang ini, hal tersebut penting untuk mencetak generasi tahan banting yang akrab dengan perubahan."Sistem seperti ini memberikan pengalaman berasrama yang sangat berharga untuk anak-anak. Pendekatan holistik seperti ini memberikan character building yang membentuk anak-anak untuk toleran, mandiri, juga membaur dengan mereka yang backgroundnya berbeda," ucapnya.
Karena itu, Emil sangat menghargai inovasi yang dilakukan MTsN 2 Ponorogo. Terlebih, kebanyakan orang tua sudah mulai banyak yang mempertimbangkan memasukkan anak-anaknya ke madrasah berbasis agama.
"Seperti yang kita lihat di sini, pembelajaran di madrasah hampir sama dengan pembelajaran di pondok pesantren. Bukan karena ingin menyaingi pondok, tapi kita semua memang harus berjalan berseiring untuk membangun karakter masyarakat agamis yang berpendidikan," tuturnya.
Selain inovasi kepondokan yang diterapkan di MTsN 2 Ponorogo, Emil juga memuji bagaimana madrasah ini menjalin kerja sama untuk implementasi kurikulum internasional seperti dengan Universitas Cambridge."Standar sekolah dan perguruan tinggi yang bonafid seperti ini tentu membawa dampak positif untuk kita. Tentu kita bukannya mengakui bahwa pendidikan sana lebih superior, tapi ini bentuk kerja sama untuk mendapatkan perspektif global yang lebih luas," jelasnya.
Menurut mantan Bupati Trenggalek itu, inovasi-inovasi seperti ini bisa menjadi salah satu solusi untuk permasalahan yang dihadapi anak-anak muda, mengingat 14 persen lulusan sarjana baik luar maupun dalam negeri masih menjadi pengangguran.
"Anak-anak muda hari ini banyak yang galau karena tidak tahu setelah lulus mau ke mana. Kalau mereka diberi bekal di ma'had dengan implementasi kurikulum seperti Cambridge, saya pikir ini akan membawa perubahan," ucapnya.
» Baca berita terkait Pendidikan. Baca juga tulisan terukur lainnya Epe Jayanegara.